Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rahmat Hidayat

Generasi Beta: Generasi Baru yang Tumbuh Bersama AI, Teknologi Super Cerdas, dan Dunia Tanpa Batas

Humaniora | 2025-12-09 14:04:05

Rahmat Hidayat Mahasiswa Universitas Pamulang

Generasi Beta: Masa Depan yang Dibentuk AI, Sumber: aici-umg.com

Generasi Beta, yang diproyeksikan lahir pada rentang tahun 2025 hingga 2039, adalah generasi pertama yang benar-benar akan hidup dalam dunia serba cerdas. Tidak seperti Gen Z atau Gen Alpha yang menyaksikan perkembangan teknologi dari remaja menuju dewasa, Gen Beta akan mengenal dunia yang sejak hari pertama sudah dipenuhi perangkat pintar, sistem otomatis, dan kecerdasan buatan yang berkembang cepat.

1. AI sebagai “Bahasa Ibu” Kedua

Bagi Gen Beta, AI bukan lagi teknologi rumit yang hanya dipahami orang dewasa. Sejak bayi, mereka akan dikelilingi oleh perangkat yang mampu merespons suara, membaca ekspresi, hingga menyesuaikan kebutuhan mereka. Asisten AI bukan hanya memberi jawaban, tetapi juga menjadi pendamping tumbuh kembang.

Mereka akan menganggap interaksi dengan AI sama normalnya dengan berbicara dengan orang tua. Hal ini akan membentuk pola komunikasi, cara berpikir, bahkan cara mereka belajar.

2. Pendidikan yang Sepenuhnya Berubah

Sekolah bagi Gen Beta tidak akan sama dengan sekolah yang kita kenal sekarang. Metode belajar mereka akan sangat personal berkat teknologi AI yang dapat:

• mengukur kemampuan,

• memprediksi kesulitan belajar,

• menyesuaikan materi,

• dan memberi pengalaman virtual yang lebih imersif.

Alih-alih buku teks biasa, mereka akan belajar melalui kelas 3D, simulasi interaktif, hologram, atau permainan edukatif berbasis machine learning. AI tutor akan membantu menjelaskan materi dengan cara yang paling cocok untuk setiap anak.

Namun, tantangannya adalah menjaga agar mereka tetap memiliki kemampuan sosial dan empati yang seimbang, mengingat banyak aktivitas akan berlangsung secara digital.

3. Dunia Sosial yang Semakin Kompleks

Gen Beta tumbuh di tengah dunia tanpa batas. Hampir semua hal bisa dilakukan secara online: bermain, belajar, berbelanja, hingga menghasilkan uang. Teman mereka bisa datang dari belahan dunia mana pun, dan komunitas mereka bisa berada di dalam ruang virtual.

Namun dengan kebebasan itu, ada risiko:

• berkurangnya interaksi tatap muka,

• paparan informasi yang berlebihan,

• standar sosial media yang tidak realistis,

• dan tekanan global yang lebih berat sejak usia dini.

Kesehatan mental menjadi isu utama yang perlu diperhatikan orang tua, guru, dan masyarakat di masa depan.

4. Gaya Hidup Ultra-Digital

Jika Gen Z sudah sangat digital, Gen Beta akan lebih dari itu. Mereka akan menjalani hidup yang sangat terhubung dengan perangkat pintar. Dari pakaian yang dapat memantau kesehatan, rumah yang mengidentifikasi penghuninya, hingga transportasi otomatis—semua itu menjadi bagian dari keseharian mereka.

Akan ada shift besar dalam bagaimana mereka:

• bermain (lebih banyak AR/VR),

• berkreasi (menggunakan AI kreatif),

• dan bekerja (dengan otomatisasi tinggi).

Selain itu, konsep privasi bagi Gen Beta akan jauh berbeda. Mereka hidup dalam lingkungan di mana data pribadi menjadi komoditas berharga.

5. Dunia Kerja yang Mereka Hadapi

Ketika memasuki usia produktif, Gen Beta akan bertemu dunia kerja yang sangat berbeda:

lebih banyak pekerjaan kreatif dan berbasis teknologi,

banyak pekerjaan manual yang digantikan mesin,

dan kolaborasi global menjadi hal biasa.

Meskipun mereka ahli teknologi, kemampuan yang paling penting adalah soft skills, seperti kreativitas, kepemimpinan, empati, kolaborasi, dan pemecahan masalah. Itulah kemampuan yang tidak bisa sepenuhnya diganti oleh mesin.

6. Tantangan dan Harapan untuk Masa Depan

Meski dunia Gen Beta penuh peluang, mereka juga menghadapi tantangan yang tidak kecil. Ketergantungan pada teknologi bisa mengurangi kemampuan berpikir mendalam, menurunkan fokus, dan mempengaruhi perkembangan sosial.

Namun, jika pendampingan yang tepat diberikan, Gen Beta dapat menjadi generasi yang:

• lebih kreatif,

• lebih adaptif,

• lebih inovatif,

dan lebih siap menghadapi tantangan global.

Mereka memiliki potensi menjadi generasi pemimpin yang tidak hanya pintar teknologi, tetapi juga memahami pentingnya keseimbangan antara dunia digital dan dunia nyata.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image