Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Maulida Nafeesa M.Si Pemerhati Sosial

Prestasi Anak Bagus, Akal Mati

Info Terkini | 2025-11-05 13:47:14
ilustrasi anak beprestasi namun mental dan akalnya lemah menghadapi kehidupan (foto AI)

Angka bunuh diri di kalangan pelajar akhir pekan ini meningkat. Dikutip dari Kompas (30/10/2025) pekan terakhir oktober, dua siswa sekolah menengah pertama di Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, ditemukan bunuh diri di sekolah. Berdasarkan hasil penyelidikan sementara oleh kepolisian, tidak ada dugaan tindakan bullying atau perundungan dalam kedua kasus ini. Selain itu di Jawa Barat Barat, dua anak ditemukan meninggal diduga akibat bunuh diri di Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi. Warga digegerkan meninggalnya anak laki-laki berusia 10 tahun, siswa kelas V salah satu SD negeri di wilayah tersebut (Kompas,31/10/2025). Angka bunuh diri di kalangan pelajar menjadi alarm merah bagi bangsa ini.

Kasus bunuh diri pada kalangan pelajar tidak semua berasal dari kasus bullying, namun ada fakta dimana lemahnya kepribadian para pelajar saat ini. Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono dalam redaksi Republika.co.id (30/10/2025), mengungkapkan data mengkhawatirkan dari program pemeriksaan kesehatan jiwa gratis yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan. Angka temuan menunjukkan lebih dari dua juta anak di Indonesia saat ini berjuang dengan berbagai bentuk gangguan mental.

Selain itu dari situs aplikasi chat gpt yang sekarang ini sangat membantu banyak pengguna baik kalangan pelajar, praktisi, atau masyarakat pada umumnya, ternyata sering digunakan sebagai tempat curhat dan mencari solusi bagi anak muda. terutama aplikasi chat gpt akan merespon yang terlalu menuruti pengguna. Dikutip Tempo.co (30/10/2025), data terbaru OpenAI menunjukkan lebih dari satu juta pengguna ChatGPT membahas percakapan yang mengarah ke keinginan atau rencana bunuh diri.

Rapuhnya Kepribadian Berawal dari Akal yang Mati

Bunuh diri terjadi tidak hanya karena ada ancaman dari pihak luar tapi munculnya rasa putus asa dalam kehidupan. Bunuh diri merupkan puncak dari gangguan mental. Gangguan mentalpun beragam dan bisa terjadi pada usia dini sebelum baligh karena besarnya pengaruh sosial media dan lingkungan.

Hari ini anak muda tidak menjadikan sang pencipta sebagai tempat bersandar namun mereka lebih bahagia dan mendapat pengakuan validasi ketika bersandar kepada makhluk. Akibatnya ketika makhluk yang lemah ini menjadi tempat bersandar dan tak mampu mengarahkannya maka putus asa dan mental semakin turun.

Mereka beranggapan meninggalkan dunia (bunuh diri) merupakan jalan terakhir untuk menyelesaikan masalah dan semua rasa kekecewaan, Tentu saja usia muda merupakan usia labil dengan perasaan yang terombang-ambing, kemudian mudah sekalidi pengaruhi lingkungan, komunitas, atau sosial media.

Rapuhnya kepribadian anak mencerminkan lemahnya aqidah dan sudah mati akal. Akal tak mampu berpikir jernih mana baik dan buruk. Aqidah yang lemah bukti implikasi dari pendidikan sekuler yang hanya sekedar mengejar prestasi fisik dan mengabaikan pengajaran agama. Agama hanya diajarkan secara teori tapi tidak meninggalkan pengaruh yang menjasad pada anak.

Pendidikan Barat menganggap anak baru dewasa ketika berusia 18 tahun. Sehingga sering kali anak sudah balig namun masih diperlakukan sebagai anak dan tidak dididik untuk menyempurnakan akalnya.

Islam Menghidupkan Akal dan Menguatkan Aqidah

Rasûlullâh SAW bersabda, "Pena diangkat dari tiga golongan: orang yang gila yang akalnya tertutup sampai sembuh, orang yang tidur sampai dia bangun, dan anak kecil sampai dia baligh." [HR. Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan ad-Daruquthni dari Shahabat ‘Ali dan Umar Radhiyallahu anhuma, Syaikh al-Albani menilainya sebagai hadits shahih dalam Shahîh Jâmi’, no. 3512]

“Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.” (QS. An-Nahl : 12).

Ayat diatas jelas memberitahukan bahwa akal merupakan sarana untuk memahami kebenaran dan sebagai sarana untuk berpikir terutama ketika sudah usia balig maka akal sudah sempurna. Tidak sedikit ayat-ayat dalam Al-Quran yang menegaskan bahwa akal merupakan sarana untuk memahami kebenaran dari Allah.

Fungsi akal dalam islam diantaranya, pertama syarat mempelajari ilmu pengetahuan, kedua sarana untuk memahami kebenaran, ketiga sarana untuk berpikir, keempat sarana untuk berpikir, kelima sarana untuk berpikir, dan keenam akal mencegah manusia mengikuti nafsunya. akal inilah yang akan menguatkan aqidah akan keberadaan dan kekuasaan allah SWT. Islam menjadikan dasar pendidikan dalam keluarga, sekolah dan seluruh jenjang pendidikan adalah akidah sehingga anak memiliki kekuatan untuk bertahan dalam menghadapi setiap kesulitan.

Tujuan sistem pendidikan Islam adalah membentuk pola pikir dan pola sikap Islam, sehingga pada diri siswa terbentuk kepribadian Islam. Dalam Islam ketika balig anak juga diarahkan untuk aqil (menggunakan akal yang telah sempurna) sehingga Pendidikan anak sebelum balig Adalah Pendidikan yang mendewasakan dan mematangkan kepribadian Islamnya.

Penerapan Islam dalam aturan negara mencegah terjadinya gangguan mental, sekaligus menyolusi persoalan ini secara tuntas, karena Islam mewujudkan kebaikan pada aspek non klinis, seperti jaminan kebutuhan pokok, keluarga harmonis, juga arah hidup yang benar sesuai tujuan penciptaan. Kurikulum pendidikan Islam memadukan penguatan kepribadian Islami (karakter) dengan penguasaan kompetensi ilmu. Sehingga murid mampu menyikapi berbagai persoalan kehidupan dengan cara syar’iy.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image