150 Mahasiswa PGMI UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Ikuti Pelatihan TikTok
Eduaksi | 2022-03-24 14:59:22TikTok menjadi aplikasi editing video yang digemari anak muda.
Kemudahan dan kecanggihannya mampu menghipnotis siapa saja, termasuk kalangan mahasiswa dan remaja pada umumnya untuk sekedar meraih fyp atau for your page.
Keseruan aplikasi TikTok membuat tim PGMI UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi menyelenggarakan pelatihan membuat video pembelajaran untuk 150 mahasiswa calon guru tersebut dengan memanfaatkan aplikasi TikTok melalui Zoom.
“Salah satu program tersebut adalah TikTok untuk pembelajaran. Program ini mendorong mahasiswa agar memanfaatkan TikTok sebagai aplikasi populer dalam membuat video singkat,” ujar Ikhtiati, kepala prodi PGMI UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Kamis, (24/3).
Ikhtiati menambahkan narasumber yang dihadirkan adalah Nurfaidah yang juga guru mitra Program PINTAR Tanoto Foundation dari LPTK Universitas Jambi.
“Kebetulan kan guru mitra Program PINTAR Tanoto Foundation telah dilatih membuat video populer TikTok, salah satunya bu Nurfaidah, jadi kita undang sebagai narasumber untuk memberikan inspirasi bagi mahasiswa,” katanya.
Amirul Mukminin Al Anwary, dosen PGMI UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi mengatakan kreativitas dan inovasi perlu terus dibangun oleh siapa saja, termasuk memperkenalkan aplikasi TikTok kepada mahasiswa.
“Aplikasi TikTok hanya sarananya saja, kemudian setelah dibuat, nantinya diunduh dalam bentuk video, tidak langsung membuka aplikasi TikToknya pada saat mengajar nanti,” kata Amir.
Ia menambahkan bahwa ada banyak sekali yang yang bisa dibagikan di TikTok. Termasuk membuat media pembelajaran menarik bagi siswa SD/MI.
Menjadi Media Pembelajaran
Narasumber pelatihan tersebut, Nurfaidah mengatakan harapan kedepan calon guru dapat memanfaatkan aplikasi seperti tiktok sebagai media pembelajaran sehingga memudahkan mereka dalam membuat materi menarik.
Seperti quotesnya Meladee McCarty, salah satu tokoh pendidikan dan pembicara di bidang pendidikan khusus dan pendidikan inklusi Sacramento yaitu "Siswa yang dipersenjatai dengan informasi akan senantiasa memenangkan pertempuran”.
Tentu saja sebagai guru tidak bisa berdiam diri menyajikan senjata-senjata yang itu saja dalam pembelajaran seiring perkembangan zaman dan teknologi.
“Dengan adanya aplikasi yang booming saat ini, tentu saja kita bisa memanfaatkannya. Salah satunya adalah TikTok,” ujar Nurfaidah.
Nurfaidah menambahkan mindset kebanyakan orang terlebih anak-anak adalah "larangan adalah perintah", dari sinilah kenapa tidak kita manfaatkan saja suatu hal yang dianggap negatif menjadi hal-hal positif dan bermanfaat.
Mahasiswa PGMI UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Hambali mengatakan, TikTok merupakan salah satu aplikasi populer di kalangan masyarakat.
“Tiktok bukan hanya yang negatif saja, tetapi bisa menjadi aplikasi positif jika kita memanfaatkannya dengan baik seperti membuat video pembelajaran,” ujar Hambali.
Hambali mengaku senang dengan pelatihan tersebut, dan berharap kepada calon guru harus lebih aktif dan lebih lagi dalam belajar teknologi.
“Salah satunya melalui TikTok agar bisa membuat media pembelajaran yang menarik,” pungkasnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.