Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Prima Fithri

Kemasan Bukan Sekadar Bungkus: Kansei Engineering dan Masa Depan Desain Produk Indonesia

Bisnis | 2025-12-07 10:06:21

Di era persaingan pasar yang semakin padat, produk tidak lagi berlomba hanya pada kualitas isi. Kemasan yang dulu dianggap sekadar pelindung kini menjadi ujung tombak dalam memikat konsumen. Tidak berlebihan jika dikatakan, keputusan membeli sering terjadi dalam beberapa detik pertama saat mata bertemu dengan kemasan. Di sinilah metode Kansei Engineering memainkan peran penting sebagai pendekatan ilmiah untuk menerjemahkan emosi manusia ke dalam desain produk dan kemasan.

Kansei Engineering berasal dari Jepang, negara yang dikenal sangat memperhatikan detail dan pengalaman pengguna. Metode ini berangkat dari premis sederhana: setiap keputusan konsumen dipengaruhi emosi. Warna apa yang membuat orang merasa percaya? Bentuk seperti apa yang memancarkan kualitas premium? Sentuhan permukaan seperti apa yang memberi kesan aman dan higienis? Semua pertanyaan ini dapat dijawab melalui pendekatan Kansei, bukan lagi sekadar feeling desainer.

ilustrasi

Di Indonesia, implementasi metode ini masih berkembang, namun potensinya sangat besar. Kita hidup di pasar dengan selera yang unik, penuh nilai budaya, warna cerah, dan simbol yang kaya makna. Dengan Kansei Engineering, karakter lokal dapat dituangkan ke dalam kemasan secara terukur. Produk UMKM misalnya, dapat naik kelas melalui desain yang benar-benar mencerminkan kebutuhan emosional konsumen: dari “kelihatan biasa” menjadi “ingin langsung dibawa pulang”.

Lebih jauh, metode ini membantu produsen mengurangi risiko salah desain. Selama ini, banyak perusahaan melakukan desain ulang berulang kali karena tidak mengetahui apa yang benar-benar diinginkan pasar. Dengan Kansei, evaluasi dilakukan sejak awal melalui data psikologis konsumen sehingga keputusan desain lebih efektif dan efisien.

Pendekatan ini juga sejalan dengan tren global: experience dan persepsi nilai menjadi faktor utama dalam daya saing produk. Bahkan, inovasi kemasan berbasis Kansei dapat mendorong munculnya ikon brand baru dari Indonesia yang mampu bersaing di rak-rak ritel dunia.

Namun tentu ada tantangan. Kansei Engineering membutuhkan kolaborasi antara desainer, pemasar, psikolog konsumen, hingga produsen. Perguruan tinggi perlu memperkuat riset dan kurikulum berbasis pengalaman manusia. Industri pun harus lebih berani menggunakan data dalam pengembangan kemasan, bukan hanya intuisi atau selera pribadi.

Pada akhirnya, kita harus menyadari bahwa kemasan adalah komunikasi pertama antara produk dan manusia. Jika kemasan bisa berbicara, ia harus mampu berkata: “Aku dibuat untukmu.” Kansei Engineering membantu pesan itu tersampaikan secara emosional dan ilmiah sekaligus. Kini saatnya Indonesia tidak hanya mengekspor bahan baku atau produk generik, tetapi juga menjual nilai dan rasa yang hidup dalam setiap desainnya.

Karena pada dunia bisnis hari ini, mereka yang mampu merebut hati terlebih dulu, dialah yang menang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image