Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image rismatul amaliyah

Model Pembelajaran Berbasis Kearifan Lokal untuk IPA di SD

Eduaksi | Sunday, 18 Apr 2021, 23:07 WIB

 

Salah satu hal yang penting dalam proses pembelajaran adalah keahlian seorang guru dalam mengelola proses belajar mengajar menjadi lebih menarik, hal ini diperlukan demi meningkatkan motivasi belajar siswa. Model pembelajaran yang digunakan guru pun hendaknya mampu memberi pemahaman siswa tentang materi yang akan dibawa. Di era Globalisasi saat ini kemajuan jaman juga semakin cangggih bangkab penggunaan media yang menunjuang proses belajar mengajar pun semakin maju, tatkala hal ini menjadikan siswa kehilangan nilai-nilai budayanya yang seharusnya dijiwai dan dilestarikan.Model Pembelajaran merupakan suatu teknik pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajarkan suatu pokok bahasan ( materi) tertentu dan dalam pemilihan suatu model harus disesuaikan terlebih dahulu dengan materi pelajaran. Tingkat perkembangan kognitif siswa dan sarana atau fasilitas yang tersedia sesuai dengan tujuan pembelajaran sehingga model pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai.Model pembelajaran digunakan untuk dapat membantu memperjelas prosedur, hubungan serta keadaan keseluruhan dari apa yang didesain. Secara umumnya, model pembelajaran adalah cara atau teknik penyajian sistematis yang digunakan oleh guru dalam mengorganisasikan pengalaman proses pembelajaran agar tercapai tujuan dari sebuah pembelajaran. Untuk dapat menanamkan nilai-nilai budaya yang ada pada diri siswa guru dapat menerapkan model pembelajaran berbasis kearifan lokal.

Model Pembelajaranberbasiskearifan lokaladalahpendidikanyang mengajarkan peserta didik untuk selalu lekat dengan situasi konkret yang mereka hadapi. Kearifan lokal adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman dan wawasan serta adat kebiasaan atau etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas ekologis. Lokal yang dimaksud dalam pembelajaran adalah dimaksudkan sebagai lingkungan tempat peserta didik berdomisili, hidup, dan dibesarkan pada suatu kelompok masyarakat adat tertentu yang memiliki suatu sistem nilai budaya dan kearifan tradisional. Sedangkan Model pembelajaran IPA berbasis kearifan lokal adalah salah satu model pembelajaran IPA yang berorientasi pada integrasi nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) suatu masyarakat ke dalam materi pembelajaran IPA.Melalui pembelajaran IPA, peserta didik sejak dini telah dikondisikan dan difasilitasi pengembangan nilai-nilai budaya lokalnya dan proses pembelajarannya.

Berdasarkan hasil wawancara kepada seorang guru di sekolah A, model pembelajaran berbasis keraifan lokal sudah diterapkan di sekolah tersebut karena kerifan lokal berkaitan erat dengan pembelajaran IPA. Ketika di terapkannya model pembelajaran berbasis kerifan lokal siswa lebih paham, antusias, bahagia, dan semangat pada saat belajar karena pembelajarannya dengan melakukan prakik langsung jadi siswa tidah bosan. Model pembelajaran IPA berbasis kearifan lokal dirasa tepat dalam meng-cover kebutuhan peserta didik. Dengan mengintegrasikan pembelajaran IPA dan kearifan lokal, siswa secara tidak langsung dilatih untuk lebih peka terhadap lingkungannya. Pembelajaran IPA berbasis kearifan lokal ini juga mampu menanamkan konsep kepada siswa untuk menjaga kebhinekaan dan potensi kearifan lokal agar tidak tergerus oleh arus globalisasi sekaligus membantu siswa menghadapi tantangan yang semakin berkembang. Hal ini penting mengingat untuk mencintai NKRI siswa terlebih dahulu diajari mencintai budaya kearifan lokal daerahnya.Untuk itu penting rasanya bagi kita untuk tetap melestrasikan nilai-nilai budaya lokal dengan caramengintegrasikanya kedalam model-model pembalajaran yang bisa diterapkan oleh guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Penulis : Rismatul Amaliyah (PGSD - Universitas Muhammadiyah Purworejo)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image