Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Fadhil Ammar

Agar Limbah Radiologi tidak Jadi Ancaman Lingkungan

Riset dan Teknologi | 2025-12-11 21:01:26
Gambar alat CT scan di ruang radiologi rumah sakit. Sumber: UVA Health Radiology Blog (ilustrasi peralatan medis CT scan).

Ketika kasus “udang Cikande” mencuat yakni temuan organisme air dengan paparan radionuklida Cs-137 akibat pembuangan limbah tak terkontrol masyarakat dikejutkan oleh fakta bahwa dampak radiasi bisa muncul dari sumber yang tidak terduga. Narasi ini menimbulkan ketakutan baru: bagaimana bila limbah medis, khususnya limbah radiologi, tidak dikelola dengan benar dan mencemari lingkungan ataupun rantai makanan? Pertanyaan ini tidak hanya relevan, tetapi krusial di tengah meningkatnya penggunaan teknologi medis modern.

Limbah medis, terutama yang berasal dari radiologi, mencakup beberapa kategori: limbah radioaktif dari sumber nuklir (misalnya Cs-137, I-131, Co-60), limbah perangkat bekas seperti tabung sinar-X, hingga material pendukung seperti film radiografi dan cairan developer lama. Masing-masing memiliki potensi bahaya apabila tidak ditangani sesuai standar kesehatan lingkungan.

Untuk mencegah kejadian seperti pencemaran pada udang di Cikande, fasilitas kesehatan wajib menerapkan konsep manajemen limbah radioaktif yang terstruktur dan ketat. Proses ini dimulai dari pemilahan limbah sejak sumbernya, pencatatan aktivitas radioisotop, hingga penyimpanan sementara di ruang penampungan yang dirancang khusus. Setelah itu, limbah harus dikirim ke lembaga resmi yang memiliki lisensi untuk pengangkutan, penyimpanan, atau pemrosesan lanjutan. Protokol ini menutup kemungkinan limbah bocor ke lingkungan terbuka.

Potensi limbah alat radiologi sebenarnya tidak hanya menyangkut bahaya, tetapi juga peluang. Sumber radioaktif yang telah habis masa pakainya (decayed) dapat diolah kembali atau didaur ulang untuk kepentingan industri dan riset, selama radionuklidanya telah mencapai level aman. Komponen logam berat dari perangkat radiologi lama seperti CT scan, fluoroskopi, atau X-ray klasik juga memiliki nilai daur ulang apabila dieliminasi dari kontaminasi bahan berbahaya. Dengan pengelolaan yang benar, limbah medis bukan hanya beban lingkungan, tetapi dapat menjadi sumber pasokan material yang aman dan berharga.

Namun, tantangan terbesar saat ini adalah rendahnya awareness dan kesiapan infrastruktur di banyak fasilitas kesehatan kecil. Tidak semua rumah sakit atau klinik memiliki pemahaman menyeluruh mengenai potensi dampak limbah radiologi. Padahal, kesalahan sekecil apa pun misalnya membuang tabung X-ray bekas ke tempat besi rongsokan dapat menjadi bencana lingkungan yang memicu kontaminasi air, tanah, hingga organisme hidup seperti kasus “udang Cikande”.

Di era ketika masyarakat semakin sensitif terhadap isu lingkungan, pengelolaan limbah medis radiologi patut menjadi prioritas. Limbah tersebut memang memiliki potensi bahaya, tetapi juga dapat dikelola dengan aman apabila mengikuti standar internasional. Kasus-kasus pencemaran di masa lalu seharusnya menjadi pengingat bahwa teknologi medis tidak boleh berhenti pada kemampuan menyembuhkan manusia; ia juga harus menjaga keberlanjutan bumi tempat manusia hidup.

Penguatan regulasi, peningkatan pendidikan tenaga kesehatan, dan sistem audit lingkungan yang ketat menjadi kunci agar limbah radiologi tidak pernah menjadi ancaman ekologis. Dengan langkah-langkah tersebut, kita dapat memastikan bahwa apa yang digunakan untuk kesehatan manusia tidak berakhir merusak kehidupan lain di ekosistem sekitar.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image