Tangisan di Tengah Puing
Info Terkini | 2025-12-07 17:39:32
Jakarta, 7 Desember 2025 — Kesedihan meliputi Pulau Sumatera. Banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara (Sumut), dan Sumatera Barat (Sumbar) tidak hanya merusak rumah, tetapi juga meninggalkan cerita-cerita yang sangat menyedihkan. Sudah lebih dari 900 orang meninggal, dan setiap sisa bangunan yang hancur menyimpan kisah pilu tentang orang-orang yang hilang.
Angka 900 lebih korban jiwa itu adalah keluarga yang hancur dalam sekejap. Di Desa Aek Nabara, Sumut, warga bercerita air datang sangat cepat, menghanyutkan rumah saat mereka masih tidur.
"Saya cuma sempat pegang anak bungsu, tapi istri dan dua anak lain hilang ditelan lumpur," kata seorang ayah sambil menangis di tempat pengungsian.
Tangisan histeris sering terdengar saat Tim SAR menemukan jenazah yang tertimbun longsor di perbukitan Agam, Sumbar, atau yang terseret arus di Aceh Tamiang.
Ratusan ribu warga sekarang mengungsi dan hidup serba kekurangan. Penderitaan tidak berhenti pada korban jiwa; kondisi di tempat pengungsian juga sangat memprihatinkan.
Seorang nenek di Meulaboh, Aceh, harus dirawat karena kedinginan parah (hipotermia) setelah lama bertahan di atap rumah bersama cucunya. Kekurangan air bersih, makanan, dan obat-obatan, terutama di posko yang jalannya terputus, membuat penderitaan makin berat. Ibu-ibu dan anak-anak sangat rentan, mereka trauma berat setelah melihat rumah dan harta benda mereka hilang dibawa lumpur dan air.
Usaha penyelamatan terus dilakukan walau cuaca sangat buruk dan jalan-jalan utama rusak. Jembatan yang putus dan Jalan Lintas Sumatera yang amblas membuat tim penyelamat harus berjuang keras untuk mencapai desa-desa terpencil.
Tragedi ini menjadi pelajaran penting bahwa kita harus mengurus bencana lebih baik dan peduli pada lingkungan. Bantuan dari seluruh Indonesia yang datang berlimpah adalah satu-satunya penghibur bagi para korban. Pemerintah didorong untuk segera menetapkan ini sebagai Bencana Nasional agar bantuan dan perbaikan bisa berjalan lebih teratur dan cepat.
Saat ini, hati kita semua tertuju pada saudara-saudara kita di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
Kita panjatkan doa terbaik untuk para korban yang meninggal dunia, semoga mereka diterima di sisi-Nya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan yang luar biasa. Untuk yang sakit dan terluka, kita berharap kesembuhan dapat segera datang.
Semoga proses evakuasi dan pencarian yang hilang dapat berjalan lancar tanpa hambatan cuaca.Semoga bantuan logistik, terutama makanan dan obat-obatan, bisa sampai ke semua lokasi yang terisolasi. Semoga para pengungsi selalu diberi kesehatan,ketenangan jiwa, dan semangat untuk bangkit dari trauma.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
