Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jeje Febriana

Benteng Kedung Cowek Menelisik Sejarah yang Hampir Terlupakan

Historia | 2025-11-29 13:17:21

Banyak anak muda mungkin bahkan belum pernah mendengar nama Benteng Kedung Cowek, sebuah kompleks pertahanan tua yang terletak di tepi Selat Madura, ujung timur Surabaya. Meski sering tersembunyi di balik pepohonan dan jarang muncul dalam rencana wisata, tempat ini sebenarnya memegang peranan penting dalam sejarah panjang kota pelabuhan tersebut. Benteng ini dibangun pada awal 1900-an oleh pemerintah kolonial Belanda sebagai bagian dari sistem pertahanan pesisir. Luas kawasannya mencapai puluhan ribu meter persegi menjadikannya salah satu instalasi pertahanan terbesar di kawasan ini pada masanya.

Benteng yang Menyimpan Strategi dan Arsitektur Militer
Jika kita menjelajahi area benteng ini, kita akan menemukan lorong-lorong gelap penghubung antar benteng, ruang penyimpanan amunisi, serta sektor pengintaian yang mengarah ke laut. Struktur dindingnya yang tebal dan desainnya yang tertutup menunjukkan bahwa bangunan ini memang diproyeksikan untuk menahan serangan dari arah laut. Meriam-meriam berat yang dahulu ditempatkan di sini dapat menjangkau kapal musuh sejauh beberapa kilometer. Setiap sudutnya dirancang dengan kecermatan, sehingga benteng tidak hanya berfungsi sebagai gudang peluru, tetapi juga pusat komando pertahanan.


Peran Benteng dalam Peristiwa Bersejarah Surabaya

Ketika Surabaya menjadi pusat perlawanan pada 1945, Benteng Kedung Cowek ikut bertransformasi menjadi basis militer bagi para pejuang Indonesia yang saat itu di sebut Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Tempat ini dijadikan posisi strategis untuk memantau pergerakan sekutu dan menahan laju pasukan sekutu yang datang dari arah laut. Beberapa kesaksian sejarah menyebutkan bahwa banyak pasukan muda yang bertempur dan gugur di area ini, menjadikannya salah satu titik penting dalam rangkaian pertempuran Surabaya pasca-proklamasi.
Jejak-jejak itu masih terasa sampai sekarang. Meski meriam-meriamnya telah tak lagi berdentum, ruang-ruang sempitnya masih menyimpan gema keberanian yang dahulu pernah mengisi tempat ini. Di sinilah salah satu episode penting perjuangan mempertahankan kemerdekaan pernah dimainkan.

Kondisi Terkini: Sepi, Terlupakan, namun Bernilai Tinggi

Ironisnya, banyak generasi muda yang lebih memilih menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan atau kafe instagenik daripada mengunjungi situs sejarah seperti ini. Lambat laun, jika pola ini terus berlanjut, kita akan semakin jauh dari akar perjuangan yang seharusnya menjadi bagian dari identitas bangsa.

Kini, Benteng Kedung Cowek berada dalam kondisi yang kurang terawat. Vegetasi liar mulai mengambil alih beberapa bagian, dan akses menuju titik-titik tertentu tidak lagi sejelas dulu. Namun sekarang akses perlahan-lahan mulai dibuka dan diaktifkan oleh pengurus setempat. Akses jalan menuju lokasi tiap benteng pun mulai di babat dan dibersihkan guna menarik wisatawan untuk berkunjung. Kini kita semua bisa mengakses Benteng Kedung Cowek dengan mudah. Harapannya lokasi bersejarah ini tidak terlupakan dan hilang di telan waktu.

Mengapa Generasi Muda Harus Datang dan Peduli?

Mengunjungi Benteng Kedung Cowek bukan sekadar jalan-jalan. Untuk mahasiswa dan pelajar, tempat ini bisa menjadi ruang belajar yang hidup. Beberapa alasan penting yang membuat situs ini layak dikunjungi:

1. Mengalami Sejarah Secara LangsungTidak ada buku yang mampu menggantikan pengalaman berdiri langsung di dalam bunker, menyusuri lorong-lorong gelap, atau melihat bukaan dinding yang dulu menjadi titik tembak artileri. Pengalaman fisik semacam ini memberi pemahaman baru tentang beratnya perjuangan kemerdekaan.
2. Menumbuhkan Kesadaran KebangsaanTempat seperti Benteng Kedung Cowek mendorong kita untuk merenung: seberapa besar pengorbanan yang telah dilakukan generasi sebelumnya? Dan bagaimana kita menjaga nilai-nilai tersebut tetap hidup?

3. Berkontribusi pada Pelestarian WarisanSetiap kunjungan, foto, penelitian, atau ulasan di media sosial dapat membantu meningkatkan kepedulian publik. Partisipasi generasi muda sangat penting agar situs seperti ini tidak tenggelam dalam kesunyian.
4. Menjadi Ruang Diskusi dan EdukasiBenteng ini bisa menjadi lokasi ideal untuk field study, workshop sejarah, kuliah lapangan, hingga kegiatan refleksi kebangsaan. Potensinya luas, hanya perlu perhatian dan kreativitas untuk menghidupkannya.

Ajakan untuk Generasi Muda: Menghidupkan Kembali Jejak Perjuangan
Saat kamu melangkah masuk ke dalam lorong-lorongnya, kamu akan merasakan suasana yang berbeda, hening, tapi penuh cerita. Tembok tebalnya seakan menyimpan suara-suara lama, napas para pejuang, dan semangat yang dulu begitu membara.
Inilah saatnya generasi muda kembali membuka mata. Kita tidak boleh membiarkan sejarah hanya menjadi catatan di buku pelajaran.
Datanglah, lihat sendiri, dan rasakan.
Benteng Kedung Cowek menunggu untuk dihidupkan kembali melalui kepedulian kita.

Benteng Kedung Cowek bukan hanya tumpukan bata tua. Ia adalah fragmen sejarah yang masih berdiri tegar, meski ditinggalkan oleh kesibukan zaman. Jika kita membiarkannya, ia akan pelan-pelan larut dalam alam dan waktu. Tapi jika kita memilih untuk kembali mendekat, mempelajari, dan menghargainya, benteng ini dapat menjadi ruang dialog antara masa lalu dan masa kini.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image