Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Arief Nurharyadi

Titik TUHAN

Gaya Hidup | Sunday, 13 Mar 2022, 10:35 WIB

*Apa itu Titik Tuhan ?*

Sekelompok ilmuan pakar syaraf dari Universitas California San Diego, yang diketuai oleh Dr Ramachandran pada tahun 1997 melakukan sebuah peneilitian yang disebut God Spot/Titik Tuhan atau God Module. God Spot adalah salah satu titik di dalam otak manusia yang berhubungan dengan Tuhannya. Dengan kata lain, terdapat syaraf kecil di dalam otak manusia yang dapat merespon dari aspek agama dan Ketuhanan.

Dikatakan pula bahwa syaraf tersebut akan menjadi lebih utuh apabila dirangsang untuk mengingat Tuhan. Menurut ahli syaraf, syaraf ini sangat unik karena tidak teraliri darah sepanjang hari namun tidak mati. Syaraf ini hanya butuh darah dua sampai empat detik saja sebanyak lima kali sehari. Syaraf ini seperti chip atau module yang ditanam Tuhan dalam otak manusia untuk mendeteksi dengan hal-hal yang berhubungan dengan spiritual dan ilmu yang datangnya langsung dari sang pencipta dan sebaliknya Apabila syaraf ini tidak aktif maka akan sulit bagi orang-orang untuk menerima moral atau etika apalagi spriritual. Maka jika seseorang melangkahkan kaki ke masjid dan ada perasaan menghambakan diri, serta perasaan ingin menjunjung Tuhannya mengisi hati mereka, maka ilmuan tersebut mengatakan bahwa itulah salah satu tindakan God Spot atau pusat spiritual yang terkandung dalam otak manusia yang mengarahkan mereka berbuat demikian.

Para ilmuan mengatakan bahwa Tuhan meletakkan syaraf God Spot di dalam otak manusia, karena hal itu merupakan piilihan-Nya sebagai salah satu cara agar terhubung dengan hamba-Nya. Dengan kata lain, adanya titik Tuhan dalam otak manusia, membuat manusia bisa berhubungan langsung dengan Tuhannya. Dan Manusia sebagai hamba, dapat mengembangkan lagi syaraf ini, jika mengenal dan memahami sang penciptanya.

Otak Anda terdiri dari milyaran sel otak yang disebut neuron. Setiap neuron saling berkomunikasi dengan memancarkan gelombang listrik. Gelombang listrik yang dikeluarkan oleh neuron dalam otak inilah yang disebut "gelombang otak" atau brainwave. Jadi yang disebut gelombang otak adalah "arus listrik" yang dikeluarkan oleh otak. Apabila otak tidak lagi mengeluarkan gelombang otak, maka kita tahu bahwa otak tersebut sudah mati.

Gelombang otak bisa diukur dengan peralatan Electroencephalograph (EEG). Diketahui bahwa frekuensi gelombang otak yang dihasilkan oleh neuron bervariasi antara 0-30 Hz dan digolongkan menjadi gelombang delta, theta, alpha dan beta. Setiap gelombang punya karakteristik yang berbeda-beda serta menandakan kondisi mental seseorang.

Berikut ini 4 jenis gelombang otak yang umumnya ada pada setiap manusia :

*1. Gelombang Alpha* : Kreativitas, Relaksasi, Visualisasi Gelombang otak Alpha (8-13 Hz) sangat kontras dibandingkan dengan kondisi Beta. Kondisi relaks mendorong aliran energi kreativitas dan perasaan segar, sehat. Kondisi gelombang otak Alpha ideal untuk perenungan, memecahkan masalah, dan visualisasi, bertindak sebagai gerbang kreativitas kita.

