Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Qathrun Nada Fidela

Sore: Istri dari Masa Depan, Ketika Cinta dan Waktu Saling Menguji

Tontonan | 2025-11-07 23:14:22

Film Sore: Istri dari Masa Depan yang baru saja rilis di bulan Juli 2025 menjadi penanda keberhasilan sang sutradara, Yandy Laurens, dalam memainkan emosi para penontonnya. Film yang berdurasi 1 jam 59 menit ini menggambarkan bagaimana hubungan romansa yang penuh lika-liku, mulai dari perjuangan nilai-nilai cinta, ketabahan, keikhlasan, dan kekuatan yang memegang peranan penting dalam perjalanan sebuah hubungan. Karya ini mengajak para audiens untuk menelusuri bagaimana keterikatan, dinamika emosi, dan komunikasi antarpasangan dapat membentuk hubungan yang sehat. Seperti yang diungkapkan oleh Dosen Psikologi Universitas Airlangga Tri Kurniati Ambarini, M.Psi., Psikolog dalam sebuah webinar yang ia laksanakan, “Anda perlu tahu perilaku mana yang disukai dan tak disukai. Mana hal-hal yang menyakiti pasangan, serta sejauh mana kita dapat mencampuri urusan pasangan. Semua itu dibutuhkan agar kita punya pertimbangan dalam berperilaku." Hal ini menandakan bahwa diperlukan komunikasi terbuka untuk membentuk keterikatan yang baik antarpasangan.

Film ini berkisah tentang Jonathan (diperankan oleh Dion Wiyoko), seorang fotografer yang tinggal dan bekerja di luar negeri dan menjalani hidup yang monoton serta kurang memperhatikan kesehatannya. Sore (diperankan oleh Sheila Dara Aisha) tiba-tiba muncul dan mengaku sebagai istrinya dari masa depan dengan misi membantu Jonathan mengubah gaya hidupnya agar menghindari takdir buruk di masa mendatang. Awalnya Jonathan ragu dan bahkan kesal terhadap klaim Sore, namun secara perlahan ia mulai terbuka terhadap kehadiran Sore, mengubah kebiasaannya, dan menyadari makna hubungan yang lebih dalam. Konflik muncul ketika masa lalu, masa kini, dan masa depan mulai bersinggungan — pilihan, pengorbanan, dan konsekuensi pun menjadi bagian dari perjalanan mereka.

Unsur lintas waktu menjadi daya tarik utama dalam film ini. Sosok Sore yang datang dari masa depan memiliki komitmen kuat untuk “mengubah” takdir Jonathan. Meskipun dikemas dalam bentuk plot yang unik, tetapi penyampaian pesan tentang kesempatan kedua dan perubahan berhasil menyentuh hati para penonton. Sore menunjukkan bahwa ketika seseorang memiliki rasa cinta yang mendalam, rasa sabar dan komitmen itu akan dengan mudah tumbuh. Apapun dilakukan demi orang yang dicintainya.

Yandy Laurens juga berhasil menggambarkan karakter para tokoh dengan sangat baik. Segala konflik batin dan tekanan emosional berhasil dikemas sedemikian rupa, sehingga para penonton ikut merasakan apa yang dilalui oleh para tokoh di dalam film. Visual dan juga soundtrack yang digunakan menambah nuansa melankolis selama menyaksikan film tersebut. Penggunaan genre Fantasi lintas waktu bukan hanya untuk menambah kesan “keren”, tetapi juga menyoroti bagaimana cinta dapat diuji melalui kondisi, perubahan, dan keputusan-keputusan sulit dalam jangka waktu yang panjang.

Sosok Sore berhasil menunjukkan ketulusan dan pengorbanan yang mendalam dengan rela mengunjungi Jonathan di masa lalu untuk membantunya, meskipun dengan konsekuensi fisik dan mental yang sangat berat. Contohnya, Sore pernah mengalami mimisan dan pingsan berkali-kali sebagai dampak dari proses perjalanan lintas waktu yang ia lalui. Ia pun berkali-kali mengalami penolakan oleh Jonathan, bahkan hingga harus melihatnya dengan perempuan lain di masa lalu. Tetapi itu semua tidak menjadi alasan. Sore tetap dengan tulus berusaha membantu Jonathan untuk memperbaiki kehidupannya.

Usaha konkret yang dilakukan Sore demi membantu Jonathan memiliki hidup yang lebih baik merupakan suatu bentuk rasa cinta yang mendalam. Ia selalu mengajak Jonathan hidup lebih sehat, dengan memberikan makanan bergizi, menyuruhnya berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol, hingga rutin berolahraga setiap harinya. Bahkan Sore juga mendukung dan membantu Jonathan dalam meraih mimpi di bidang karir fotografinya. Hal ini menyiratkan bahwa cinta bukan hanya sekadar perasaan, tetapi juga tindakan nyata yang bertujuan membantu orang yang dicintai menjadi versi terbaik dari dirinya sendiri.

Sore menunjukkan rasa sabar yang luar biasa dalam menghadapi waktu, konsekuensi, dan keraguan dari Jonathan. Meskipun datang dari masa depan melalui cara yang tidak menyenangkan, tetapi ia terus konsisten hadir dan berusaha memperbaiki kehidupan Jonathan melalui perhatian dan kasih sayang yang begitu besar. Keteguhan hati Sore dalam menghadapi berbagai rintangan memperlihatkan bahwa cinta membutuhkan kesabaran dan keteguhan. Sore menjadi sumber dorongan emosional yang baik bagi Jonathan dengan selalu menemani dan mendampingi saat Jonathan mengalami kesulitan dan keraguan.

Jonathan mengalami kesulitan yang cukup signifikan dalam proses membuka diri kepada Sore dan memperbaiki gaya hidupnya. Transformasi ini tidak berjalan instan, melainkan melalui proses panjang yang memerlukan ketekunan dan kesadaran dari dalam diri sendiri. Ketabahan juga ditunjukkan oleh Jonathan dalam usahanya mengatasi luka emosional masa lalu. Perjalanan sosok Jonathan merupakan cerminan nyata bahwa perubahan dan pertumbuhan diri memerlukan waktu dan proses yang panjang, dengan diiringi oleh kerja keras dan komitmen yang tinggi. Bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk menjaga keharmonisan dalam hubungan yang sedang dijalani.

Film ini memberikan gambaran yang sangat jelas bahwa sebuah hubungan yang tidak dilandasi ketabahan dan konsistensi akan rentan goyah ketika menghadapi berbagai tantangan. Melalui film ini, terlihat bahwa cinta sejati tidak hanya terdiri dari momen-momen bahagia yang penuh canda tawa, tetapi juga mengandung perjuangan dan ketabahan diri ketika menghadapi konflik dan berbagai permasalahan kompleks. Konsistensi dalam mempertahankan komitmen dan rasa sabar dalam menghadapi rintangan menjadi dasar yang sangat penting agar cinta dapat bertahan dalam segala duka dan lika-liku kehidupan.

Ditulis Oleh:

Qathrun Nada Fidela,

Mahasiswa S1 Universitas Airlangga

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image