Radiologi, Radiasi, dan Kesuburan: Pemahaman Ilmiah di Balik Isu Kemandulan
Eduaksi | 2025-12-08 06:11:51Kerap kali kita sering mendengar bahwa radiografer perempuan berpotensi tidak bisa hamil, atau kita bisa menyebutnya juga yaitu mandul. Sebagian besar orang memang percaya bahwa paparan radiasi, terutama dari pemeriksaan medis seperti rontgen atau CT scan, dapat menyebabkan kemandulan atau gangguan pada organ reproduksi. Namun, apakah benar bahwa radiasi dalam bidang radiologi memiliki dampak sebesar itu?
Apa itu Radiasi dan Radiologi?
Secara ilmiah, radiasi adalah proses pelepasan energi dalam bentuk gelombang atau partikel dari suatu sumber. Dalam konteks medis, radiasi yang digunakan adalah radiasi pengion. Radiasi pengion adalah radiasi dengan energi yang cukup tinggi untuk mengionisasi atom, seperti sinar-X dan gamma. Sementara itu, radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan teknologi pencitraan untuk melihat struktur bagian dalam tubuh manusia tanpa melalui pembedahan yang memanfaatkan radiasi.
Tetapi perlu dicatat bahwa tidak semua radiasi berbahaya. Tingkat paparan serta area tubuh yang terpapar menjadi faktor utama yang menentukan apakah radiasi berdampak negatif atau tidak. Oleh karena itu, pentingnya memahami konteks dan takaran penggunaan radiasi dalam dunia medis.
Pengaruh Radiasi Terhadap Sistem Reproduksi Wanita
Sistem reproduksi wanita terdiri dari organ-organ yang sensitif terhadap radiasi seperti ovarium, tuba falopi, dan rahim. Ovarium sendiri mengandung sel telur (ovum) yang jumlahnya sudah tetap sejak lahir. Ketika ovarium terkena radiasi dosis tinggi, sel-sel tersebut dapat mengalami kerusakan DNA yang mengakibatkan gangguan fungsi ovarium, bahkan dapat menyebabkan menopause dini.
Namun, perlu dicatat bahwa efek tersebut tidak dapat terjadi pada radiasi dosis rendah, seperti yang digunakan dalam prosedur diagnostik radiologi umum. Misalnya, foto rontgen dada hanya menghasilkan paparan sekitar 0,1 mSv (milliSievert) atau setara dengan paparan radiasi alami selama 10 hari berturut-turut, sementara ambang batas paparan tahunan yang dianggap aman bagi masyarakat umum adalah 1 mSv per tahun. Dan ambang batas paparan radiasi bagi radiasi pekerja adalah 20 mSv per tahun selama jangka waktu 5 tahun. Sebagai perbandingan, efek negatif terhadap kesuburan baru mungkin muncul pada paparan lebih dari 2000 mSv, yang jauh di atas dosis radiologi diagnostik.
Dalam praktisnya medis, keamanan pasien merupakan prioritas utama. Setiap prosedur radiologi dilakukan dengan prinsip ALARA ( As Low As Reasonably Achievable ), artinya dosis radiasi dijaga serendah mungkin tanpa mengorbankan kualitas gambar diagnostik.
Selain itu, terdapat perlengkapan pelindung khusus, seperti apron timbal (lead apron) dan pelindung gonad, untuk melindungi area sensitif termasuk organ reproduksi. Teknologi modern juga telah memungkinkan alat radiologi memberikan paparan radiasi yang jauh lebih rendah dibandingkan beberapa dekade lalu.
Untuk wanita hamil, penggunaan radiologi dilakukan dengan sangat selektif. Dokter biasanya akan menunda pemeriksaan yang tidak mendesak atau menggantinya dengan pencitraan non-radiasi, seperti USG atau MRI, demi menghindari risiko terhadap janin yang sedang berkembang.
Perbedaan Antara Radiasi Medis dan Radiasi Lingkungan
Persepsi bahwa radiasi dari pemeriksaan medis dapat menyebabkan kemandulan sering kali muncul karena ketidaktahuan tentang perbedaan sumber radiasi. Radiasi tidak hanya berasal dari alat medis, tetapi juga dari sumber alami, seperti sinar kosmik, batuan bumi, bahkan makanan yang kita konsumsi. Tubuh manusia sendiri menerima paparan radiasi alami sekitar 2-3 mSv per tahun, dan sejauh ini tidak terbukti menimbulkan gangguan kesuburan.
Dengan demikian, radiasi dari pemeriksaan medis yang terkendali tidak seharusnya menimbulkan ketakutan yang berlebihan. Justru dengan adanya teknologi radiologi, banyak penyakit serius dapat dideteksi lebih awal dan diobati dengan efektif.
Kesimpulan
Berdasarkan kajian ilmiah, paparan dosis rendah dari pemeriksaan radiologi tidak menyebabkan wanita menjadi tidak subur. Risiko gangguan kesuburan hanya muncul jika seseorang terkena paparan radiasi dosis tinggi dalam jangka waktu lama, seperti pada kecelakaan nuklir atau terapi radiasi intensif untuk kanker.
Radiologi, bila dilakukan sesuai prosedur dan pengawasan profesional, aman dan bermanfaat bagi kesehatan. Edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan radiasi medis sangat penting untuk mencegah kesalahpahaman. Alih-alih ditakuti, teknologi radiologi seharusnya dihargai sebagai salah satu inovasi terbesar dalam dunia kedokteran modern.
Penulis : Nurun Niswatul Khoiroh
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