*2. Gelombang Beta* : Waspada, Konsentrasi. Kondisi gelombang otak Beta (13-30 Hz) menjaga pikiran kita tetap tajam dan terfokus. Dalam kondisi Beta, otak Anda akan mudah melakukan analisis dan penyusunan informasi, membuat koneksi, dan menghasilkan solusi serta ide baru. Beta sangat bermanfaat untuk produktivitas kerja, belajar untuk ujian, persiapan presentasi, atau aktivitas lain yang membutuhkan konsentrasi dan kewaspadaan tinggi.

*3. Gelombang Theta* : Spiritual, Religius, Relaksasi mendalam, Meditasi, Peningkatan Memori Lebih lambat dari Beta, kondisi gelombang otak Theta (4-8 Hz) muncul saat kita bermimpi pada tidur ringan. Tanda-tandanya napas mulai melambat dan dalam. Selain orang yang sedang diambang tidur, beberapa orang juga menghasilkan Gelombang Otak (Brainwave) ini saat trance, hypnosis, meditasi dalam, berdoa, menjalani ritual agama dengan khusyu. Orang yang mampu mengalirkan energi chi, prana atau tenaga dalam, juga atau juga sering dinamakan sebagai mengalami mimpi secara sadar. Frekuensi Theta ini dihubungkan dengan pelepasan stress dan pengingatan kembali memori yang telah lama. Kondisi “senjakala” (twilight) dapat digunakan untuk menuju meditasi yang lebih dalam, menghasilkan peningkatan kesehatan secara keseluruhan, kebutuhan kurang tidur, meningkatkan kreativitas dan pembelajaran.

Perasaan dekat dengan Tuhan pun akan terjadi apabila kita dapat memasuki fase gelombang theta. Anda mungkin pernah mengalaminya saat Anda sedang Sholat, berdoa, meditasi, melakukan aktifitas agama lainnya. Dengan dasar inilah "GOD SPOT" atau titik Tuhan bisa ditemukan dan pada fase inilah pengalaman religius anda terjadi. Dengan demikian anda merasa nyaman, bahkan khusyuk dalam sholat juga termasuk pada pemanfaatan gelombang theta ini.

Agar GOD SPOT ( titik Tuhan ) bisa mendukung kehidupan kita hingga hidup kita bisa senantiasa menjadi semakin lebih baik, maka perlu setiap saat kita mengamalkan hal berikut ini:

1. Berprasangkalah baik kepada orang lain, dan hindari selalu berprasangka buruk. 2. Berprinsiplah selalu kepada Allah Yang Maha Abadi. 3. Berfikirlah merdeka, bebaskan diri dari pengalaman-pengalaman yang membelenggu pikiran. 4. Dengarlah suara hati, berpeganglah prinsip karena Allah. 5. Periksa pikiran anda terlebih dahulu sebelum menilai segala sesuatu, janganlah melihat sesuatu karena pikiran anda, tetapi lihatlah sesuatu karena apa adanya. 6. Ingatlah bahwa segala ilmu pengetahuan itu bersumber dari Allah SWT.

*4. Gelombang Delta* : Penyembuhan, Tidur Sangat Nyenyak. Kondisi Delta (0.5-4 Hz), saat gelombang otak semakin melambat, sering dihubungkan dengan kondisi tidur yang sangat dalam. Beberapa frekuensi dalam jangkauan Delta ini diiringi dengan pelepasan hormon pertumbuhan manusia (Human Growth Hormone), yang bermanfaat dalam penyembuhan. Kondisi Delta, jika dihasilkan dalam kondisi terjaga, akan menyediakan peluang untuk mengakses aktivitas bawah sadar, mendorong alirannya ke pikiran sadar. Kondisi Delta juga sering dihubungkan dengan manusia-manusia yang memiliki perasaan kuat terhadap empati dan intuisi.

Pandangan keliru yang selama ini ada dalam benak banyak orang adalah otak hanya menghasilkan satu jenis gelombang pada suatu saat. Saat kita aktif berpikir kita berada pada gelombang beta. Kalau kita rileks kita berada di alpha. Kalau sedang melamun, kita di theta. Dan, kalau tidur lelap kita berada di delta. Pandangan itu salah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada suatu saat, pada umumnya, otak kita menghasilkan empat jenis gelombang secara bersamaan, namun dengan kadar yang berbeda. Misalnya dalam kondisi tidur, otak kita lebih banyak memproduksi gelombang delta, tapi tetap memproduksi theta, alpha dan beta walaupun kadarnya sedikit.

