Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aziz Mustofa

Belajar Menjadi Dewasa

Sastra | 2025-10-28 17:34:20

Belajar Menjadi Dewasa

Judul : Titik Menuju Dewasa

Penulis:Mulasih Tary& Devi Ardiyanti

Penerbit: Checklist Media Sleman,Yogyakarta

Tahun : 2024

Tebal Buku : 144 Halaman

Ukuran:14 x 20

Harga : 45.000

Semua orang harus "dewasa" pada titik tertentu dalam hidup mereka. Kedewasaan juga mencakup kemampuan untuk berperilaku, berpikir kritis, dan membuat keputusan. Banyak orang merasa lebih dewasa secara fisik tetapi lebih muda secara mental dan emosional. Bagi mereka yang sedang mempersiapkan diri untuk memasuki fase kedewasaan, buku Titik Menuju Dewasa memberikan panduan yang lembut dan introspektif. Buku yang ditulis oleh Mulasih Tary dan Devi Ardiyanti bertujuan untuk membantu pembaca memahami apa artinya menjadi dewasa: menjadi lebih sadar diri, bertanggung jawab, dan empati daripada menjadi orang yang sempurna. Buku ini tampaknya sangat relevan dengan kehidupan modern yang cepat dan sibuk. Pembaca tidak hanya memperoleh pemahaman teoritis, tetapi juga mendapatkan pengalaman, renungan, dan nasihat praktis tentang cara menjalani kehidupan yang lebih tenang dan sadar diri.

Beberapa bagian buku ini membahas perjalanan seorang individu dari masa remaja hingga kedewasaan. Masalah sosial, emosional, dan psikologis yang dihadapi seseorang selama perkembangan manusia dibahas dalam setiap bab.

Penulis mengatakan pada awalnya bahwa kedewasaan adalah proses yang panjang yang memerlukan banyak belajar dan introspeksi. Pembaca diminta untuk merenungkan kembali pengetahuan mereka tentang kebahagiaan, hidup, dan tujuan pribadi.

Penulis menekankan pentingnya menjadi diri sendiri dalam bagian berikutnya. Karena mereka tidak tahu apa yang membuat mereka bahagia atau apa yang mereka butuhkan, banyak orang gagal menemukan kedamaian. Penulis mengatakan mengenali diri berarti berani menerima diri sendiri dalam semua aspeknya, baik yang baik maupun yang buruk, tanpa berusaha mengubah diri untuk memenuhi kebutuhan orang lain.

Buku ini juga membahas empati dan hubungan sosial. Menjadi dewasa tidak berarti menjadi posesif atau egois. Sebaliknya, menjadi dewasa berarti dapat memahami dan menjalin hubungan yang positif dengan orang lain. Untuk membangun masyarakat yang harmonis, orang harus memiliki empati.

Dalam bagian terakhir, penulis meminta pembaca untuk berpikir tentang apa artinya kebahagiaan dan penerimaan diri. Mereka menegaskan bahwa kedewasaan tidak diukur dari seberapa sukses seseorang menurut orang lain, tetapi dari kemampuan seseorang untuk menemukan keseimbangan dengan dirinya sendiri dan menjalani kehidupan berdasarkan nilai-nilai yang mereka percayai.

Setiap bab menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami. Buku ini memiliki suasana yang intim dan hangat karena gaya tutur penulis.

Salah satu kelebihan dari buku Titik Menuju Dewasa adalah bahwa mereka menyampaikan prinsip psikologis dan spiritual dalam bahasa yang mudah dipahami untuk semua orang. Salah satu keuntungan utamanya adalah ini. Pembaca dapat memahami kedewasaan sebagai proses manusiawi yang terdiri dari jatuh, bangkit, dan belajar melalui buku ini.

Buku ini juga sangat relevan bagi siswa dan generasi muda. Ia juga cocok dibaca oleh orang-orang yang sedang melalui masa transisi dari remaja ke dewasa, dari belajar ke bekerja, atau dari ketergantungan ke kemandirian. Buku ini menyampaikan pesan yang mudah dipahami dan relevan untuk pembaca muda.

Kelemahan Buku: Meskipun buku ini memiliki banyak keuntungan, ada kelemahan juga. Pertama, mereka yang sudah terbiasa membaca buku motivasi seperti ini mungkin merasa bahwa beberapa bagian tetap sama atau sering terjadi. Contoh yang digunakan untuk menjelaskan ide-ide seperti penerimaan diri dan tanggung jawab pribadi tampak serupa antara bab ini dan bab lain.

Kedua, banyak aspek kehidupan nyata tidak dibahas dalam buku ini. Secara keseluruhan, buku ini lebih merupakan ulasan daripada memberi pembaca arahan praktis. Tidak ada informasi tentang jurnal harian, latihan untuk merenungkan diri sendiri, atau teknik untuk mengatasi kecemasan dan stres.

Gaya reflektif buku membuatnya menyenangkan untuk dibaca dengan perlahan sambil mempertimbangkan apa yang dimaksudkan dengan setiap bagian, meskipun kekurangan ini tidak menghilangkan nilainya secara keseluruhan.

Secara keseluruhan, Titik Menuju Dewasa adalah buku yang ramah, introspektif, dan penuh dengan nasihat tentang hidup sehari-hari. Karya motivasi karya Mulasih Tary dan Devi Ardiyanti berhasil menyentuh hati dan pikiran pembaca. Ketika seseorang berusaha untuk menghentikan kebiasaan buruknya, buku ini bertanya, "Apakah aku sudah benar-benar hidup dengan kesadaran penuh?"

Sangat jelas pesan moralnya: kedewasaan bukan berarti bebas dari masalah; itu berarti dapat menangani masalah dengan tenang, sabar, dan penuh tanggung jawab. Buku ini berfungsi sebagai pengingat penting bagi mahasiswa dan generasi muda bahwa menjadi dewasa tidak hanya tentang mendapatkan pekerjaan atau lulus kuliah; itu juga tentang belajar mengenal diri sendiri, menghargai orang lain, dan membangun kehidupan yang bermakna.

Buku ini sangat direkomendasikan untuk remaja, mahasiswa, dan orang yang mencari jalan hidup. Titik Menuju Dewasa dapat menjadi teman terbaik dalam proses menemukan jati diri dan mencapai kedewasaan sejati dengan menggunakan bahasa yang halus dan reflektif. Menjadi dewasa bukanlah tentang menjadi sempurna. Sebaliknya, menjadi dewasa adalah tentang belajar secara bertahap untuk memahami, menerima, dan memperbaiki diri sendiri. Buku ini dengan lembut mengingatkan kita bahwa meskipun ada luka dan pelajaran berharga yang menyertainya, proses itu tetap indah.

Muh Aziz Mustofa

Universitas Muhammadiyah Malang

Angkatan Manajemen 2025

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image