Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Farhan Adi Prasetya Ilham

Pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap UMKM

Bisnis | 2025-11-19 18:32:43

Seperti yang kita tahu bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam mengembangkan sektor perekonomian di Indonesia, apalagi dengan istilah “tulang punggung perekonomian” tentu dalam hal ini UMKM harus terus berkembang dan menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Menurut OJK Institute, “jumlah UMKM pada tahun 2025 mencapai sekitar 65,5 juta unit, menyumbang 61,9% terhadap produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap lebih dari 119 juta atau sekitar 97% total tenaga kerja nasional”. Namun, dunia terus berputar menyebabkan kemajuan teknologi yang sangat cepat sehingga tidak dapat kita hindari terutama para pelaku UMKM dalam mengelola usahanya. Dalam hal ini kemajuan teknologi tentunya dapat memberikan banyak dampak kepada para pelaku untuk memajukan usahanya.

Dalam kehidupan sehari-hari, saya merasakan perkembangan teknologi yang pesat memasuki kegiatan UMKM, seperti kemudahan akses berbagai macam kebutuhan melalui media sosial dan membantu para pelakunya memperluas target pasar mereka. Kemudahan akses, seperti mencari makan secara daring melalui aplikasi semacam ShopeeFood, GrabFood, dan aplikasi lainnya turut membantu saya menghemat waktu untuk memenuhi kebutuhan makan di tengah kesibukan sehari-hari. Selain itu, dengan kemajuan ini tentunya mendorong para pelaku UMKM untuk turut serta mempromosikan produk mereka di layanan media sosial agar memperluas target pasar mereka ke seluruh wilayah sekitar. Kemudahan akses ini memberikan rasa mutualisme antara konsumen dan penjual.

Kemudahan dalam transaksi meningkat. Saya sebagai generasi gen z dan anak rantau yang kuliah di Surabaya, terkadang ketersediaan uang cash itu terbatas sehingga memilih opsi transaksi secara kredit karena kemudahannya. Adanya sistem pembayaran QRIS yang saat ini ramai digunakan para pelaku UMKM sebagai metode pembayarannya akan memudahkan dalam proses transaksi. Dalam hal ini, saya tidak perlu menukarkan uang karena jumlah uang yang terlalu besar atau tidak adanya kembalian karena dengan metode QRIS ini membayar sesuai harga yang saya miliki, tetapi kendala dalam pembayaran QRIS terjadi apabila tidak memiliki sinyal yang cukup baik. Selain itu, saat ini ada transaksi PayLater di mana konsumen seperti saya dapat membeli dengan metode bayar nanti atau cicilan. Metode ini seperti pedang bermata dua, karena bisa membantu konsumen untuk mendapatkan kebutuhan secara cepat dan juga meningkatnya tingkat konsumerisme yang tak terkendali.

Media sosial sebagai media promosi. Seperti yang kita tahu bahwa harga yang dikeluarkan untuk iklan itu mahal dan tidak semua para pelaku UMKM dapat melakukannya. Namun, dengan adanya media sosial, biaya dalam iklan dapat ditekan dengan teknik promosi sendiri dengan modal gadget dan kreativitas untuk mengenalkan dan menarik para pembeli. Selain itu, dengan kemajuan ini tentunya mendorong para pelaku UMKM untuk turut serta mempromosikan produk mereka di layanan media sosial agar memperluas target pasar mereka ke seluruh wilayah sekitar. Kemudahan akses ini memberikan rasa mutualisme antara konsumen dan penjual. Akan tetapi, dengan adanya kemajuan ini, para pelaku UMKM seperti dituntut harus mampu menggunakan strategi digitalisasi, padahal tidak semua UMKM dapat melakukan hal tersebut karena latar belakang yang berbeda. Solusi dari hal ini adalah adanya pelatihan literasi digital yang dapat dilakukan pemerintah untuk memberdayakan para pelaku UMKM turut serta dalam kemajuan teknologi saat ini.

Dengan adanya pemasaran melalui media sosial sangat membantu saya untuk mencari kebutuhan yang saya inginkan, seperti halnya saat membutuhkan baju, saya lebih suka mencari baju yang saya inginkan di laman toko online sebab kemudahannya tidak perlu mencari ke pasar yang membutuhkan energi cukup besar. Namun, dibalik kemudahan ini ada biaya ekstra yang harus saya bayar, seperti ongkos kirim yang dapat menambah pengeluaran saya.

Kemajuan teknologi juga dapat membuka lapangan pekerjaan baru, seperti maraknya penjualan melalui media online tentu membutuhkan jasa distribusi yang besar dikarenakan cakupannya tidak hanya satu daerah, melainkan satu negara, bahkan antar negara. Hal ini tentunya dapat memperluas sektor distribusi bagi para pekerja untuk kemudahan dan kecepatan dalam proses pengiriman barang. Namun, masih ada kejadian yang tidak diinginkan dalam proses pengiriman, seperti barang yang telah tiba mengalami kerusakan dalam proses distribusi dan juga kasus kurir yang bermasalah dengan customer yang tidak ingin membayar pesanannya secara COD. Hal ini menandakan bahwa literasi digital tidak hanya untuk para penjual, tetapi juga para customer penting untuk memahami bagaimana sistem pembayaran bekerja.

Kemajuan teknologi memang tidak dapat kita hindari. Kemajuan bukan hal yang harus kita lawan, tetapi bagaimana kita menyesuaikannya. Segala sesuatu yang memberikan dampak baik, akan membawa dampak buruk juga. Ini menjadi tantangan kita untuk bijak dalam mengikuti perkembangan jaman di era yang serba modern. Sebagai para pelaku UMKM tentunya terasa dituntut untuk masuk era digitalisasi. Oleh karena itu, pentingnya peranan pemerintah dalam memberikan literasi digital untuk mengurangi ketimpangan pada pelaku UMKM. Setiap manfaat yang kita dapatkan akan selalu ada risiko di dalamnya. Bijak adalah cara yang tepat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image