Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adine Ulya Naifa

Realita di Balik Makan Bergizi Gratis

Politik | 2025-10-24 12:09:49
https://www.fraksigerindra.id/prabowo-mulai-kampanye-akbar-lebih-awal-lihat-600-ribu-warga-berkumpul-di-gbk/

Setahun yang lalu di Gelora Bung Karno, Jakarta. Prabowo Subianto sosok presiden ke-8 Republik Indonesia berucap lantang “Anak-anak kita akan makan bergizi! Gratis!” Hal tersebut disambut meriah oleh para pendukung serta segenap rakyat Indonesia. Bagaikan hujan ditengah terik sahara semua bersuka ria menanti realisasi dari manifestasi harapan seluruh rakyat Indonesia demi mewujudkan harapan masa depan yang cemerlang. Dimulai dari mengisi perut ahli waris bangsa demi menyongsong cita-cita bersama yaitu Indonesia Emas 2045.

Ironinya janji yang dahulu dielu-elukan nyatanya tidak sesuai dengan realita yang ada. Program Makan Bergizi Gratis perlahan berubah kiblat menjadi Makan “Berbahaya” Gratis. Eksekusi lapangan yang kacau membuat program ini hanya menjadi bualan semata. Beberapa dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Ibu kota terpaksa gulung tikar karena tidak mampu menutupi biaya operasional dengan biaya produksi, mereka dituntut menyajikan kualitas baik dengan penekanan harga yang tidak masuk akal. Adapun penutupan yang dilakukan akibat terjadinya Kasus Luar Biasa (KLB) beruoa keracunan massal di beberapa daerah.

Eksekusi dilapangan kacau balau sebanyak 106 dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terpaksa gulung tikar dikarenakan ketimpangan biaya operasional dengan biaya produksi. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab penurunan kualitas, ironinya terdapat beberapa makanan yang tidak layak konsumsi (basi) dan tidak higienis hingga menyebabkan penerimanya mengalami mual hingga muntah. Maka dari itu keseriusan pemerintah dalam program ini masih perlu ditanyakan agar janji ini tidak hanya menjadi bualan semata karena kegagalan eksekusi yang secara perlahan dapat membahayakan anakan bangsa.

https://www.jpnn.com/news/puluhan-dapur-mbg-ditutup-buntut-maraknya-kasus-keracunan

Oleh karena itu perlunya evaluasi besar-besaran yang harus dilakukan pemerintah. Salah satu hal yang dapat di evaluasi adalah ketersediaan anggaran dana dengan target penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak ada lagi penutupan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang merugikan pihak ketiga yaitu pengusaha katering. Selain itu perlu dikerahkan pengawasan secara ketat mengenai kualitas bahan baku pangan hingga proses produksi (Quality Control) sebelum akhirnya sampai kepada anak-anak sekolah. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga kualitas makanan agar tidak terkontaminasi selama proses produksi maupun distribusi. Sehingga makanan yang diterima dalam keadaan layak dan tidak akan menimbulkan penyakit.

Hingga saat ini masyarakat masih mengaharapkan improvisasi nyata dan perbaikan dari program ini. Sehingga dapat merealisasikan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang aman untuk dikonsumsi serta berpedoman pada panduan kebutuhan gizi seimbang harian atau “Isi Piringku” yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan Indonesia dengan begitu Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat memenuhi ekspektasi awal dari masyarakat dan janji pemerintah untuk meningkatkan status gizi generasi muda untuk mencerdaskan generasi bangsa kedepannya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image