Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Azyyati Ridha Alfian

Tata Kelola Air di Indonesia: Realita, Tantangan, dan Strategi Masa Depan

Edukasi | 2025-11-14 23:38:32

Air adalah sumber kehidupan, tetapi ironisnya justru menjadi sumber persoalan baru di banyak daerah di Indonesia. Di satu sisi, kita menghadapi banjir hampir setiap musim hujan; di sisi lain, kekeringan merata ketika kemarau tiba. Realita ini menegaskan satu hal, masalahnya bukan pada ketersediaan air, tetapi tata kelola yang masih jauh dari ideal.

ilustrasi

Indonesia sebenarnya dikaruniai curah hujan tinggi dan jaringan sungai yang melimpah. Namun distribusinya timpang dan infrastruktur penyimpanan minim. Sebagian besar air hujan langsung mengalir ke laut tanpa sempat dimanfaatkan. Kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya mengalami water stress, sementara desa-desa di NTT harus berjalan berjam-jam hanya untuk mendapatkan satu jerigen air bersih.

Ironis lainnya, kualitas air terus menurun. Limbah rumah tangga, industri, hingga pertanian menyebabkan pencemaran yang menggerus ketersediaan air layak konsumsi. PDAM di berbagai daerah pun hanya mampu memenuhi sebagian kecil kebutuhan warganya.

Pengelolaan air melibatkan banyak sektor, PU, lingkungan hidup, energi, bahkan pertanian. Namun koordinasi lintas lembaga masih lemah. Akibatnya, kebijakan sering tumpang tindih, dan sebagian tidak berjalan efektif. Bendungan, waduk, jaringan pipa, hingga instalasi pengolahan air banyak yang berusia lebih dari 30 tahun. Kapasitas penyimpanan air Indonesia tertinggal jauh dibanding negara lain di Asia, sehingga setiap perubahan musim langsung menimbulkan krisis.

Harga air yang relatif murah mendorong konsumsi yang tidak efisien. Pemborosan air rumah tangga, kebocoran pipa, hingga ketergantungan pada air tanah menyebabkan eksploitasi berlebihan dan penurunan muka tanah yang berbahaya.

Untuk memperbaiki tata kelola air, Indonesia membutuhkan strategi yang menyeluruh, bukan hanya proyek fisik jangka pendek. Waduk baru, embung desa, sumur resapan, dan teknologi rainwater harvesting harus menjadi prioritas. Infrastruktur ini tidak hanya menyimpan air, tetapi juga menjaga ekosistem dan mengurangi risiko banjir. Diperlukan satu sistem komando yang menyatukan kebijakan air dari hulu ke hilir. Pemerintah pusat dan daerah harus memiliki roadmap yang sama, terukur, dan transparan. Gerakan hemat air harus menjadi kampanye nasional. Kesadaran bahwa air bukan sumber daya tak terbatas perlu ditanamkan sejak sekolah. Akses pada informasi kualitas air dan penggunaan air rumah tangga perlu dibuka seluas mungkin.

Swasta dapat mendorong inovasi teknologi pengolahan air, pipa cerdas, dan sistem monitoring real-time. Kemitraan ini mampu mengerek efisiensi dan memperbaiki layanan air bersih.

Tata kelola air bukan sekadar urusan teknis; ia mencerminkan bagaimana sebuah bangsa merawat masa depannya. Jika dikelola dengan benar, air menjadi kekuatan ekonomi, penopang kesehatan, dan fondasi ketahanan lingkungan. Namun jika terus diabaikan, air akan berubah menjadi sumber krisis yang menyulitkan generasi mendatang.

Kini saatnya Indonesia bergerak dari crisis management menuju water resilience. Sebab, kualitas tata kelola air hari ini akan menentukan kualitas hidup kita esok.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image