Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sinta Desiana

Kisah dan Tauladan Shafiyah binti Huyay Radhiyallahu ‘Anha

Agama | Wednesday, 16 Mar 2022, 18:06 WIB
Sumber Gambar: Gambar Kartun Hijab

Siapakah Shafiyah binti Huyay Radhiyallahu ‘Anha itu ? Tentunya, nama ini sudah tidak asing lagi di telinga kita bukan ? Shafiyah binti Huyay Radhiyallahu ‘Anha adalah satu-satunya istri Nabi Muhammad Shallallahu A’alaihi Wasallam yang berasal dari keturunan Yahudi dari Bani Nadhir. Silsilahnya bersambung ke Lewi bin Ya'qub dan Nadhir bin Naham bin Yanhum dari keturunan Nabi Harun A’laihi Salam, saudara Nabi Musa Alaihi Salam. Dan ibunya yaitu bernama Barrah binti Samaual dari Bani Quraizhah.

Shafiyyah binti Huyay Radhiyallahu ‘Anha dilahirkan di kota Madinah, sebelas tahun sebelum hijrah, atau dua tahun setelah masa kenabian Nabi Muhammad Shallallahu A’laihi Wasallam. Shafiyah binti Huyay Radhiyallahu ‘Anha adalah seorang wanita tawanan yang bertakwa, bersih, suci dan memiliki wajah yang sangat cantik. Menjadi seorang tawanan perang bukanlah hambatan bagi dirinya untuk menjadi pribadi yang salehah. Atas kesalehan dan kepribadiannya, ia pun masuk Islam, dimerdekakan, lalu dinikahi oleh Nabi Muhammad Shallallahu A’laihi Wasallam. Ia adalah Ummul Mukminin yang mulia, cerdas, berbudi luhur, berasal dari keturunan terhormat dan mulia. Selain itu, ia juga perempuan yang bijaksana, sabar dan memiliki agama yang kuat.

Sangat menakjubkan bukan ? Siapa yang tidak takjub dengan kepribadiannya yang seperti Ummul Mu’minin Shafiyah binti Huyay Radhiyallahu ‘Anha. Akan tetapi, apakah masih ada wanita sepertinya di zaman kita yang sekarang ini ? Mari kita simak satu persatu dari kepribadiannya yang patut kita contoh dan kita amalkan :

1. Takwa

Apa itu takwa ? Takwa adalah seseorang beramal ketaatan pada Allah atas petunjuk dari Allah karena mengharapkan rahmat-Nya dan ia meninggalkan maksiat karena petunjuk dari Allah karena takut akan siksa-Nya. Seseorang tidak akan dikatakan mendekatkan diri kepada Allah selain dengan menjalankan kewajiban yang Allah tetapkan dan menunaikan hal-hal yang disunnahkan. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :

وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

“Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib yang Aku cintai. Dan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan sunnah hingga Aku mencintainya”. Ini adalah hadits shahih yang disebut dengan hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.” (Al Majmu’ Al Fatawa, 10: 433)

Shafiyah binti Huyay Radhiyallahu ‘Anha adalah perempuan yang sangat bertakwa. Berarti jika seseorang tidak menjalankan perintah Allah, terus melakukan maksiat dan enggan bertaubat, maka ia tidak masuk kriteria orang yang bertakwa.

Lalu bagaimana di zaman kita yang sekarang ? Banyak kita temui di zaman kita sekarang berbagai macam kemaksiatan yang bahkan secara terang-terangan kita saksikan, seolah-olah mereka tidak merasa malu melakukannya. Seakan-akan kemaksiatan menjadi hal biasa di zaman ini. Akan tetapi bukan berarti tidak ada satu orangpun yang bertakwa, namun itulah yang kita lihat kebanyakan di zaman sekarang ini, padahal Allah sendiri yang memerintahkan kepada hambanya untuk bertakwa kepadanya.

2. Menjaga kehormatan

Teladan yang bisa kita ambil dari Shafiyah binti Huyay Radhiyallahu ‘Anha yaitu menjaga kehormatan kita sebagai wanita. Islam begitu sangat memuliakan seorang wanita layaknya mutiara yang harus benar-benar dijaga. Islam juga memberikan aturan ketat kepada seorang wanita. Aturan itu dibuat bukan untuk mengekang kebebasan wanita. Akan tetapi, untuk menjaga kemuliaan seorang wanita itu sendiri. Aturan itu diantaranya perintah menutup aurat, menjaga kehormatan dihadapan laki-laki yang bukan mahramnya dengan cara tidak ikut bercampur dengan mereka, banyak tinggal dirumah, dan menjaga pandangan.

Bagaimana dengan wanita-wanita yang ada dizaman kita saat ini ? banyak kita dapati perempuan yang tidak menutup auratnya, perempuan yang bercampur baur dengan laki-laki ( ikhtilat ), perempuan yang berkeluyuran diluar sana dsb. Berbeda dengan perempuan-perempuan di zaman shahabiyah, yang begitu menjaga kehormatan dirinya. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam memerintahkan kita untuk menjaga kehormatan kita sebagai perempuan. Bahkan beliau menjanjikannya surga baginya. Sebagaimana dalam hadits nya :

إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا، وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا؛ قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

“Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (Hadits Riwayat. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany).