Setiap orang punya pola gelombang otak yang unik dan selalu konsisten. Keunikan itu tampak pada komposisi jenis gelombang pada saat tertentu. Komposisi gelombang otak itu menentukan tingkat kesadaran seseorang.

Meditasi adalah salah satu cara paling kuno untuk mengatur pola gelombang otak. Sedangkan bagi masyarakat modern yang sibuk, Terapi Gelombang Otak menjadi salah satu cara favorit untuk mengatur pola gelombang otak agar sesuai dengan kebutuhan.

Gelombang otak yang lebih tinggi yaitu Gamma dengan frekuensi 40-99 Hz, HyperGamma dengan frekuensi tepat 100 Hz dan gelombang Lambda dengan frekuensi tepat 200 Hz. Menurut Dr. Jeffrey. D. Thompson, dari Center for Acoustic Research, gelombang HyperGamma dan Lambda berhubungan dengan kemampuan supranatural, metafisika atau paranormal.

Sedangkan Gelombang Gamma terjadi ketika seseorang mengalami aktifitas mental yang sangat tinggi, misalnya sedang berada di arena pertandingan, perebutan kejuaraan, tampil dimuka umum, sangat panik, ketakutan, terburu-buru karena dikejar deadline pekerjaan atau keadaan lain yang sangat menegangkan bagi orang tersebut.

Pola gelombang otak Anda menentukan keadaan mental Anda. Apakah Anda sedang bersemangat, berenergi, produktif, kreatif, bergembira atau sedang malas, sedih, stress, cemas, susah konsentrasi atau depresi, semua itu dipengaruhi oleh pola gelombang otak yang dikeluarkan oleh sel-sel saraf di otak anda.Gelombang otak menentukan keadaan pikiran Anda. Terapi Gelombang Otak (neurotherapy) merupakan sebuah cara untuk mengatur pola gelombang otak Anda sesuai kebutuhan, agar anda mendapatkan kondisi pikiran sesuai yang Anda inginkan.

Dalam dunia teknologi pikiran dikenal dengan "frequency following response" yang merupakan fenomena alami yang dimiliki otak manusia. Frequency Following Response adalah sebuah keadaan dimana otak cenderung menyesuaikan frekuensinya dengan frekuensi rangsangan suara atau cahaya yang diterima otak melalui telinga atau mata.

Allah SWT dalam Al-Quran. Yang menyatakan, “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasannya Aku adalah dekat”. (QS.Al-Baqarah [2]:186) Dalam surat lain, Allah berfirman, “Dan sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia, dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih (dekat) kepadanya daripada urat lehernya”. (QS: Qaaf [50]:16)

Dari Anas bin Malik radhiallahu’anhu secara marfu’, قالَ اللهُ تعالى : عبدي أنا عندَ ظنِّكَ بي، و أنا معكَ إذا ذكرتَني “Allah Ta’ala berfirman: wahai hamba-Ku, Aku sesuai persangkaanmu kepada-Ku, dan Aku bersamamu jika engkau ingat kepada-Ku” (HR. Al Hakim no. 1828, dishahihkan Al Albani dalam Silsilah Ahadits Ash Shahihah no. 2012).

Dengan adanya G Spot, Allah sudah menyiapkan sarana kita untuk mendekakan diri dan secara alamiah hal itu memang harus dilakukan manusia untuk mengaliri sebanyak 5 x sehari sehingga dengan hal tersebut kita dapat menghasilkan gelombang otak yang optimal sesuai kebutuhan kita tentunya di dasari dengan selalu berprangsangka baik kepada ALLAH, Tuhan yang Maha Esa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image