Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alya Nadhifah

Gizi Rumah Sakit di Tengah Sorotan Nasional

Info Sehat | 2025-12-10 09:47:56

 

Oleh: Alya Nadhifah Maarif, Mahasiswa Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Dalam beberapa tahun terakhir, isu gizi klinik, terutama pada pasien anak dan ibu semakin menjadi sorotan. Data Kementerian Kesehatan 2025 menunjukkan bahwa 33% pasien anak rawat inap datang dengan risiko malnutrisi, dan sekitar 20–25% pasien mengalami penurunan status gizi selama dirawat.Sementara itu, berbagai penelitian juga melaporkan bahwa food waste di rumah sakit Indonesia mencapai 40–45%, menandakan masih ada kesenjangan antara kebutuhan klinis dan praktik pelayanan gizi di lapangan.

Di saat yang sama, kasus keterlambatan intervensi gizi pada balita, kontroversi soal standar keamanan pangan di fasilitas kesehatan, hingga rendahnya skrining gizi awal membuat masyarakat mulai mempertanyakan Seberapa siap rumah sakit kita dalam memberikan layanan gizi yang aman, tepat, dan manusiawi?

Pengalaman saya mengikuti fieldtrip ke Rumah Sakit DKT Gubeng, Surabaya, memberi gambaran langsung tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik dapur rumah sakit dan mengapa profesi ahli gizi sangat penting dalam menjawab tantangan ini.

Melihat Profesi Ahli Gizi dari Dekat

Kunjungan kami ke RS DKT bukan sekadar tur keliling ruang dapur. Begitu memasuki area penyimpanan bahan makanan, melihat alur kerja dapur, hingga duduk berbincang dengan petugas gizi, saya mulai memahami bagaimana kompleksnya pelayanan gizi rumah sakit.Semua proses yang terlihat sederhana seperti menakar bahan, mengatur tekstur, menentukan piring mana untuk pasien mana ternyata punya alasan klinis yang kuat.

Di titik ini, saya sadar bahwa ahli gizi adalah perpanjangan tangan dari proses penyembuhan. Makanan pasien bukan lagi sekadar hidangan, melainkan bagian dari terapi medis.

Menu yang Tampak Sederhana, Tapi Didasarkan pada Keputusan Klinis

Dari wawancara dengan ahli gizi RS DKT, saya memahami bahwa penyusunan menu pasien bukan pekerjaan administratif.Setiap diet entah untuk diabetes, rendah garam, tinggi protein, hingga diet khusus ibu dan anak ditentukan melalui penilaian kondisi medis pasien. Ada alasan fisiologis mengapa pasien tertentu harus mendapat tekstur lembek, mengapa porsinya sekian gram, dan mengapa frekuensi makannya berbeda dari pasien lain.

Yang membuat saya kagum adalah cara mereka menyesuaikan menu setiap hari, memastikan makanan yang diantar bukan hanya “boleh dimakan”, tetapi “mendukung pemulihan”.

Mengawasi Produksi Makanan: Dari Suhu, Kebersihan, hingga Distribusi

Saya melihat sendiri bagaimana suhu penyimpanan bahan harus dicatat, bagaimana makanan tidak boleh terlalu lama berada di suhu ruang, dan bagaimana kebersihan peralatan dijaga ketat.Hal-hal ini sering dianggap remeh, padahal sangat menentukan keamanan makanan pasien, terutama ibu dan anak yang imunitasnya lebih rentan.

Tenaga gizi memastikan bahwa setiap tahap, mulai dari bahan datang hingga makanan tiba di meja pasien, bebas dari risiko kontaminasi.Kerja mereka sunyi, tapi jika satu langkah saja lolos dari kontrol, dampaknya bisa besar.

Mengecek Sisa Makanan: Pekerjaan “Kecil” yang Menentukan Kesembuhan

Satu hal yang paling membuka mata saya adalah proses evaluasi sisa makanan.Jika makanan tidak habis, ahli gizi tidak sekadar mencatat. Mereka mencari tahu alasannya: apakah pasien tidak suka rasanya? kesulitan mengunyah? sedang lelah? atau ada efek samping obat?

Dari sini saya memahami bahwa nutrisi klinik tidak bisa dilepaskan dari komunikasi. Pasien yang tidak nyaman makan akan lebih sulit sembuh.

Ketika Rumah Sakit Harus Tahu Batas Kewenangannya

Karena RS DKT adalah rumah sakit ibu dan anak dengan fokus pada kasus tingkat ringan hingga sedang, mereka harus bijak menentukan kapan kasus harus dirujuk ke rumah sakit lebih besar.Ini bukan kelemahan, tetapi bentuk tanggung jawab profesional yaitu memastikan pasien mendapat intervensi yang sesuai kemampuan fasilitas.

Ahli gizi bekerja sama dengan dokter untuk menentukan batas kapasitas ini, termasuk pada kasus malnutrisi berat, dehidrasi parah, atau kondisi yang memerlukan perawatan nutrisi intensif.

Mengapa Semua Ini Penting?

Fieldtrip ini membuat saya memahami satu hal yaitu pelayanan gizi bukan pelengkap, tetapi inti dari pelayanan kesehatan.Setiap prosedur yang tampak kecil dan teknis memegang peran besar dalam menentukan apakah pasien akan cepat pulih, terhindar dari komplikasi, memiliki energi cukup untuk melawan penyakit, dan pulang dalam kondisi lebih baik dari saat datang

Dan pada pelayanan ibu dan anak, peran ini semakin krusial. Nutrisi adalah fondasi pertumbuhan dan pemulihan. Kecil kesalahannya, besar dampaknya.

Apa yang Saya Pelajari dari Balik Dapur Rumah Sakit

Pengalaman melihat langsung bagaimana ahli gizi bekerja membuat saya memahami bahwa profesi ini adalah jantung dari pelayanan kesehatan.Mereka bukan sekadar penyusun menu, bukan sekadar penjaga dapur, dan bukan sekadar pemberi edukasi. Mereka adalah penjaga keselamatan, kenyamanan, dan pemulihan pasien.

Di balik piring kecil berisi bubur lembut atau lauk yang ditakar gram demi gram, ada ilmu, tanggung jawab, dan kepedulian yang tidak pernah terlihat secara kasat mata.

Setelah fieldtrip ini, saya pulang membawa satu keyakinan:gizi adalah bagian dari perawatan yang paling manusiawi. Ia menyentuh pasien di saat sakit, rapuh, dan membutuhkan dukungan. Dan di sana, ahli gizi hadir sebagai garda terdepan.

Ruang Gizi di Rumah Sakit DKT
Bersama Ahli Gizi Rumah Sakit DKT

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image