Redenominasi Rupiah: Bukan Turun Nilai, Tapi Penyederhanaan Rupiah
Info Terkini | 2025-11-13 01:22:25
Rencana pemerintah untuk melakukan redenominasi rupiah kembali mencuri perhatian publik. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyebut kebijakan ini bertujuan menyederhanakan nominal uang tanpa mengubah nilai atau daya beli masyarakat. Dalam praktiknya, pecahan Rp1.000 akan menjadi Rp1, tetapi harga barang dan jasa tetap sama.
Sayangnya, banyak orang masih salah paham dan mengira redenominasi berarti pemotongan nilai uang seperti sanering pada masa lalu. Padahal, keduanya berbeda jauh. Redenominasi hanya mengubah cara penulisan, bukan nilai ekonominya. Dengan kata lain, uang satu ribu yang saat ini bisa membeli segelas teh, setelah redenominasi akan menjadi satu rupiah yang tetap bisa membeli segelas teh.
Langkah ini sebenarnya membawa banyak manfaat. Nominal rupiah yang panjang sering menyulitkan dalam transaksi, pembukuan, hingga sistem pembayaran digital. Dengan penyederhanaan angka, sistem keuangan akan lebih efisien, akuntansi lebih mudah, dan transaksi elektronik menjadi lebih praktis. Negara seperti Turki dan Korea Selatan juga pernah sukses melakukan redenominasi, dan hasilnya memperkuat kepercayaan publik terhadap mata uang mereka.
Selain efisiensi, redenominasi juga memiliki makna simbolik. Ia menandakan bahwa perekonomian Indonesia sudah cukup stabil dan siap menampilkan diri sebagai negara dengan sistem moneter yang modern. Bagi investor, kebijakan ini bisa menjadi sinyal positif bahwa Indonesia serius memperkuat fondasi ekonominya.
Namun, pelaksanaannya tidak boleh terburu-buru. Pemerintah dan Bank Indonesia harus melakukan edukasi publik secara luas agar masyarakat memahami maknanya dan tidak panik. Tantangan terbesar bukan pada aspek teknis, melainkan pada pemahaman masyarakat tentang perbedaan antara redenominasi dan pemangkasan nilai uang.
Jika dijalankan dengan hati-hati, redenominasi bisa menjadi simbol kemajuan ekonomi Indonesia. Ia bukan sekadar menghapus nol di uang, tetapi juga menandai kepercayaan diri bangsa untuk menata ekonominya dengan lebih efisien dan kredibel.
sumber: https://youtu.be/GRA-0D9PojY?si=vK5QdmCKlwWM0TOb
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
