Dok Sakit Nggak? Saat Komunikasi Menjadi Obat Paling Ampuh
Eduaksi | 2025-11-18 11:24:07Dalam dunia kedokteran gigi, kemampuan menggunakan tangan yang terampil tidak akan berarti banyak tanpa kemampuan berbicara dengan hati. Di ruang praktik, komunikasi bukan hanya tentang prosedur, tetapi juga tentang bagaimana seorang dokter gigi mampu menenangkan, meyakinkan, dan membangun kepercayaan dengan pasien. Inilah merupakan makna dari komunikasi efektif dan terapeutik yang menjadi bagian penting dari pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
Komunikasi efektif adalah proses pertukaran informasi yang jelas, empatik, dan mudah dipahami oleh pasien. Sementara itu, komunikasi terapeutik berfokus pada hubungan emosional yang dibangun antara dokter dan pasien hubungan yang bisa menumbuhkan rasa aman dan nyaman selama perawatan berlangsung.
Kedua aspek ini saling melengkapi. Komunikasi efektif memastikan informasi medis tersampaikan dengan tepat, sedangkan komunikasi terapeutik membantu pasien merasa diperhatikan dan didengarkan. Dalam praktik kedokteran gigi, kombinasi keduanya adalah kunci keberhasilan layanan.
Setiap pasien datang dengan karakter dan pengalaman berbeda. Ada yang datang dengan rasa takut terhadap jarum suntik, ada yang trauma karena pengalaman buruk di masa lalu, bahkan ada yang sekadar canggung duduk di kursi perawatan. Tugas dokter gigi bukan hanya mengobati gigi yang rusak, tetapi juga merawat rasa percaya pasien.
Sebelum tindakan dimulai, dokter biasanya menjelaskan prosedur secara perlahan dengan bahasa yang mudah dipahami, memberi kesempatan pasien bertanya, dan menegaskan bahwa mereka boleh menghentikan tindakan jika merasa tidak nyaman. Langkah sederhana ini membuat pasien merasa dihargai dan mengurangi kecemasan inilah bentuk nyata komunikasi terapeutik.
Pada pasien anak, teknik tell, show, do sering digunakan. Dokter menjelaskan apa yang akan dilakukan (tell), memperlihatkan alat secara ramah (show), kemudian baru melakukan tindakan (do). Dengan cara ini, anak belajar percaya dan tidak lagi menganggap ruang praktik gigi sebagai tempat yang menakutkan.
Berbeda dengan anak-anak, pasien dewasa sering membawa ekspektasi dan pengetahuan yang beragam terutama di era digital, ketika banyak informasi medis beredar di internet. Dokter gigi perlu mengedukasi tanpa menggurui, menjelaskan dengan data ilmiah namun tetap menggunakan bahasa yang hangat dan manusiawi.
Misalnya, saat membahas pentingnya perawatan saluran akar, dokter dapat memperlihatkan gambar anatomi gigi, menjelaskan secara logis manfaat dan risikonya, serta memberi waktu bagi pasien untuk memutuskan. Pendekatan ini mencerminkan profesionalitas sekaligus empati.
Komunikasi terapeutik tidak bisa dipisahkan dari aspek penyembuhan. Rasa tenang yang tumbuh dari kepercayaan pasien terbukti membantu memperlancar tindakan medis. Penelitian terkini juga menunjukkan bahwa hubungan dokter pasien yang baik dapat meningkatkan kepuasan pasien dan memperkuat kepatuhan terhadap perawatan lanjutan.
Dengan demikian, komunikasi bukan hanya alat bantu pelayanan, tetapi juga bagian dari terapi itu sendiri. Pelayanan kesehatan yang ideal tidak hanya berfokus pada hasil klinis, tetapi juga pada kualitas interaksi manusia di dalamnya.
Seorang dokter gigi yang mampu berkomunikasi dengan empati dan ketulusan akan membantu pasien tidak hanya sembuh dari rasa sakit, tetapi juga pulih dari ketakutan. Senyum yang lahir dari perasaan aman itulah bukti bahwa komunikasi efektif dan terapeutik benar-benar menyembuhkan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
