Bojonegoro Cetak Sejarah dengan Tari Kayangan Api Merah Putih Pecahkan Rekor MURI
Culture | 2025-11-19 07:28:53
Pada 17 Juli 2025, Kabupaten Bojonegoro menyuguhkan pertunjukan seni yang tidak hanya memukau mata, tetapi juga mengukir catatan sejarah di Museum Rekor Indonesia atau MURI. Sebanyak 2.025 pelajar dari lebih 100 sekolah memadati Stadion Letjen H. Soedirman untuk menampilkan Tari Kayangan Api Merah Putih, sebuah tarian khas yang sarat makna budaya, simbolisme, dan nasionalisme. Fenomena Kayangan Api adalah api abadi yang tidak pernah padam di tengah-tengah Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur menjadi inspirasi bagi hal ini. Api yang terus menyala ini melambangkan semangat yang tidak pernah padam, namun mencerminkan tekad dan kerja keras masyarakat Bojonegoro dalam pembangunan daerah serta pelestarian budaya dan identitas.
Dengan gerak dan pola lantai yang apik, berbagai simbol kehidupan masyarakat dimunculkan dalam tarian ini. Roda bergigi menggambarkan kerja keras yang tiada henti, rantai melambangkan ikatan persaudaraan dan persatuan, serta elemen padi dan kapas yang menjadi lambang kemakmuran dan kesejahteraan. Timbangan yang muncul merepresentasikan keadilan sosial sebagai nilai inti koperasi, sementara pohon beringin menyimbolkan kehidupan yang tumbuh dan lestari. Warna merah dan putih adalah warna bendera kebangsaan Indonesia pada busana para penari menegaskan rasa cinta tanah air dan semangat nasionalisme yang menggelora. Keistimewaan tari ini juga tersirat dalam jumlah penari yang sangat besar 2.025 orang yang sengaja dipilih untuk mewakili tahun 2025 sebagai simbol harapan dan semangat baru bagi kemajuan Kabupaten Bojonegoro.
Tari Kayangan Api Merah Putih bukanlah sekadar kegiatan kesenian, melainkan sekaligus bagian dari rangkaian Hari Koperasi ke-78 Provinsi Jawa Timur yang menegaskan spirit gotong royong fondasi koperasi sebagai pilar pemberdayaan masyarakat dan pembangunan daerah. Keberhasilan memecahkan rekor MURI ini menjadikan Bojonegoro tidak hanya sebagai penggiat seni budaya, tetapi juga penggerak inovasi dan pelestari tradisi melalui semangat generasi muda. Ribuan penari kompak menampilkan sinkronisasi penuh makna ini, menjadi cermin di tengah-tengah moderenisasi, akar budaya dan nilai kebangsaan tetap menjadi sumber kekuatan utama bagi kemajuan bersama masyarakat Bojonegoro dan Indonesia. Tari Kayangan Api Merah Putih adalah bukti nyata bahwa pertunjukan seni bisa menyatukan nilai sejarah, budaya, dan semangat kolektif dalam membentuk identitas sekaligus mempererat rasa persatuan dan kebanggaan daerah, sekaligus menjadi inspirasi bagi generasi masa depan untuk terus melestarikan kekayaan budaya lokal dengan cara yang inovatif dan bermakna.
Penulis adalah mahasiswa Universitas Airlangga Fakultas Vokasi Program Studi Perbankan dan Keuangan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
