Mengapa Keluhan Mendadak Berkurang Setelah Bertemu Dokter?
Hospitality | 2025-12-11 18:34:29Pernah merasa nyeri atau cemas “tiba-tiba” berkurang setelah bertemu dokter, padahal obat belum diminum sama sekali? Fenomena ini sering dialami banyak pasien dan memiliki dasar ilmiah. Kuncinya ada pada komunikasi antara dokter dan pasien.
Pertemuan dengan dokter bukan hanya soal pemeriksaan atau resep. Nada suara yang menenangkan, penjelasan yang mudah dipahami, serta perhatian saat mendengarkan keluhan dapat langsung menurunkan tingkat stres seseorang. Saat kecemasan berkurang, keluhan subjektif seperti nyeri, sesak, atau pusing sering ikut mereda.
Beberapa mekanisme yang menjelaskan hal ini:
1. Kecemasan menurun
Ketika pasien merasa dihargai, dipahami, dan mendapat penjelasan yang jelas, tubuh otomatis mengurangi respons stres. Penurunan stres inilah yang membuat rasa sakit atau keluhan lain terasa lebih ringan.
2. Efek "placebo interpersonal"
Interaksi hangat dan empati dari dokter dapat menciptakan rasa aman. Lingkungan klinis yang suportif membuat pasien merasakan perbaikan gejala, bukan karena sugesti kosong, melainkan karena otak merespons positif terhadap hubungan yang menenangkan.
3. Pasien lebih memahami dan percaya
Penjelasan yang baik membuat pasien lebih paham rencana perawatan. Ketika merasa yakin dan percaya, tubuh ikut lebih rileks dan gejala subjektif pun ikut menurun.
Contohnya, dokter menyapa dengan ramah, mendengarkan dengan sabar, lalu menjelaskan langkah pemeriksaan dengan bahasa sederhana. Keluar dari ruangan, pasien sering merasa napas lebih ringan, tekanan darah lebih stabil, hingga rasa sakit yang tadinya kuat terasa berkurang.
Mengapa ini penting?
Bagi tenaga kesehatan, komunikasi bukan sekadar pelengkap. Empati, penjelasan yang jelas, dan mendengarkan dengan penuh perhatian merupakan bagian dari layanan medis yang efektif.
Bagi pasien, kejujuran dan komunikasi terbuka membantu dokter memahami kondisi dengan lebih tepat.
Fenomena “merasa sembuh” setelah konsultasi bukan kebetulan. Ada mekanisme biologis dan psikologis yang bekerja. Itu sebabnya kualitas interaksi dokter–pasien perlu dihargai sebagai bagian penting dari penyembuhan, bukan hanya tindakan medis atau obat-obatan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
