Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nafisaaas Khrnsss

Di Balik Banjir Sumatra Barat dan Sekitarnya: Jejak Alih Fungsi Lahan dan Kelalaian Manusia

Info Terkini | 2025-12-12 13:29:51
Sumber: https://citizen.riau24.com/berita/baca/1764572146-bencana-banjir-sumatera-diminta-ditetapkan-jadi-bencana-nasional-mui-beberkan-alasannya

Akhir November 2025 menjadi masa yang penuh duka bagi warga Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Hujan deras yang turun tanpa jeda selama beberapa hari mengubah daratan yang biasanya terang menjadi lautan gelap yang menenggelamkan banyak wilayah permukiman.

Banjir bandang dan tanah longsor itu meluluhlantakkan pemukiman warga, merusak fasilitas umum, serta memutus akses listrik, jalan,dan jaringan komunikasi. Kondisi ini membuat masyarakat kesulitan menghubungi keluarga maupun kerabat dekat. Situasi yang terus memburuk dari hari ke hari menambah kepanikan dan ketidakpastian di saat upaya penyelamatan yang terbatas.

Berdasarkan rekap Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban yang terus meningkat. Data per jumat (5/12), dilaporkan sebanyak 867 korban meninggal, 521 orang hilang, dan sekitar 4.200 warga mengalami luka-luka.

Namun, bencana kali ini bukan semata-mata akibat curah hujan ekstrem. Banyak ahli menilai bahwa kerusakan lingkungan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun menjadi pemicu utama mengapa dampaknya begitu fatal. Alih fungsi lahan untuk perkebunan dan pemukiman, pembukaan hutan, serta penambangan di daerah rawan longsor membuat tanah tidak mampu menyerap air. Ketika hujan turun tanpa henti, tanah yang gundul tidak mampu menahan tekanan air, sehingga longsor dan banjir bandang menjadi tak terbendung.

Di tengah kondisi tersebut, masyarakat menjadi pihak yang paling terdampak. Banyak warga yang kehilangan rumah, harta benda, hingga anggota keluarga. Sejumlah pengungsi mengaku bahwa mereka tidak pernah menerima informasi peringatan dini membuat mereka tidak sempat menyelamatkan barang berharga karena arus banjir yang datang tiba-tiba. Situasi ini menyoroti pentingnya sistem mitigasi bencana yang lebih kuat dan respons tanggap darurat yang lebih cepat.

Bencana yang terjadi di Sumatera Barat dan wilayah sekitarnya juga mengingatkan kita bahwa bencana alam sering kali terjadi karena kelalaian manusia. Ketika alam terus memberi peringatan melalui perubahan iklim dan cuaca ekstrem, kita sebagai manusia harus cepat bertindak. Tanpa perbaikan tata kelola lingkungan dan pembangunan berbasis keberlanjutan, risiko kejadian serupa di masa depan akan semakin besar.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image