Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rajwa Nur hanifah

Pudarnya Nilai Kesopanan di Kalangan Remaja

Eduaksi | 2025-11-14 20:26:36

Di era digitalisasi sekarang, nilai-nilai kesopanan yang dulunya dijunjung tinggi oleh masyarakat sekarang perlahan mulai memudar, terutama di kalangan remaja. Kesopanan bukan sekedar mengucapkan kata “permisi” dan “terima kasih”, tetapi juga mencakup tutur bicara, bersikap, dan menghormati orang lain terutama orang lebih tua. Nilai kesopanan memiliki tujuan untuk menciptakan ketertiban sosial, saling menghargai dan memastikan interaksi berjalan lancar, namun tergantung situasi di masyarakat. sayangnya, banyak kasus diluar menunjukkan bahwa remaja kini lebih mudah berkata kasar, tidak menghormati guru, atau bersikap cuek terhadap norma sosial.

Kesopanan atau kesantunan adalah suatu kaidah atau tata tertib yang mengatur cara seseorang berperilaku dan bertingkah laku yang tidak baik serta mengikuti budaya adat istiadat. Perilaku kesantunan, biasanya mencakup cara berbicara, cara berpakaian, dan cara berperilaku dalam kehiudapan sosial. Norma kesopanan juga mengatur cara seseorang berbicara terhadap lawan bicara yang lebih tua, seperti menggunakan kata-kata yang sopan dan tidak menggunakan kata yang kasar atau tidak sopan. Nilai kesantunan biasanya terletak padan sikap santun dan menghargai orang lain dalam segala kondisi. Nilai-nilai budaya kesopanan sangatlah penting dalam kehidupan sosial karena dengan adanya nilai kesopanan di dalamnya maka kehidupan bersosial akan damai dan tentram.

Dalam kondisi nilai budaya kesopanan remaja tersebut tentu ada hal yang baik dan yangn buruk dari segi zamannya, sehingga terjadi perbedaan antara kondisi remaja sekarang dan kondisi remaja sekarang di dalam lingkungan sosial. Dalam kondisi anak remaja zaman sekarang tentu kita tidak akan terlepas yang namanya perubahan didalamnya karena tidak ada yang tidak berubah. Hilangnya salam, sapa, senyum dan sopan santun Budaya salam, sapa, senyum dan sopan santun telah pudar dalam kehidupan remaja sekarang. Dahulu memang perilaku tersebut sangatlah terlihat dan di lestarikan tapi sekarang hilang tampa ada arah untuk kembali.

Beberapa terdapat beberapa faktor-faktor penyebab. 1.Faktor Keluarga Mulai terbiasanya anggota keluarga yang lebih kecil (adik) memanggil anggota keluarga lain dengan sebutan nama saja. 2. Faktor teman atau pergaulan Ada teman yang mengajak ke jalan positif dan ke jalan negatif. Terkadang yang ke jalan negatif dapat menyesatkan dan menghambat pendidikan yang kita tempuh apalagi sampai kita merusak hubungan keluarga. 3. Faktor Media Sosial Banyak sekali tontonan yang kurang mendidik apalagi sampai tidak senonoh untuk dilihat oleh anak dibawa umur. Dari situlah otak kita dicuci oleh media sosial dan membuat kita tidak fokus sekolah. Pudarnya nilai kesopanan di kalangan remaja merupakan fenomena yang mengkhawatirkan untuk generasi kedepannya yang akan menjadi bagian indonesia emas 2045 nanti. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan peran aktif dari berbagai pihak keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam menanamkan kembali nilai kesopanan melalui keteladanan, pendidikan karakter, serta penggunaan teknologi secara bijak.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image