Puisi : Negeri Yang Merana
Sastra | Thursday, 10 Mar 2022, 11:25 WIBPagi kau bergegas lepas
Meniti langkah , seruak rintang
Berbekal asa , memanggul harapan
Ada ladang dan sumur impian
Bisa ditanam dan ditimba
Mengusir perih dan dahaga kasihmu
Yang merintih dalam nestapa dunia
Waktu berjalan membelitmu
Dalam serakan puing-puing ketidak pastian
Alam yang tak berteman
Udara yang tak nyaman
Suasana yang terasa menyesakkan
Mengukir sayat-sayat luka dilubuk rasa
Mengguncang jiwa, mengunci tawa
Karena tak jumpa asa, dan hapus harapan
Tiada sumur tiada ladang dijumpa
Hati menangis , mengumpat jiwa
Menengok kasih semakin tak berdaya
Kini kau telah merana
Dalam kehidupan yang terasa tak guna
Tiada lagi yang kau punya
Semua telah menjadi sirna
Karena diungsi dan dipunya
Oleh dia-dia yang tak punya jiwa
Menguras, menjual, dan membawa
Semua asa dan harapmu untuk si dia
Dan kau hanya bisa menangis dan merana
Melihat duka derita kasihmu tercinta.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.