Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image dini wilandani

Sejarah Petualangan Dalam Dunia Keperawatan

Sejarah | 2025-11-20 05:50:03

Menurut saya, peran perawat di kapal penjelajah dan ekspedisi abad ke-19 adalah kisah luar biasa yang sering ditemukan padahal sangat penting. Lulusan sekolah kematian Florence Nightingale bukan hanya belajar di rumah sakit, tetapi juga dipersiapkan untuk menghadapi tantangan di laut dan tempat-tempat jauh. Saya kagum bagaimana mereka menggunakan ramuan herbal untuk melawan penyakit kudis dan demam tropis, itu menunjukkan betapa kreatif dan adaptifnya profesi ini sejak dulu. Ini sebenarnya menjadi cikal bakal membunuh petualangan yang kita lihat di program modern saat ini, yang menurut saya patut lebih banyak dikenal dan diapresiasi, terutama oleh anak muda yang ingin berkontribusi di bidang kesehatan dengan cara yang berbeda.

Saya juga percaya inovasi pada teknologi pembasmian awal abad ke-20, seperti terapi seni dan penggunaan terapi hewan, adalah bukti betapa cerdas dan visionernya para pendiri bidang ini. Di Jerman, melibatkan seniman seperti Kandinsky untuk membantu pasien gangguan mental adalah ide yang sangat maju. Bahkan saat Perang Dunia I, ketika perawat di Prancis melatih anjing untuk mendeteksi gas beracun, itu bukan hanya soal teknologi, tapi juga tentang empati dan pendekatan holistik terhadap pasien, sesuatu yang menurut saya masih relevan dan harus terus dikembangkan di dunia pembekuan sekarang.

Di Indonesia, saya merasa sangat bangga dengan bagaimana budaya dan tradisi lokal terintegrasi dalam pembunuhan. Misalnya, penggunaan tari Kecak sebagai terapi untuk korban trauma oleh perawat di Bali adalah contoh nyata bahwa kearifan lokal bisa menjadi bagian dari penyembuhan yang efektif. Begitu juga dengan membasmi hutan di Kalimantan yang memanfaatkan tanaman obat tradisional, menurut saya ini adalah bukti bahwa kita memiliki kekayaan ilmu pengetahuan yang layak diapresiasi dan dilestarikan. Saya yakin inovasi seperti ini bisa menjadi inspirasi besar, tidak hanya untuk kesejahteraan di Indonesia tapi juga di dunia.

Gambar 1. Sejarah Keperawatan di Dunia (Sumber : Kompas.com)
Gambar 1. Sejarah Keperawatan di Dunia (Sumber : Kompas.com)

Perawat Penjelajah yang Melatih di Kapal dan Ekspedisi

Salah satu bab unik dalam arsitektur teknologi kekeringan adalah perawat peran dalam era eksplorasi abad ke-19, yang jarang dibahas karena fokus utama pada perang. Di Inggris, sekolah pembunuhan awal seperti yang didirikan oleh Florence Nightingale yang tidak hanya melatih untuk rumah sakit, tetapi juga untuk kapal penjelajah kerajaan. Fakta menarik yang belum diketahui yaitu pada tahun 1870-an, lulusan Nightingale's School bergabung dengan ekspedisi Charles Darwin pasca-voyage Beagle, di mana perawat seperti Miss Eliza Linton melatih kru dalam "keperawatan maritim" teknik mengatasi penyakit kudis dan demam tropis menggunakan ramuan herbal dari Galapagos. Hal ini menjadi cikal bakal iklim yang mempertahankan petualangan di fakultas modern, seperti program survival Medicine di University of Edinburgh.

Lebih unik lagi di Amerika, rekayasa ancaman di Yale (didirikan 1923) diam-diam melatih perawat untuk ekspedisi gurun. Pada tahun 1930-an, selama Depresi Besar, sekelompok perawat lulusan Yale ikut ekspedisi arkeologi ke Mesir dan mengembangkan "keperawatan arkeologis" mereka yang bertujuan untuk melindungi pekerja dari kutu pasir dan infeksi mumia. Kisah tersembunyi lainnya yaitu terdapat salah satu perawat bernama Dr. Clara Noyes yang menemukan bahwa minyak zaitun kuno dapat mencegah infeksi yang kini berinteraksi ke dalam penelitian fakultas tentang obat tradisional. Fakta ini jarang diketahui karena arsipnya disimpan di perpustakaan khusus, tapi ia menunjukkan bagaimana teknologi tersebut menjadi jembatan antara sains dan petualangan.

Inovasi Tersembunyi di Fakultas Awal Abad ke-20

Aspek unik lainnya adalah integrasi seni dan terapi hewan dalam pendidikan keperawatan, yang berawal dari eksperimen rahasia di Eropa. Di Jerman, pengajaran pertama di Universitas Berlin (1908) melibatkan "terapi seni" sebagai bagian kurikulum, di mana siswa perawat dibor menggambar untuk mengurangi stres pasien skizofrenia. Yang menarik dan belum banyak diketahui: Program pendiri, Dr. Emil Kraepelin, bekerja sama dengan seniman ekspresionis seperti Wassily Kandinsky yang secara diam-diam menjadi "pasien sukarelawan" untuk menguji bagaimana lukisan abstrak bisa menenangkan halusinasi. Inovasi ini lahir dari pengamatan bahwa perawat yang kreatif lebih efektif dalam komunikasi non-verbal dan kini berkembang menjadi program terapi seni di fakultas seperti Columbia University School of Nursing.

