Tepis Misinformasi HIV/AIDS
Agama | 2025-12-11 10:22:26
Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi (Ilkom) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) melalui Insight Agency bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyelenggarakan “Seminar Edukatif Hari AIDS Sedunia 2025” di Gedung Amphitarium Kampus IV UAD. Kegiatan ini sukses dilaksanakan pada Senin, 1 Desember 2025, bertepatan dengan peringatan Hari Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) Sedunia.
Ketua Pelaksana, Frisca Muthia, menjelaskan bahwa seminar ini mengangkat tema nasional dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia (RI), yaitu “Mengatasi Gangguan, Mengubah Respons AIDS”. Tema tersebut dipilih untuk menyoroti tingginya arus informasi yang tidak akurat, masih kuatnya stigma sosial di masyarakat, serta rendahnya perhatian generasi muda terhadap isu kesehatan reproduksi. Kondisi tersebut membuat misinformasi seputar Human Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS semakin mudah beredar di ruang digital. Melalui tema ini, panitia berharap masyarakat dapat merespons isu AIDS secara lebih rasional, empatik, dan berbasis data.
Persiapan kegiatan berlangsung selama satu bulan melalui koordinasi intensif antara Insight Agency dan Dinas Kesehatan DIY. “Tantangan terbesar terletak pada penyesuaian jadwal narasumber dan bagaimana menghadirkan edukasi HIV/AIDS yang dapat diterima oleh generasi muda, khususnya Gen Z, tanpa menimbulkan rasa takut, stigma, maupun bosan saat acara berlangsung,” jelas Frisca.
Materi seminar disampaikan dalam tiga sesi yang membahas fakta dasar HIV/AIDS, yaitu cara penularan, metode pencegahan, hingga pelurusan berbagai mitos terkait HIV/AIDS yang beredar. Pemateri juga menekankan pentingnya tes HIV/AIDS sedini mungkin serta pemanfaatan layanan kesehatan yang telah difasilitasi pemerintah secara gratis. Selain itu, narasumber menyoroti pentingnya pengurangan stigma terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHIV) dengan penegasan bahwa mereka memiliki hak yang sama untuk hidup sehat, produktif, dan diterima oleh masyarakat. Pesan yang ditekankan adalah prinsip “Jauhi Penyakitnya, Bukan Orangnya”.
Gen Z menjadi audiens utama dalam kegiatan ini karena dinilai sebagai kelompok strategis dalam kampanye kesehatan berbasis digital. Mereka dikenal kritis, adaptif, dan aktif dalam menyebarkan informasi melalui media sosial, tetapi juga rentan terhadap misinformasi. Oleh karena itu, seminar dirancang dengan pendekatan visual dan interaktif yang sesuai dengan karakteristik Gen Z. Pendekatan ini terbukti efektif melalui tingginya antusiasme peserta terhadap sesi diskusi, tanya jawab, dan konseling.
Respons peserta sangat positif. Melalui formulir evaluasi, banyak peserta menilai materi yang disampaikan interaktif dan mudah dipahami. Jumlah peserta mencapai 222 orang. Hal ini menunjukkan bahwa isu HIV/AIDS masih sangat relevan dan penting bagi mahasiswa, terutama bagi mereka yang nantinya akan berperan dalam penyebaran informasi kesehatan di masyarakat.
Sebagai tindak lanjut, panitia bersama Dinas Kesehatan DIY berencana melanjutkan kampanye melalui penyediaan materi edukatif digital, kampanye lanjutan, serta kemungkinan penyelenggaraan lokakarya tambahan di sekolah maupun perguruan tinggi. Upaya ini diharapkan dapat menjaga keberlanjutan pesan edukasi HIV/AIDS, tidak hanya berhenti pada peringatan satu hari semata. (Anove)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
