Tantangan Mental Indonesia Menjadi Negara Maju
Agama | 2025-11-05 20:34:16Bertujuan utama mewujudkan Indonesia sebagai negara maju yang memiliki kualitas sumber daya manusia unggul, ekonomi kuat dan berdaya saing global, pemerataan kesejahteraan sosial, dan tata kelola pemerintahan yang baik.
Demi tercapainya cita-cita tersebut, tentu perlu dilakukan langkah-langkah persiapan sedari masa kini. Banyak kebijakan strategis sudah dibuat untuk mengusung cita-cita ini. Generasi muda, sebagai garda terdepan penentu keberhasilan cita-cita ini, harus mempersiapkan kemampuan terbaik beserta mental yang kuat. Namun, apakah secara pola pikir dan mental, Indonesia sudah benar-benar siap menjadi negara maju?
Perundungan Masih Dilakukan
Sebagai bangsa yang maju, tentu harus memiliki integritas, kerja keras, dan hati yang mulia. Berhati mulia juga berarti berlaku adil dengan sesamanya manusia. Belakangan ini banyak sekali kasus perundungan. Salah satu kasus perundungan yang disorot oleh banyak orang belakangan ini terjadi di lingkup pendidikan, sebuah universitas. Hal ini menjadi sebuah ironi, di mana seharusnya pada jenjang pendidikan perguruan tinggi, mahasiswa sudah mampu untuk mengidentifikasi apakah menghina dan mencemooh adalah tindakan yamg pantas untuk dilakukan. Sangat tidak bijak dan tidak dewasa untuk berperilaku seperti itu. Saat kasus terkait viral, banyak pengguna media sosial yang terkejut. Beberapa di antaranya mempertanyakan, ”Loh, di perguruan tinggi masih ada perundungan ya, kirain cuman di SD atau di SMP ajA.” Pernyataan seperti ini dapat diartikan bahwa masih ada orang-orang yang berpikir bahwa perundungan itu sudah menjadi hal yang biasa dilakukan, terutama di jenjang SD.
Krisis Integritas
Berbicara soal integritas, apa sebenarnya arti dari integritas? Menurut KBBI, arti integritas adalah mutu, sifat, dan keadaan yang menggambarkan kesatuan yang utuh, sehingga memiliki potensi dan kemampuan memancarkan kewibawaan dan kejujuran. Salah satu perbuatan sederhana yang dapat mencerminkan integritas seseorang adalah tepat waktu. Karena dengan tepat waktu, individu tersebut mencerminkan dedikasi dan rasa tanggung jawab yang dimiliki. Meningkatkan professionalitas dan menghargai waktu orang lain. Namun, meski terkesan sederhana dan mudah untuk dilakukan, datang tepat waktu masih disepelekan. Orang yang tidak taat waktu masih bisa dengan mudah ditemui di kehidupan sehari-hari. Nilai lainnya dari integritas adalah kejujuran. Kejujuran terkesan seperti hal yang mahal untuk dimiliki pada era ini. Contohnya saja orang yang tidak jujur dalam mengerjakan ujian, seringkali iklan joki ujian atau tugas ditemui di kolom komentar postingan media sosial. Miris untuk menyadari bahwa saat ini kejujuran bisa dibeli.
Kemajuan Dimulai dari Diri Sendiri
Dalam perjalanan mewujudkan Indonesia Emas 2045, tantangan seperti perundungan dan krisis integritas harus kita sikapi bersama sebagai panggilan untuk perubahan. Bangsa yang maju tidak hanya diukur dari aspek ekonomi dan teknologi, tetapi juga dari kualitas mental dan karakter warganya. Oleh karena itu, mari kita mulai kemajuan ini dari diri kita sendiri. Mulailah berperilaku jujur dan menghargai orang lain. Berefleksi dari ideologi bangsa kita yaitu Pancasila, kemajuan bukan tak mungkin dicapai asalkan warganya mau secara kompak dan serentak berusaha untuk mewujudkan cita-cita tersebut dengan semangat gotong royong. Melalui tekad dan kerja keras, cita-cita Indonesia sebagai negara maju, adil, dan makmur bukanlah impian semata, melainkan tujuan yang bisa kita capai bersama.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
