Rumah Tua yang Teduh di Cibolang: Diam-diam Menjaga Keindahan Pangalengan
Gaya Hidup | 2025-12-14 19:18:56
Di sebuah sudut Dusun Cibolang, Pangalengan, berdiri sebuah rumah sederhana yang nyaris luput dari perhatian. Atap genteng tanah liat yang telah dimakan usia, dinding berwarna pucat dengan bingkai jendela biru, serta pekarangan hijau yang tumbuh tanpa banyak intervensi manusia rumah ini seolah menolak tergesa gesa zaman.
Pagi di Cibolang selalu basah oleh embun. Jalanan kecil di depan rumah tampak lembap, sisa hujan malam yang turun pelan. Pepohonan rindang mengelilingi bangunan, menciptakan suasana teduh yang jarang ditemukan di kawasan perkotaan. Tanaman hias tumbuh bebas di halaman, sebagian menjalar, sebagian berdiri anggun tanpa pola yang kaku. Keindahan rumah ini tidak dirancang, melainkan tumbuh.
Berbeda dari rumah modern yang berlomba menampilkan kemewahan, rumah ini justru menyuguhkan ketenangan. Ia berdiri tanpa pagar tinggi, seolah membuka diri pada siapa saja yang melintas. Dari kejauhan, latar pegunungan Pangalengan yang berkabut menjadi bingkai alami yang memperkuat kesan damai.
Secara arsitektural, rumah ini mencerminkan gaya rumah pedesaan Sunda: fungsional, bersahaja, dan menyatu dengan alam sekitar. Tidak ada ornamen berlebihan, tidak ada warna mencolok. Justru kesederhanaan itulah yang membuatnya hidup. Setiap sudutnya menyimpan cerita tentang waktu tentang hujan yang turun bertahun-tahun, tentang matahari yang menghangatkan dindingnya setiap pagi.
Bagi warga sekitar, rumah ini bukan sekadar bangunan. Ia menjadi penanda kampung, titik orientasi, sekaligus saksi bisu perubahan Dusun Cibolang. Ketika kebun-kebun mulai berganti fungsi dan jalan mulai diaspal, rumah ini tetap setia pada bentuk asalnya, menjaga identitas desa yang perlahan tergerus modernitas.
Di tengah hiruk pikuk dunia yang terus bergerak cepat, rumah tua di Cibolang ini mengajarkan satu hal sederhana: keindahan tidak selalu tentang baru dan megah. Kadang, ia hadir dalam bentuk yang tenang, diam, dan setia menunggu siapa pun yang mau berhenti sejenak untuk memperhatikan.
Muhamad Shafwan Al-Ghazy
KPI/5A
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