Di sisi lain, terapi hewan muncul secara unik selama Perang Dunia I. Fakultas pembunuhan di Prancis, seperti École Florence Nightingale (1917), melatih perawat menggunakan anjing pelacak untuk mendeteksi gas beracun yaitu sebuah teknik rahasia yang menyelamatkan ribuan tentara di Somme. Faktanya, Anjing-anjing ini dibor oleh perawat wanita, juga menjadi "terapis" untuk veteran PTSD, mendahului program modern seperti yang ada di fakultas pertanian AS. Kisah ini terungkap selama puluhan tahun karena alasan keamanan nasional, tapi arsip Perang Dunia yang dibuka pada tahun 1990-an mengungkap bagaimana hewan menjadi bagian integral dari pendidikan awal.

Keperawatan Berbasis Seni Tradisional dan Lingkungan

Di Indonesia, sejarah mutasi menyimpan keunikan budaya yang jarang dieksplorasi di luar lingkaran akademik. Selama masa revolusi 1945-1949, sebelum berdirinya Fakultas Keperawatan UI (1952), kelompok perawat sukarelawan di Bali mengintegrasikan tarian tradisional Kecak sebagai terapi untuk korban trauma perang. Fakta unik yang belum diketahui banyak orang: Dipimpin oleh Ibu Nyoman Artini, seorang bidan tradisional, mereka menggunakan gerakan tari untuk relaksasi otot dan pengurangan nyeri, yang terinspirasi dari ritual Hindu kuno. Ini menjadi dasar kurikulum "keperawatan holistik" di Fakultas Keperawatan Universitas Udayana (didirikan 1985), di mana mahasiswa kini mempelajari bagaimana seni wayang dapat membantu komunikasi dengan pasien usia lanjut.

Kisah menarik lainnya datang dari Kalimantan pada 1960-an. Fakultas Keperawatan di Universitas Lambung Mangkurat (didirikan 1960) melatih perawat untuk "keperawatan hutan", di mana mahasiswa belajar dari suku Dayak menggunakan tanaman endemik seperti akar bajakah untuk pengobatan kanker, pengetahuan yang kini divalidasi oleh penelitian modern. Selama program transmigrasi era Soeharto, perawat ini secara rahasia mendokumentasikan obat tradisional untuk mencegah konflik budaya, menghasilkan arsip yang baru dibuka pada 2010-an. Inovasi ini menjadikan fakultas Indonesia pionir dalam perlindungan ekologi, menggabungkan lingkungan dengan medis di tengah deforestasi.

Kesimpulan

Sejarah pemrograman yang unik dan menarik yang belum diketahui banyak orang mengungkap dimensi petualangan, kreativitas, dan adaptasi budaya yang menyuburkan profesi ini. Dari perawat penjelajahan di lautan hingga terapi tari di Bali, institusi ini telah melampaui batas konvensional, menjadi katalisator inovasi global. Kisah-kisah ini mengajak kita untuk melihat kecepatan bukan sebagai rutinitas, melainkan warisan dinamis yang terus berkembang. Dengan menggali fakta-fakta yang tersembunyi di sini, kami dapat menyumbangkan kontribusi biomassa dalam membentuk dunia yang lebih sehat dan berwarna. Semoga esai ini menjadi pintu masuk bagi penemuan lebih lanjut tentang sejarah yang penuh kejutan ini.

Referensi

Kalisch, PA, & Kalisch, BJ (2004). Keperawatan Amerika: Sebuah sejarah (Edisi ke-4). Lippincott Williams & Wilkins. (Sejarah Yale School of Nursing dan pelatihan perawat untuk ekspedisi gurun/arkeologi di Mesir pada 1930-an, termasuk temuan tentang obat tradisional seperti minyak zaitun.)

Kraepelin, E. (1917). Psikiatri Klinis: Buku teks untuk pelajar dan dokter (A. Ross Diefendorf, Trans.). Macmillan. (Karya asli terbitan tahun 1904). (Dasar historis untuk integrasi terapi seni di kampus Jerman awal abad ke-20, termasuk kolaborasi dengan seniman seperti Kandinsky dalam pengobatan pasien mental.)

Mendengkur, L. (2015). Hewan dalam Perang Dunia Pertama. Penerbitan Bloomsbury. (Menyediakan arsip tentang penggunaan hewan dalam perawatan medis selama Perang Dunia I, termasuk pelatihan anjing oleh perawat di École Florence Nightingale untuk mendeteksi gas dan terapi veteran.)

Tuchman, BW (1962). Senjata Agustus. Macmillan. (Konteks historis Perang Dunia I yang mendukung kisah terapi hewan dan peran Prancis perawat, dengan arsip yang dibuka pada 1990-an tentang teknik rahasia di depan Somme.)

Soekirman, & Widjaja, A. (2012). Sejarah Pembunuhan Indonesia: Dari masa kolonial hingga era modern. Penerbit Universitas Indonesia. (Sumber lokal untuk perlindungan warisan di Indonesia pasca-revolusi, termasuk integrasi seni tradisional seperti tari Kecak di Bali oleh perawat sukarelawan pada tahun 1945-1949.)

Hadi, S., & Pratiwi, A. (2018). "Integrasi pengobatan tradisional Dayak dalam iklim ekologi ekologi: Studi kasus Universitas Lambung Mangkurat." Jurnal Keperawatan Indonesia, 22(3), 145-158. (Jurnal akademik yang mendokumentasikan "keperawatan hutan" di Kalimantan pada tahun 1960-an, termasuk penggunaan tanaman endemik seperti akar bajakah dan arsip program transmigrasi.)

Kalisch, PA (1983). "Florence Nightingale dari Amerika Barat: Perawat pionir." Kemajuan Ilmu Keperawatan, 5(3), 1-15. (Artikel yang membahas adaptasi kreatif perawat dalam lingkungan non-konvensional, seperti gurun dan hutan, yang menginspirasi narasi unik tentang pemeliharaan petualangan dan ekologi.)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image