Menata Masa Depan Berdua: Kisah Firda Hasani yang Memilih Menikah Muda
Profil | 2025-11-11 20:15:05
Di saat banyak mahasiswa semester lima masih sibuk memikirkan magang, proposal, atau rencana karier setelah wisuda, Firda Hasani justru memilih perjalanan yang berbeda. Pada bulan Agustus lalu, mahasiswi UIN Bandung ini resmi menikah. Bagi sebagian orang, itu terasa terburu-buru. Namun bagi Firda, keputusan itu justru datang dari tempat yang paling matang: keyakinan.
Sejak awal, Firda memang memiliki keinginan untuk menikah muda. Rencananya, setelah lulus kuliah. Namun keadaan berubah ketika keluarga pihak laki-laki menawarkan waktu terbaik di bulan Agustus.
“Awalnya nggak kepikiran bakal secepat itu. Persiapan khitbah cuma dua hari, dan persiapan nikah sekitar dua bulan.” Ujarnya.
Meski prosesnya singkat, perjalanan yang ia lalui bersama suaminya tidaklah langsung. Keduanya telah menjalin hubungan selama empat tahun dan menjalani LDR. Jarak justru membuat mereka banyak berbicara.
“Karena LDR itu isinya komunikasi. Jadi kita banyak ngobrol, banyak yang disepakati, banyak yang dibahas. Dari situ aku merasa cocok.”
Firda mengatakan rasa yakinnya muncul dari cara pasangannya memperlakukan orang-orang terdekat.
“Dia memperlakukan ibunya dengan baik, adiknya juga. Dari situ aku merasa dia tahu cara menghargai perempuan.”
Yang membuat Firda semakin mantap adalah kepercayaan orang tuanya. “Orang tua aku percaya banget ke dia.”
Masuk ke pernikahan di usia muda membuat Firda sadar bahwa kesiapan mental bukan sekadar teori.
“Ego memang sama-sama tinggi. Tapi balik lagi ke pribadi masing-masing bagaimana ngelola emosi dan menjaga komunikasi.”
Sejak menikah, ia merasa dirinya belajar untuk lebih menjaga diri, memahami batasan, dan mengatur perasaan dengan lebih dewasa. Namun perjalanan mereka belum tanpa tantangan. Setelah menikah, hubungan jarak jauh tetap berlanjut.
“Kadang aku ngerasa belum punya suami, karena ya masih ngurus diri sendiri juga,” ujarnya.
Meski begitu, dukungan yang ia terima membuatnya kuat. “Dia dukung banget aku untuk lanjut kuliah. Dari awal aku bilang, kalau nikah posisinya aku masih kuliah, aku mau tetap jalan. Dan dia setuju.”
Hal yang paling Firda syukuri dari pernikahan muda adalah kesempatan untuk bertumbuh bersama. “Rasanya bisa belajar bareng, saling dukung, dan saling ngingetin itu bikin hidup kerasa lebih berarti.”
Untuk teman-teman sebayanya, Firda punya pesan yang sederhana tapi dalam:
“Jangan nikah karena FOMO. Nikah itu bukan cuma kamu dan dia, tapi dua keluarga yang beda pola pikir dan cara hidup. Siapkan mental, hati, dan komitmen. Niatkan karena ibadah.”
Menurut Firda, cinta bukan melulu soal kata “aku sayang kamu.” “Cinta itu saling percaya, tumbuh bareng, nerima baik buruknya satu sama lain, dan siap bilang maaf serta makasih berkali-kali.”
Baginya, waktu yang tepat bukan diukur dari usia. Waktu yang tepat adalah ketika dua orang sama-sama siap berjalan berdua dalam tenang maupun badai.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
