Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dr. WAODE NURMUHAEMIN.

Bangsa yang Lalai dengan Sikap Abai

Eduaksi | Sunday, 27 Mar 2022, 10:23 WIB
Sumber: Detik sultra

Yang bisa selalu membuat manusia tersadar akan kelemahannya adalah bencana. Manusia menjadi lemah dan rapuh ketika berhadapan dengan sesuatu yang diluar kuasanya. Sudah dua hari Kendari diguncang gempa, skala kecil. Intensitasnya hingga tadi malam mencapai 10 kali. Yang paling terasa pada pukul 21.10 WITA malam. Meskipun hanya 5.3 skala ricther efeknya sudah luar biasa. Sebagian rumah retak, terutama rumah-rumah BTN yang mutunya rendah. Ada retakan disanai sini setelah saya perhatikan. Semua sontak berhamburan keluar, beberapa terlihat lemas dan gemetaran, semua istigfar semua menyebut nama Allah.

Tiba-tiba saja banyak yang sholat taubah. Mengakui dosa-dosa. Hingga subuh banyak yang tidak bisa memejamkan mata, maklum saja trauma tsunami Aceh dan kedekatan geografi dengan Palu masih menghantui sebagian besar masyarakat.

Sebagai negara yang punya banyak stok bencana alam karena kondisi geografis, sudah sepatutnya Indonesia meniru Jepang. Indonesia yang kaya akan gunung berapi dan duduk dilempeng gempa sudah harus familiar dengan prosedur kebencanaan, bukanya panik tidak jelas ketika bencana menerpa. Sedari kecil, siswa-siswa di Jepang sudah diajarkan untuk menyelamatkan diri disituasi apapun dan kapanpun ketika bencana terjadi. Indonesia tidak siap. Orang dewasa, pemerintah, semua panik tidak jelas. Pemerintah hanya bisa mengeluarkan himbaun yang disambut panik oleh masyarakat. Bertindak ketika bencana terjadi memang bagus, namun mengantisipasi dengan segala persiapan akan lebih menenangkan. Misalnya kalau sampai dilevel ini, harus kemana, lewat jalur mana dll. Bangsa ini selalu saja menunggu keadaan gawat darurat baru ribut dan mengeluarkan teori-teori yang harusnya dilakukan sebelum bencana. Namun, melupakan dengan cepat ketika bencana tidak terjadi. Kesadaran kolektif muncul hanya ketika efek bencana meluas, mengerikan dan mengguncang sisi-sisi kemanusian, meruntuhkan banyak airmata ketika korban jiwa berjatuhan. Bangsa yang lalai dengan sikap abai

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image