Alya Nareswari Shafyn Ramadhina
Revitalisasi Nilai Pancasila untuk Menghadapi Krisis Moral di Era Modern
Edukasi | 2025-12-09 15:03:58
Perkembangan teknologi yang semakin maju dan perubahan zaman yang serba cepat memang memberikan banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat. Namun, di balik semua kemudahan itu, muncul pula berbagai masalah moral yang semakin terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari berkurangnya semangat gotong royong, meningkatnya sikap mementingkan diri sendiri, tumbuhnya perilaku intoleran, hingga menurunnya sopan santun dalam berinteraksi. Semua hal tersebut menunjukkan bahwa bangsa kita sedang menghadapi tantangan moral yang cukup serius. Karena itu, penting untuk kembali meneguhkan nilai-nilai Pancasila agar karakter bangsa tetap kokoh dan tidak mudah terkikis oleh pengaruh perubahan zaman.
Sejak awal Pancasila tidak hanya diciptakan sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai pedoman perilaku bagi seluruh warga Indonesia. Lima sila yang ada di dalamnya memuat nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. nilai dasar yang seharusnya menjadi pegangan hidup dalam kondisi apa pun. Namun, dengan semakin majunya teknologi dan terbukanya arus informasi dunia, banyak orang, terutama generasi muda, mulai melupakan pentingnya nilai-nilai tersebut. Mereka lebih sering terpengaruh oleh budaya digital sehingga kesadaran akan moral, karakter, dan jati diri bangsa perlahan melemah.
Menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila berarti menerapkannya secara nyata dalam kehidupan masa kini. Misalnya, nilai kemanusiaan diterapkan dengan berperilaku sopan, menghargai orang lain, dan tidak melakukan tindakan yang menyakiti, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Nilai persatuan tampak ketika kita tetap menjaga hubungan baik meski berbeda keyakinan, suku, budaya, atau pandangan. Nilai demokrasi bisa diwujudkan dengan menerima perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak. Sedangkan nilai keadilan sosial terlihat dari perlakuan yang setara dan kepedulian terhadap sesama.
Masalah moral di era modern juga diperburuk oleh penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan perilaku konsumtif yang berlebihan. Dalam kondisi seperti ini, Pancasila berfungsi sebagai landasan moral agar masyarakat, terutama anak muda, bijak menggunakan teknologi. Dengan memegang nilai-nilai Pancasila, seseorang akan lebih selektif dalam menyebarkan informasi dan lebih bertanggung jawab dalam setiap tindakan di ruang digital.
Untuk memastikan proses revitalisasi nilai Pancasila berjalan efektif, peran Pendidikan Pancasila sangat penting. Pendidikan ini tidak boleh hanya berupa teori yang dihafal, tetapi harus diterapkan dalam rutinitas sehari-hari. Sekolah, keluarga, dan lingkungan sekitar perlu menjadi tempat yang menanamkan kebiasaan bertoleransi, bekerja sama, serta berlaku adil. Selain itu, contoh nyata dari orang dewasa merupakan kunci penting dalam membentuk karakter generasi muda.
Menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila bukan hanya soal menjaga tradisi atau pelajaran sekolah, tetapi merupakan upaya membangun kembali karakter bangsa secara menyeluruh. Dengan memahami dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Indonesia akan lebih siap menghadapi berbagai tantangan moral zaman modern. Pancasila menjadi panduan yang menjaga kita tetap berada pada jalur yang benar, memperkuat identitas nasional, serta membangun persatuan dan keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
