Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dapoer Zam Zam

BERKAH MEMULIAKAN IBU, BISNIS RESTO JADI SUKSES

Kuliner | Thursday, 14 Apr 2022, 12:39 WIB

"Berbakti kepada ibu adalah kunci dikabulkannya do’a."

Sungguh beruntung bagi sahabat Retizen yang masih ada kesempatan mendampingi dan memuliakan ibunya di dunia. Karena semua itu tak ternilai dan akan Allah subhanahu wa ta’ala gantikan dengan kesuksesan dan keberkahan hidup kita pula.

Seperti kisah pria dibawah ini yang dulunya kuli bangunan, kini sukses menjadi owner resto steak halal di Jakarta dan Jawa Barat.

Tujuh Puluh tahun lalu atau persisnya tahun 1952, lahirlah seorang bayi lelaki di Cirebon. Ia bertumbuh menjadi seorang anak yang berkarakter ramah dan sigap.

Namun kebahagiaan ini tidak berlangsung lama, karena sewaktu kelas 5 SD ayahnya sakit keras kemudian meninggal. Ia pun terpaksa putus sekolah untuk membantu ibu dan 5 saudaranya.

Demi mengejar peningkatkan penghasilan, di usia 13 tahun ia meminta restu kepada sang Ibu agar diizinkan merantau ke Jakarta. Tekadnya sudah bulat, ingin berjibaku sekuat tenaganya.

Maka dimulailah pengembaraannya membanting tulang dengan menjadi kuli dan buruh bangunan di ibu kota Jakarta. Setiap tetes keringat yang mengalir dari tubuhnya, diniatkan semata-mata hanya untuk membahagiakan ibunda dan saudara-saudaranya di Cirebon.

Tak ada waktu baginya untuk mengasihani diri ataupun bermalas-malasan. Tak terpikirkan pula untuk bisa hidup sukses di masa depannya. Baginya, setiap hari yang dilalui dengan tubuh yang sehat adalah anugerah Allah SWT. Titik.

Empat tahun berlalu...

Hingga pada suatu hari, kabar gembira itu datang. Hatinya membuncah haru tak terhingga. Sungguh Allah maha baik. Ia mendapat pekerjaan sebagai crew ‘Pencuci Piring’ di sebuah resto di daerah Kemang, Jakarta Selatan.

Dengan tekun dan ikhlas, pekerjaan ini dijalaninya hingga dipercaya menjadi staf bagian goreng-menggoreng. Ilmunya terus meningkat dibagian dapur resto ini.

Berbekal pengalaman di bidang dapur, kemudian ia berpindah mencari pengalaman di berbagai resto dan hotel berbintang, antara lain; Hotel Sahid, Hotel Kemang dan Resto Ponderosa Steak House.

Jalan keberuntungannya makin menanjak, pria sederhana ini menerima tantangan untuk bekerja di lepas pantai pengeboran minyak sekitaran pulau Natuna.

Di sinilah ia bertemu dengan Chef asal Texas, Amerika Serikat.

Chef ini didatangkan khusus bertugas memasak untuk para staf expat asing. Darinya ia belajar ilmu tentang mengolah hingga menyajikan makanan barat seperti burger dan steak.

Setelah empat tahun kontrak kerja di lepas pantai habis, qodarullah ia belum mendapat panggilan kerja lagi.

Tiga bulan lamanya vakum kerjaan alias jobless.

Masa tiga bulan ini rupanya membuatnya merenung untuk tidak bergantung kepada perusahaan pemberi kerja.

Ia memutuskan untuk memberanikan diri untuk berdagang sendiri.

Tepat di tahun 1992, dengan modal tiga juta rupiah, bersama istri tercinta membuka steak dengan konsep warung kaki lima, tapi rasa bintang lima.

Pasangan ini bahu-membahu mengerjakan semuanya sendiri dari mulai mengipas arang, melayani tamu hingga menjadi kasir.

Sempat digusur-gusur dan berpindah lokasi, hingga akhirnya bisa menyewa sebuah tempat kecil di gang Langgar Kemang.

Hanya dalam tempo tiga bulan, usahanya ini mulai laris dan banyak didatangi penikmat steak.

Hal ini karena faktor keunikan citra makan steak yang pada waktu itu mahal dan hanya bisa dinikmati di hotel dan resto mewah, tetapi akhirnya bisa dinikmati dengan harga yang murah di warung steak milik pria ini.

Dua tahun kemudian, tepatnya di tahun 1994, dengan modal hasil tabungan dagang, ia pindah menyewa sebuah rumah kecil di pinggir jalan Cipete, masih di Jakarta Selatan juga.

Di rumah ini, Admin Dapoer Zam Zam sempat menjadi saksi sejarah karena pernah datang dan mencicipi steak yang kondang sejagat (pada tahun tersebut).

Dan ternyata benar, rasanya alhamdulillah mantab, mewah dan memiliki aroma steak yang khas. Harganya juga pada waktu itu sangat 'revolusioner-lah' untuk sepiring steak yang rasanya seperti makan di resto mahal. Perbedaannya hanya, kalau di resto mewah, suasananya sejuk dingin.

Tapi kalau di warung steak ini, kita makan agak berkeringat, dan baju bau asap :)

Kini, sahabat Dapoer Zam Zam tidak perlu lagi berkeringat menikmati sajian steak-nya yang khas itu.

Karena berkat doa ibu, istri & anak serta ikhtiarnya yang tak kenal lelah, warung yang dulunya dari tenda, telah maju menjadi resto yang apik, sejuk dan modern. Sudah mendapat sertifikat Halal MUI pula, serta memiliki 300 karyawan yang tersebar di 26 cabang lokasi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Bandung.

Ia adalah Haji Abu Bakar.

Resto steaknya diberi nama dari singkatan namanya sendiri..."ABUBA Steak."

Maret, 2022. Dapoer Zam Zam

“Di telapak kaki Ibu syurga itu berada”

----------------------------------------

Referensi data diolah dari:

Bisnis.com

Kompas.com

Kontan.co.id

Harga.web.id

Abuba steak

Sertifikat Halal MUI telah didapat oleh Abuba Steak
Interiior Abuba Steak di Tebet Jakarta
Packaging bungkus Abuba Steak

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image