Pada Pemburu Belut
Sastra | Saturday, 09 Apr 2022, 06:37 WIBPada Pemburu Belut
Seperti malam-malam yang lewat
di atas roda duamu
Kau ajak aku
untuk membaca
tanpa aksara
tanpa tanda baca
tanpa sampul berjudul
yang biasa kau bawa
sejak engkau mengenalku
Lihatlah
Bacalah dengan mata batinmu
Biar nanti kautuangkan
Biar nanti kaulukiskan
Katamu sambil kau arahkan aku
Pada seorang paruh baya
dengan tangan bersinar cahaya
dari senter kecil sebagai upaya
menarik mangsa
Pada wajah pribumi itu
Kutemukan bias-bias pilu
Teguh menatap joran yang tak jua bergoyang
Sesekali bau kretek menyeruak
Bersatu dengan aroma nasi goreng
tak jauh dari joran yang terpasang
Di antara selokan kompleks perumahan
Pada wajah pribumi itu
Serudup kopi susu, penghangat malam.
Ia berharap pada belut
agar makan ada lauk
Istri di rumah tak lagi cemberut
Sebab harga pangan carut marut.
Hendarsih
Jatiranggon, 31Maret 2021
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.