Menelusuri Jejak Nasionalisme di Kampung Peneleh: Sejarah yang Dekat dengan Generasi Muda
Sejarah | 2025-12-09 14:56:28Di era digital seperti sekarang, banyak anak muda lebih mengenal budaya asing lewat media sosial daripada memahami sejarah bangsanya sendiri. Padahal, rasa cinta tanah air bisa tumbuh dari hal yang sederhana: mengenal sejarah lokal di tempat kita tinggal. Surabaya punya satu kawasan yang menyimpan banyak kisah perjuangan bangsa, yakni Kampung Peneleh. Kawasan ini bahkan dikenal sebagai kampung yang melahirkan tokoh-tokoh besar Indonesia.
Berjalan menyusuri gang-gang Peneleh, kita akan menemukan berbagai peninggalan bernilai sejarah. Salah satunya rumah kelahiran Ir. Soekarno, Presiden pertama Republik Indonesia. Rumah sederhana itu menjadi saksi awal perjalanan tokoh besar yang kelak memperjuangkan kemerdekaan bangsa. Tak jauh dari sana, terdapat Museum H.O.S. Tjokroaminoto, tempat berkumpulnya para calon pemimpin bangsa pada masa pergerakan, termasuk Soekarno muda. Ada pula Sumur Jobong, peninggalan era Majapahit yang menjadi simbol kuatnya kebersamaan masyarakat dari masa ke masa.
Kampung bersejarah ini membuktikan bahwa perjuangan kemerdekaan tak selalu dimulai dari ruang rapat mewah atau medan perang besar. Banyak gagasan perlawanan lahir dari tempat yang terlihat sederhana, seperti rumah-rumah kecil di Peneleh yang penuh diskusi dan kesadaran kebangsaan.
Menariknya, ketika dilakukan penyebaran kuesioner kepada responden usia 17–20 tahun, sebagian besar dari mereka menilai bahwa mengunjungi tempat sejarah membuat pemahaman mereka terhadap perjuangan bangsa terasa lebih nyata. Mereka juga merasa rasa bangga sebagai warga Indonesia meningkat setelah mengenal nilai historis secara langsung.
Namun, tidak bisa dipungkiri masih ada generasi muda yang beranggapan bahwa wisata sejarah itu membosankan dan kurang relevan. Tantangannya adalah bagaimana meningkatkan kreativitas dalam penyajian informasi sejarah agar lebih sesuai dengan gaya belajar masa kini. Sejarah yang dikemas secara interaktif dan menarik dapat menjadi jembatan yang baik untuk mendekatkan masa lalu dengan generasi yang hidup di era serba digital.
Lebih dari sekadar destinasi wisata, Peneleh adalah ruang belajar hidup tentang perjuangan, persatuan, dan keteguhan hati. Kunjungan ke sana mampu mengingatkan bahwa nasionalisme bukan hanya tentang simbol-simbol kebangsaan, tetapi tentang mengenal akar sejarah yang membentuk Indonesia hingga hari ini. Semangat itu harus terus dirawat agar tidak luntur oleh zaman.
Pada akhirnya, Kampung Peneleh adalah bukti bahwa masa lalu tetap relevan, terutama ketika generasi muda diajak untuk mengenal dan menghayatinya secara langsung. Dengan belajar dari jejak sejarah di sekitar kita, kita dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air yang lebih tulus dan sadar makna. Karena memahami dari mana kita berasal adalah cara terbaik untuk menentukan ke mana kita akan melangkah sebagai bangsa.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
