KREATIVITAS GURU DALAM MENGEMBANGKAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL
Eduaksi | 2021-04-17 12:26:16Proses pembelajaran tidak terlepas dari pelaku pembelajaran. Guru dan siswa merupakan subjek dari proses tersebut. Penyampaian ilmu dari guru kepada siswa merupakan inti dari proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan sukses dan berhasil apabila terdapat perubahan kemampuan siswa antara sebelum dan sesudah berlangsungnya pembelajaran. Proses penyampaian ilmu sama halnya dengan proses komunikasi dari pemberi kepada penerima informasi. Dalam menyampaikan sebuah informasi dibutuhkan media atau perantara. Begitu pun saat pembelajaran berlangsung, guru memerlukan media untuk dapat menyampaikan materi dan secara mudah dapat dipahami oleh siswa. Adanya pandemi tidak menghambat guru untuk terus menciptakan media pembelajaran. Bahkan pembelajaran daring menuntut guru untuk lebih kreatif memanfaatkan teknologi yang ada untuk membuat media pembelajaran yang dapat dengan mudah diakses oleh siswa. Salah satu media tersebut adalah media dalam bentuk video.
SD Muhammadiyah Kutoarjo adalah Sekolah Dasar favorit yang ada di Kabupaten Purworejo di mana sistem pendidikan yang islami di bawah naungan Muhammadiyah namun tetap dengan visi dan misi pendidikan yang kuat. Salah satu misi yang beriringan dengan perkembangan teknologi saat ini adalah menerapkan pembelajaran berbasis tekhnologi informasi menuju sekolah unggul. Untuk menunjukkan dan mencapai misi tersebut SD Muhammadiyah Kutoarjo memiliki akun Youtube dengan nama channel SD Muhammadiyah Kutoarjo. Channel ini dipergunakan untuk mengenalkan profil sekolah, mengeksplorasi pencapaian prestasi siswa dan yang paling utama adalah sebagai media pembelajaran bagi siswa. Pembuatan video dibuat secara langsung oleh guru-guru yang mengajar di sekolah ini.
Menurut salah satu guru SD Muhammadiyah Kutoarjo, penggunaan media sangat penting dalam proses pembelajaran. Berbagai macam bentuk media pembelajaran dapat menjadi daya tarik bagi siswa sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan tentunya mempermudah penangkapan materi. Media pembelajaran berbasis kearifan lokal dapat mendukung proses pembelajaran yang bertujuan selain mempermudah pengkapan materi, juga dapat memperkenalkan budaya daerah/lokal sehingga ketika dewasa anak sudah paham dengan budaya yang ada di daerahnya masing-masing hingga budaya di Indonesia secara luas. Contoh penggunaan media pembelajaran berbasis kearifan lokal dari segi bahasa adalah pada pelajaran Bahasa Jawa. Karena tinggal di Jawa Tengah, guru sudah mengenalkan bahasa krama dan lagu-lagu/tembang dolanan dari sisi pembelajaran bahasa. Video sebagai media pembelajaran dapat membantu belajar anak pada masa pandemi yang mengharuskan pembelajaran dilakukan dari jarak jauh atau yang dikenal dengan PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Prestasi belajar siswa setelah menggunakan media pembelajaran berbasis kearifan lokal terbilang baik. Anak-anak yang mula-mula tidak tahu bahasa jawa krama, dan seperti apa tembang dolanan karena dalam sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia, sedikit-sedikit mereka menjadi tahu ketika berbicara dengan orang tua harus memakai bahasa krama. Selain itu, biasanya mereka menyanyi dengan lagu-lagu berbahasa Indonesia yang sekarang sedang popular, tetapi belum waktunya mereka tahu, sekarang menjadi bertambah tahu ternyata ada lagu-lagu jawa yang bagus dan menarik.
Kedepannya, perlu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan terus berinovasi dalam menciptakan media pembelajaran berkaitan dengan kearifan lokal. Guru harus bisa mengembangkan budaya daerah sesuai dengan kondisi saat ini tanpa menghilangkan dasar budaya itu sendiri. Harapannya dengan menggunakan media pembelajaran kearifan lokal, siswa lebih termotivasi untuk belajar sambil mengenal budaya daerahnya sendiri.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.