3. Bijaksana

Bijaksana adalah salah satu sikap yang juga dimiliki Shafiyah binti Huyay Radhiyallahu ‘Anha yang patut untuk kita contoh. Sikap yang selalu bertindak berdasarkan akal sehat dan logis sehingga dapat bersikap tepat dalam menghadapi setiap keadaan dan peristiwa. dimana seseorang itu dapat menyesuaikan atau menempatkan diri dan segala sesuatunya terhadap keadaan yang sedang terjadi. Biasanya, orang yang bijaksana dapat mengambil suatu keputusan dengan adil, baik untuk dirinya sendiri maupun terhadap orang lain.

Bijaksana memang bukan suatu bentuk kepandaian. Namun, kepandaian seseorang dapat membantu dalam bersikap bijaksana. Orang yang cerdas seringkali dianggap bijaksana karena kemampuannya dalam mengambil keputusan yang tepat dengan kepala dingin dan sesuai dengan keadaaan.

4. Sabar

Shafiyah binti Huyay Radhiyallahu ‘Anha juga memiliki sifat yang sabar. Sifat yang harus kita terapkan dikehidupan kita. Sabar itu berarti menahan diri pada sesuatu dari sesuatu. Baik Sabar dalam ketaatan kepada Allah sampai dilaksanakan, Sabar dari maksiat sampai dijauhi, dan Sabar dalam menghadapi takdir Allah yang terasa sakit. Allah Subhanahu Wataala berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (Qur’an Surah. Ali Imron [3] : 200).

5. Memiliki agama yang kuat

Shafiyah binti Huyay Radhiyallahu ‘Anha juga memiliki agama yang kuat. Memperkuat agama adalah yang paling penting, terutama dalam aqidah. Tanpa aqidah yang lurus dan aqidah yang kuat kita tidak bisa berpegang teguh dengannya. Setiap Muslim harus berpegang teguh kepada aqidah. Aqidah yang sesuai dengan pemahan Salafus Shaleh. Sebab, aqidah merupakan pondasi dan dasar dalam agama dan dasar dari segala amal yang akan dilakukan.

Aqidah yang benar merupakan landasan tegaknya agama dan kunci diterimanya suatu amalan seseorang. Hal ini sebagaimana ditetapkan oleh Allah Subhanahu Wata’ala di dalam firman-Nya:

وَلَقَدْ اُوْحِيَ اِلَيْكَ وَاِلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكَۚ لَىِٕنْ اَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

“ Sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu: Sungguh, apabila kamu berbuat syirik pasti akan terhapus seluruh amalmu dan kamu benar-benar akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (Qur’an Surah. Az Zumar: 65)

Ayat-ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa amalan tidak akan diterima apabila tercampuri dengan kesyirikan. Oleh karena itulah para Rasul sangat memperhatikan dalam perbaikan aqidahnya sebagai prioritas pertama dakwah mereka. Inilah dakwah pertama yang diserukan oleh para Rasul kepada kaum mereka; menyembah kepada Allah saja dan meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya.

Namun bagaimana di zaman kita yang sekarang ? banyak dari kita yang tidak memperhatikan aqidahnya sendiri. Bahkan masih banyak kita dapati orang-orang yang masih mempercayai tradisi nenek moyang. Dari sini kita juga bisa lihat bahwa sangat penting bagi kita untuk menuntut ilmu agama. Karena salah satu penyebabnya yaitu sedikit nya ilmu agama yang mereka miliki atau bahkan mereka tidak mempelajari ilmu agama. Jadi, bukan hanya fokus pada ilmu dunia saja tapi ilmu akhirat pun wajib kita pelajari bahkan kita amalkan. Karena seseorang tidak akan bisa menjadi shalihah tanpa dibekali ilmu agama.

Itulah teladan yang bisa kita ambil dari Ummul Mu’minin Shafiyah binti Huyay Radhiyallahu ‘Anha.

Pada dasarnya, Ilmu merupakan peran penting dalam hidup kita. Dalam melakukan sesuatu harus di dasari dengan ilmu, dalam dakwah pun kita membutuhkan ilmu, tidak semena-mena mengerjakan dan mengamalkan. Tetapi, bukan hanya ilmu, adabpun menjadi peran penting sebelumnya. Para sahabat mempelajari adab sebelum ilmu 40 tahun lamanya. Maka dari itu ketika kita memiliki ilmu harus kita sertai dengan adab yang baik dan niat karena Allah dalam segala apa yang kita kerjakan.

Mari kita terapkan tauladan Ummul Mu’minin shafiyah binti huyay Radhiyallahu ‘Anha dalam kehidupan kita. Walaupun membutuhkan proses yang panjang setidaknya kita berusaha untuk menjadi wanita shalihah sepertinya.

Referensi :

https://muslim.or.id/9275-bebas-memilih-pintu-surga.html, diakses pada 03 Maret 2022 Pukul 18:27 WIB

https://muslim.okezone.com, diakses pada 01 Maret 2022 Pukul 16:42 WIB

https://rumaysho.com/2851-apa-itu-takwa.html, diakses pada 02 Maret 2022 Pukul 17:12 WIB

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/arti-bijaksana.html, diakses pada 01 Maret 2022 Pukul 16:15 WIB

https://muslim.or.id/459-tauhid-akidah-dalam-kehidupan-insan.html, diakses pada 04 Maret 2022 Pukul 08:31 WIB

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image