Apakah Gendut atau Kurus Ditentukan Genetik? Ini Penjelasan Dokter dan Penelitian Terbaru
Info Sehat | 2025-12-08 14:24:32
Sebagian orang merasa nasib tubuh mereka sudah “ditakdirkan” sejak lahir: ada yang mengaku mudah gemuk meski makan sedikit, ada pula yang tetap kurus walaupun makan banyak. Pertanyaannya sederhana namun sering memicu debat: apakah bentuk tubuh gendut atau kurus ditentukan murni oleh genetik, atau sebenarnya bisa diubah?
Menurut Dr. Claude Bouchard, ahli genetika obesitas dari Pennington Biomedical Research Center, faktor genetik memang memainkan peran penting dalam menentukan bentuk tubuh seseorang. Dalam penelitian klasiknya, ia menemukan bahwa gen dapat memengaruhi nafsu makan, metabolisme, sensitivitas insulin, hingga bagaimana tubuh menyimpan lemak. Dari ratusan studi, para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 40–70% kecenderungan seseorang untuk menjadi gemuk atau tetap kurus dipengaruhi oleh faktor genetik.
Namun, para dokter menegaskan bahwa faktor keturunan bukan vonis yang tidak bisa diubah. Dr. Frank Hu, profesor nutrisi di Harvard T.H. Chan School of Public Health, mengatakan bahwa gen hanya “mengatur panggung”, sedangkan lingkungan dan gaya hidup “menentukan jalannya cerita”. Menurutnya, pola makan, aktivitas fisik, kualitas tidur, stres, dan kebiasaan harian memiliki pengaruh besar yang dapat menekan atau bahkan menonaktifkan kecenderungan genetik terhadap kenaikan berat badan.
Penelitian besar Harvard terhadap lebih dari 8.000 partisipan menunjukkan bahwa orang yang memiliki gen obesitas tetap bisa mempertahankan berat badan sehat bila menjalani pola makan seimbang dan aktif bergerak. Bahkan, olahraga teratur menurunkan efek genetik obesitas hingga 50%. Dengan kata lain, gen memang memengaruhi, tetapi pilihan hidup sehari-hari tetap menentukan hasil akhirnya.
Dokter metabolik Dr. Yoni Freedhoff juga menegaskan bahwa tubuh manusia sangat adaptif. Jika seseorang dengan gen mudah gemuk mengubah pola makan lebih banyak sayur, protein, karbohidrat kompleks, dan mengurangi makanan ultra-proses tubuh dapat perlahan menurunkan berat. Sebaliknya, orang dengan gen kurus dapat mengalami kenaikan berat bila pola makan tinggi gula dan lemak jenuh berlangsung terus-menerus.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Genetics semakin memperjelas bahwa tidak ada satu gen tunggal yang menentukan seseorang gemuk atau kurus. Setidaknya ada lebih dari 100 gen yang terlibat, dan semuanya bekerja bersama dengan lingkungan. Artinya, gen hanyalah salah satu bagian dari banyak faktor yang membentuk tubuh seseorang.
Kesimpulannya, genetik memang memberikan “modal awal”, tetapi bukan garis nasib. Bentuk tubuh bisa berubah lebih sehat, lebih kuat, atau lebih stabil bergantung pada bagaimana seseorang menjalani hidupnya. Dengan pola makan yang tepat, tidur cukup, aktivitas fisik rutin, dan kebiasaan yang lebih sehat, kecenderungan genetik dapat ditekan, bahkan diubah arahannya. Tubuh manusia tidak statis; ia selalu memberi kesempatan untuk diperbaiki.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
