Ramadan dan Hakikat Perburuan
Eduaksi | 2022-04-07 00:42:58Mungkin Ramadan menyimpan ratapan segala ratap dari desauan hati perantau pada zaman kita yang di pengakhiran.
Atau ianya menyimpan cahaya dan meredam segela dendam kita tentang peradaban materialistik dalam kesombongan manusia modern.
Kita hanya isyarat debu dari kelemahan kita memaknai setiap peristiwa.
Langit ramadan telah mengintip dan perlahan membukakan tangga tangga pencapaian sprituil dalam bingkai kesalihan yang memijak bumi.
Inilah perburuan seribu bulan yang pernah diinginkan Musa pada Rabbnya, namun telah menjadi milik kita guna mengisi ruang jiwa yang kosong dari kemurnian penghambaan.
Sungguh, kita berada dalam celah celah zaman yang dihimpit kejaran bendawi, percaturan kekuasaan, berhala ekonomi dan kepentingan nisbi tentang manusia yang bebas.
Dari langit dan ufuk ramadan kita ingin merasakan hidangannya yang menyuplai kesangsian dan mensucikan lagi jejak jejak jiwa
Langit ramadan seperti mengangkat lelah kita tentang hari kemarin, tentang pencarian badani yang memiskinkan nurani, dan menyusun ulang jalan kembali yang bening dan indah,yang ‘radiyah-mardiyah’ :
Itulah hakikat perburuan dan pencarian dalam jeda hidup kita yang singkat.
Disini, di tempat ini, sempat kita anggap sebagai puncak kemuliaan dan batas kemegahan.
===
Pernah tayang di portalsatu. April. 2021
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.