Mekarnya Kreativitas: Pendampingan Digital untuk UMKM Saskira Florist
UMKM | 2025-11-12 17:04:45
Di tengah hiruk-pikuk dunia digital yang terus berputar cepat, masih ada pelaku usaha kecil yang berjuang sendirian dengan kreativitas luar biasa. Salah satunya adalah Saskira Florist, UMKM flower cake milik Nadhiroh Az Zahra yang berlokasi di Kost Putri Az Zahra, Yogyakarta. Dengan tangan mungilnya, Nadhiroh menciptakan kue-kue cantik berhias bunga segar yang langsung mencuri perhatian hadiah sempurna untuk ulang tahun, wisuda, hingga pernikahan.
Namun, seperti banyak UMKM lainnya, Saskira Florist sempat terjebak dalam lingkaran “produk bagus, tapi sepi pembeli”. Media sosialnya sepi, promosi hanya mengandalkan mulut ke mulut, dan segala pekerjaan from baking, decorating, hingga delivery ditangani sendiri. Hingga akhirnya, pada 27–6 November 2025, saya Ahda Sabila Wicaksono, selaku mahasiswa Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, datang membawa angin segar lewat program pendampingan UMKM selama satu minggu penuh (total 24 jam).
Apa yang Berubah Setelah Pendampingan?
- Digital Marketing yang Memikat Nadhiroh diajari cara memotret produk dengan lighting sederhana menggunakan lampu belajar dan kertas putih sebagai reflector. Hasilnya? Foto-foto flower cake yang sebelumnya “biasa saja” kini tampil glowing di Instagram @saskiraflorist dan TikTok @Saskira Florist. Postingan rutin dengan caption menarik dan hashtag yang tepat langsung meningkatkan engagement.
- Kolaborasi yang Membuka Pintu Baru Ahda mengajak Nadhiroh berani menawarkan workshop “Fun Flower Cake Workshop” ke coffee shop lokal. Poster kolaborasi yang dirancang bersama langsung viral di story Instagram. Beberapa café sudah menyatakan minat langkah pertama menuju offline event yang selama ini hanya mimpi.
- Manajemen Waktu & SDM Mini Meski masih dijalankan sendiri, Nadhiroh kini punya checklist harian, template pesan WhatsApp Business, dan jadwal posting konten. “Saya nggak lagi panik kalau ada pesanan dadakan,” ujarnya sambil tersenyum.
Hasil Nyata dalam Seminggu
- Akun Instagram yang tadinya jarang update kini rutin posting setiap hari.
- Story highlight “Testimoni” dan “Behind the Scene” membuat calon pembeli merasa lebih dekat.
- Paper bag pink bermerek Saskira Florist jadi “bonus” yang bikin pelanggan excited foto-foto dan tag akunnya.
- Rencana workshop pertama sudah dijadwalkan tiket early bird sold out dalam 3 hari!
Tantangan yang Masih Menanti
Tentu tidak semua berjalan mulus. Durasi pendampingan yang hanya seminggu membuat beberapa rencana belum terlaksana maksimal. Peralatan fotografi masih minim, dan Nadhiroh masih menanggung semua pekerjaan sendirian. Tapi justru di sinilah letak semangatnya: “Saya sekarang tahu caranya, tinggal jalanin konsisten,” katanya mantap.
Rencana Masa Depan yang Bikin Penasaran
- Mengikuti kelas digital marketing lanjutan untuk belajar ads.
- Menambah varian mini flower cake box yang lebih terjangkau.
- Menggaet lebih banyak kolaborasi dengan café dan wedding organizer.
- Mencari part-timer untuk membantu saat pesanan membluda
Bunga yang Semakin Mekar
Pendampingan singkat ini membuktikan bahwa kreativitas + ilmu digital = peluang tanpa batas. Saskira Florist bukan lagi sekadar “usaha kue di kosan”, tapi mulai melangkah menjadi brand flower cake yang diperhitungkan di Yogyakarta.
Seperti kata Nadhiroh di salah satu postingannya: “Setiap flower cake yang kamu pesan, sekarang bisa jadi sasky’s new paperbag ????” kalimat sederhana yang menunjukkan betapa dia sudah jatuh cinta dengan brandingnya sendiri.
Kisah Saskira Florist adalah pengingat manis bahwa di balik setiap UMKM ada mimpi besar yang hanya butuh sedikit bimbingan untuk mekar sempurna. Siapa tahu, flower cake berikutnya yang kamu pegang adalah buatan Nadhiroh dibuat dengan tangan, dipasarkan dengan hati, dan dikirim dengan harapan baru.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
