Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kaila Putri Zahirah

Pahlawan Tanpa Jubah Putih: Dedikasi Dokter Hewan Menyelamatkan Nyawa yang Tak Bisa Bicara

Eduaksi | 2025-11-16 11:27:41
cr: Pinterest
cr: Pinterest

Mendengar kata "dokter", orang banyak langsung membayangkan sosok berseragam putih yang merawat manusia di rumah sakit. Namun, di balik dunia medis ini, ada sekelompok pahlawan lain yang tak kalah penting. Mereka menyelamatkan nyawa, hanya saja pasien mereka tak mampu mengucapkan keluhan maupun rasa terima kasih. Mereka adalah dokter hewan - penjaga kehidupan bagi makhluk-makhluk yang tak bisa berbicara.

Banyak orang mengira pekerjaan dokter hewan hanya terbatas pada pemberian vaksin, pengobatan flu pada kucing, atau pertolongan pada anjing yang luka. Padahal, tugas mereka jauh lebih kompleks dan sarat tanggung jawab. Seorang dokter hewan harus memahami anatomi berbagai jenis hewan — dari kucing mungil hingga gajah raksasa — sekaligus berperan sebagai ahli gizi, ahli bedah, hingga “psikolog” bagi hewan peliharaan yang mengalami stres (Indonesian Veterinary Medical Association, 2021).

Tidak jarang, mereka juga berhadapan dengan situasi penuh emosi. Bayangkan harus menenangkan pemilik hewan yang panik, sambil tetap fokus menyelamatkan pasien yang sedang kritis. Pada momen seperti itu, ketenangan, ketelitian, dan empati seorang dokter hewan benar-benar diuji.

Peran dokter hewan juga melampaui klinik dan ruang pemeriksaan. Melalui konsep One Health, dunia medis menegaskan bahwa kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan saling terhubung (World Health Organization [WHO], 2022). Wabah seperti flu burung, rabies, hingga COVID-19 berakar dari penularan antarspesies. Di sinilah dokter hewan berada di garis depan, mengawasi dan mencegah penyakit zoonosis agar tidak menyebar ke manusia (Centers for Disease Control and Prevention [CDC], 2023).

Selain itu, dokter hewan memegang peranan yang sangat penting dalam menjamin keamanan pangan. Mereka bertanggung jawab memastikan bahwa daging, susu, dan telur bebas dari penyakit maupun kontaminan sebelum produk-produk tersebut sampai kepada konsumen. Dengan kata lain, meskipun sering tidak mendapatkan perhatian, profesi ini sesungguhnya berkontribusi signifikan dalam melindungi kesehatan jutaan orang setiap hari. Food and Agriculture Organization [FAO], 2020

Menjadi seorang dokter hewan bukanlah tugas yang mudah. Mereka harus menempuh pendidikan bertahun-tahun, mempelajari berbagai spesies hewan, serta tetap tegar dalam menghadapi kenyataan pahit bahwa tidak semua pasien dapat diselamatkan. Kapan saja mereka harus mengambil keputusan paling sulit — seperti memberikan eutanasia — demi mengakhiri penderitaan hewan yang tidak lagi memiliki harapan sembuh. Keputusan ini bukan hanya soal ilmu, tetapi soal hati.

Di sisi lain, apresiasi terhadap profesi ini masih sering belum sebanding dengan beban kerjanya. Banyak dokter hewan bekerja dengan jam panjang, biaya operasional tinggi, dan pendapatan yang tidak selalu sesuai dengan tanggung jawab besar yang mereka emban. Meski demikian, sebagian besar dari mereka bertahan bukan karena uang, tetapi karena kecintaan pada kehidupan dan rasa tanggung jawab terhadap makhluk lain.

Menurut salah satu dokter hewan yang saya wawancarai, profesinya sebagai dokter hewan menuntut empati dan kesabaran tinggi. Ketika menangani pasien, dokter hewan tidak bisa langsung menanyai hewan itu; mereka bergantung dari penjelasan pemiliknya yang sering kali tidak memahami gejala hewan secara tepat. Karena itu, dokter hewan harus peka terhadap kondisi pasien sekaligus mampu memberikan penjelasan yang mudah dipahami oleh pemilik hewan agar penanganan dapat berjalan dengan baik.

Dokter hewan adalah pahlawan tanpa jubah putih yang berjuang di balik layar demi kesehatan hewan, manusia, dan lingkungan. Dedikasi mereka tidak hanya terlihat dalam penanganan hewan sakit, tetapi juga dalam pencegahan penyakit, keamanan pangan, dan edukasi masyarakat. Meski sering kali bekerja dalam tekanan emosional maupun fisik, mereka tetap menjalankan tugas dengan kasih sayang, ketelitian, dan tanggung jawab besar. Sudah sepatutnya masyarakat memberikan penghargaan lebih bagi profesi ini karena kesehatan kita pun pada akhirnya bergantung pada kerja keras mereka.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image