Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Bilqiz Nabilla Aurelia

Benarkah Menjadi Dokter Gigi Merupakan Pekerjaan yang Menjanjikan?

Pendidikan dan Literasi | 2025-12-14 16:56:11

Profesi dokter gigi merupakan salah satu pilar penting dalam sistem kesehatan masyarakat Indonesia. Kesehatan gigi dan mulut tidak hanya berhubungan denganfungsi makan atau estetika, tetapi juga memiliki dampak besar terhadap kesehatantubuh secara keseluruhan. Data World Health Organization (WHO) menunjukkanbahwa lebih dari 3,5 miliar orang di dunia mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut, menjadikan penyakit gigi sebagai salah satu masalah kesehatan paling umumsecara global. Di Indonesia sendiri, kebutuhan tenaga dokter gigi masih belumterpenuhi secara merata. Rasio ideal WHO adalah 1 dokter gigi untuk 7.500 penduduk, namun distribusi dokter gigi di Indonesia masih timpang, terutama di daerah pedesaan dan wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar).

Menurut Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, sekitar 88,8% masyarakat Indonesia masih memiliki masalah kesehatan gigi, namun hanya 10,2% yang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi dari tenaga profesional. Angka inimenunjukkan bahwa kesadaran dan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatangigi masih rendah, sehingga kebutuhan tenaga dokter gigi sebenarnya masih sangat besar. Di tengah kondisi tersebut, muncul pertanyaan: apakah pekerjaan sebagaidokter gigi benar-benar menjanjikan, baik dari aspek prospek karier, perkembanganteknologi, maupun kebutuhan masyarakat?

Selain itu, perkembangan teknologi kedokteran gigi seperti intraoral scanner, dental CAD/CAM, kecerdasan buatan (AI), dan pencetakan 3D mendorongpeningkatan kualitas layanan kesehatan gigi. Hal ini membuat profesi dokter gigisemakin relevan di era modern, sekaligus membuka peluang karier baru di bidangdental tech. Dengan berbagai dinamika yang ada, perlu dilakukan kajian yang lebihmendalam untuk menilai apakah profesi dokter gigi tetap menjadi pilihan menjanjikandi masa depan.

Profesi dokter gigi memiliki ruang lingkup pekerjaan yang sangat luas. Tidakhanya bekerja di klinik atau rumah sakit, dokter gigi dapat berkarier dalam berbagaibidang, seperti pelayanan kesehatan masyarakat, industri dental, pendidikan, riset, hingga teknologi kesehatan. Di daerah 3T, dokter gigi menjadi tenaga kesehatan yang sangat dibutuhkan karena keterbatasan fasilitas dan tenaga medis. Peran mereka tidakhanya sebatas menangani keluhan, tetapi juga memberikan edukasi, penyuluhan, dan tindakan preventif kepada masyarakat.

Dalam tinjauan akademik, dokter gigi berperan penting dalam mengurangi angkakaries, penyakit periodontal, dan kelainan rongga mulut lain yang berpotensimemengaruhi kondisi kesehatan secara umum. Misalnya, infeksi gusi kronis terbuktiberkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan diabetes. Oleh sebab itu, profesi dokter gigi memiliki kontribusi signifikan dalam mencegah berbagai penyakitsistemik yang berawal dari mulut.

Perkembangan teknologi kedokteran gigi saat ini semakin memperkuat prospekpekerjaan ini. Penggunaan intraoral scanner dan teknologi CAD/CAM memungkinkanpembuatan mahkota atau veneer dalam waktu lebih singkat dengan hasil lebih presisi. AI juga mulai digunakan untuk membaca hasil radiografi dan mendeteksi kariessecara otomatis. Teknologi ini bukan menggantikan peran dokter gigi, melainkanmembantu meningkatkan efisiensi dan akurasi diagnosis. Dokter gigi yang mengikutiperkembangan teknologi memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan mereka yang hanya bergantung pada metode konvensional.

Namun, profesi ini juga memiliki tantangan. Pendidikan dokter gigimembutuhkan waktu panjang serta biaya yang relatif mahal. Selain itu, untukmembuka praktik mandiri, dokter gigi harus berinvestasi pada peralatan yang harganya cukup tinggi, seperti dental chair, compressor, unit X-ray, hingga alatsterilisasi. Di kota-kota besar, persaingan antarpraktik juga meningkat sehingga doktergigi perlu meningkatkan keterampilan komunikasi, pelayanan pasien, dan branding profesional.

Masalah etika juga menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Kasuspemasangan veneer ilegal atau tindakan estetika tanpa kompetensi menunjukkanbahwa masyarakat perlu diedukasi dengan benar agar tidak mengalami kesalahanperawatan. Dokter gigi memiliki tanggung jawab moral untuk memberikan informasiyang tepat dan mengutamakan keselamatan pasien di tengah meningkatnya trenestetika gigi yang semakin populer.

Berdasarkan data dan perkembangan terkini, dapat disimpulkan bahwa profesidokter gigi masih menjadi pekerjaan yang menjanjikan di Indonesia. Kebutuhantenaga dokter gigi yang tinggi, luasnya ruang lingkup pekerjaan, serta perkembanganteknologi yang mendukung membuat profesi ini tetap relevan dan memiliki prospekjangka panjang. Namun, keberhasilan di bidang ini membutuhkan komitmen, disiplin, dan kemampuan untuk mengikuti perkembangan ilmu serta teknologi.

Di sisi lain, tantangan seperti biaya pendidikan, investasi alat, persaingan praktik, dan isu etika perlu dijadikan pertimbangan bagi calon dokter gigi. Meskipundemikian, peran dokter gigi sangat penting dalam meningkatkan kualitas kesehatanmasyarakat dan mendukung tercapainya visi Indonesia Emas 2045. Dengan dedikasidan profesionalisme yang kuat, dokter gigi dapat menjadi agen perubahan dalammewujudkan masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan sadar akan pentingnyakesehatan gigi dan mulut.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image