Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Indah Kartika Sari

Mencari Junnah untuk Sudan yang Terluka

Agama | 2025-11-04 15:31:32

Sudan, sebuah negeri yang terletak di jantung Afrika Timur Laut, sejak lama dikenal sebagai tanah yang kaya akan sejarah, kebudayaan, dan sumber daya alam. Namun di balik keelokannya, Sudan juga menyimpan luka yang mendalam. Luka itu bukan hanya berupa kehancuran fisik akibat perang dan konflik, melainkan juga luka sosial, ekonomi, dan spiritual yang menggerogoti fondasi kemanusiaan di negeri itu. Di tengah kehancuran yang berkepanjangan, muncul satu pertanyaan penting yang harus kita renungkan bersama: bagaimana mencari junnah atau perisai bagi Sudan yang terluka?

Oleh Indah Kartika Sari

Puncak luka itu tampak jelas ketika Sudan Selatan memisahkan diri pada tahun 2011, setelah puluhan tahun perang saudara yang menelan lebih dari dua juta nyawa. Harapan akan perdamaian ternyata tidak berlangsung lama. Sejak tahun 2023, Sudan kembali terjerumus ke dalam perang internal antara militer resmi (Sudanese Armed Forces) dan pasukan paramiliter (Rapid Support Forces). Pertempuran yang berlangsung di jantung ibu kota Khartoum dan wilayah-wilayah sekitarnya menimbulkan penderitaan luar biasa bagi rakyat sipil. Jutaan orang terpaksa mengungsi, ribuan meninggal dunia, dan infrastruktur vital hancur. Namun, di tengah penderitaan ini, dunia seolah bungkam. Sudan jarang menjadi pusat perhatian global, karena sorotan media dan politik internasional lebih tertuju pada konflik di wilayah lain. Rakyat Sudan terjebak dalam penderitaan yang senyap, sebuah tragedi kemanusiaan yang terlupakan.

Menurut aktivis muslimah Zehra Malik menyatakan bahwa konflik Sudan terjadi akibat kolonialisasi Barat dan perlu diselamatkan dengan Islam. Sementara itu aktivis Muslimah Ummu Suhaib mengatakan bahwa di balik perang tersebut ada ambisi AS di Sudan untuk menguasai Sudan yang kaya dengan SDA. Sejak kemerdekaan Sudan pada 1956, negara ini tidak pernah lepas dari cengkeraman kekuatan asing. Awalnya Inggris, lalu bergeser ke Amerika seiring kebangkitannya sebagai kekuatan super dunia. Karena posisi strategis dan sumber daya melimpah, Sudan menjadi rebutan berbagai negara, termasuk Rusia, China, dan Prancis. Di antara negara-negara tersebut, Amerika tetap menjadi “pengendali utama” melalui proksi-proksinya.

Oleh karena itu, krisis Sudan harus segera diakhiri sebagaimana krisis-krisis yang terjadi di negeri-negeri kaum muslimin yang berlangsung lama sejak keruntuhan Khilafah pada tahun 1924. Ya, junnah ini telah lama hilang. Sejak saat itu kaum muslimin termasuk dunia Islam di berbagai belahan dunia hidup bagaikan buih di lautan. Mereka menjadi rebutan orang-orang kafir karena tercerai berainya mereka dalam puluhan negeri-negeri yang diikat oleh paham nasionalisme. Puluhan juta orang kaum muslimin terusir dari tanahnya sendiri, hidup dalam kondisi kelaparan dan kehausan, mengalami penyiksaan, eksekusi, bahkan kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan.

Lantas kepada siapakah kaum muslimin khususnya di Sudan meminta pertolongan agar memperoleh junnah yang berabad-abad lamanya pernah melindungi kemuliaan mereka? Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah Islam. Islam adalah sebuah keyakinan dan cara hidup yang akan mewujudkan kemerdekaan hakiki bagi Sudan dan negeri-negeri kaum muslimin yang lain. Sepanjang sejarah, Islam telah menjadi satu-satunya kekuatan yang mampu menyatukan berbagai bangsa menjadi satu umat. Islam yang diterapkan dalam naungan negara Khilafah telah berhasil mempersatukan ¾ dunia pada masa kejayaannya.

Khilafah akan menjadikan dunia menjalani kehidupan yang taat syariat berdasarkan jalan hidup Rasulullah SAW. Hanya Khilafah berdasarkan metode kenabian yang akan mematahkan semua belenggu penjajahan Barat atas dunia Islam, membebaskan penghambaan kepada barat kafir, mencabut pengaruh penjajah kafir dari negeri-negeri kita, menyingkirkan agen-agennya dari puncak pemerintahan, dan mengembalikan kehidupan di atas dasar Islam yang agung dengan menerapkannya di seluruh aspek kehidupan, bahkan mengemban dakwah ke seluruh dunia.

Namun berdirinya Khilafah tidak semudah membalikkan telapak tangan, perlu diusahakan dengan kerja keras dan serius dari semua umat Islam sekaligus menghilangkan ketergantungan kepada sistem demokrasi kapitalisme. Dan semua itu membutuhkan kekuatan iman dan keistiqomahan perjuangan dakwah Islam dalam sebuah jamaah dakwah yang kokoh.

Bahan Bacaan: Muslimahnews.net

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image