Tragedi Diplomat Muda: Refleksi atas Lemahnya Perlindungan Aparatur Negara di Indonesia
Politik | 2025-11-18 15:20:41
Beberapa waktu lalu, publik dikejutkan dengan berita meninggalnya salah satu diplomat muda
indonesia, Arya Daru Pangayunan, di sebuah kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta
Pusat. Ia ditemukan tidak bernyawa dengan kondisi yang hingga kini masih dipertanyakan
kebenarannya. Wajah yang terlilit lakban dan tubuh yang terbalut selimut, membuat berita ini
tidak hanya menjadi berita duka bagi masyarakat indonesia melainkan juga memunculkan
kecurigaan dan tanda tanya mengenai keselamatan, kesejahteraan, dan perlindungan terhadap
aparatur negara, terutama oknum-oknum yang mengemban pekerjaan di dunia diplomasi.
Sebagai salah satu mahasiswa Hubungan Internasional, peristiwa ini dipandang bukan hanya
sebagai kasus yang merugikan seseorang melainkan kasus yang menjadi refleksi dari
menurunnya sistem perlindungan terhadap diplomat dan aparatur negara. Diplomat merupakan
tokoh yang menjadi perantara hubungan antarnegara, sehingga disebut sebagai wajah negara
di mata dunia. Namun sangat disayangkan, seorang diplomat muda kehilangan nyawanya di
tanah air sendiri yang seharusnya menjadi ruang aman bagi dirinya.
Kasus ini menyadarkan betapa pentingnya peningkatan tata kelola kelembagaan yang menjadi
bagian dari tugas pemerintah. Perlindungan terhadap aparatur negara seharusnya tidak hanya
terlihat ketika aparaturnya menghadapi masalah administratif saja, melainkan juga
memberikan perhatian pada masalah pribadi, seperti ancaman yang mengganggu kesehatan
mental pegawainya yang mengancam kesehatan fisik maupun psikisnya.
Kematian diplomat muda ini masih menjadi kasus yang tidak memiliki kejelasan. Ponsel yang
hilang, kondisi kamar yang terkunci, hingga lambatnya informasi resmi membuat masyarakat
berspekulasi bahwa kasus ini termasuk dalam kasus pembunuhan yang terencana.
Dalam onteks ini, transparansi penyelidikan kasus menjadi kunci utama untuk mewujudkan
keadilan yang diinginkan publik. Negara tidak boleh mengabaikan keiinginan publik untuk
memperoleh kebenaran. Informasi yang jelas serta proses penyelidikan yang transparan akan
membangun kepercayaan masyarakat terhadap institusi negara, bahkan kepada negara itu
sendiri.
Sebagai generasi muda yang ingin masuk dan mempelajari dunia diplomasi, penting bagi kita
untuk mendalami kasus ini sebagai bentuk keadilan yang harus diajukan dan didapatkan oleh
masyarakat indonesia. Kematian Arya Daru Pangayunan membuat negara yang sedang
berupaya membangun sistem pemerintahan yang transparan dan berkeadilan merasa
kehilangan. Dari kasus ini, perlu adanya perubahan untuk sistem birokrasi yang lebih
manusiawi, terbuka, dan peduli terhadap keselamatan mereka yang ada di dalamnya.
Sumber daya manusia merupakan aset diplomatik terpenting. Tanpa adanya jaminan kemanan,
kesejahteraan, dan perlindungan kepada mereka, diplomasi tidak akan berjalan dengan kokoh.
Kasus ini membuka kesempatan bagi pemerintah untuk mengubah sistem perlindungan
terhadap aparatur negara, agar kasus tersebut tidak terjadi lagi di masa yang akan datang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
