Kajian Hitz I: Menumbuhkan Semangat Gen Z dalam Menggerakkan Ekonomi Syariah
Ekonomi Syariah | 2025-10-24 05:57:48
Departemen Scientific Center KSEI IsEF kembali menghadirkan Kajian Hitz I dengan tema yang relevan dan inspiratif: “Gen Z Penggerak Ekonomi Syariah, Siapa Bilang Kita Belum Siap?” Acara ini berlangsung di SEBI Hall, Depok, Jawa Barat, pada Rabu 22 Oktober 2025, dengan menghadirkan narasumber yang luar biasa, Ucu Musahidah, S.E., M.Si.
Dalam pemaparannya, Kak Ucu menekankan bahwa generasi Z memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi syariah di era digital. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Gen Z yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012 menjadi generasi dengan populasi terbanyak di Indonesia, mencapai 28% dari total penduduk nasional. Menariknya, 99% dari mereka merupakan digital native yang sangat akrab dengan teknologi dan dunia maya.
Namun, di balik potensi besar itu, literasi ekonomi syariah di Indonesia masih tertinggal. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi ekonomi syariah baru mencapai 24%. Padahal, menurut Kak Ucu, mahasiswa ekonomi syariah memiliki peran strategis untuk menjembatani kesenjangan tersebut dengan menjadi agen perubahan dan penyebar literasi di masyarakat.
“Langkah kecil seperti melakukan survei literasi di kalangan mahasiswa bisa menjadi kontribusi nyata. Dari situ kita mulai meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap konsep ekonomi syariah dan ZISWAF,” ujar Kak Ucu.
Di era digital saat ini, kemajuan teknologi menjadi pedang bermata dua. Banyak anak muda yang menggunakan internet hanya untuk hiburan, bukan untuk memperkaya pengetahuan. Fenomena ini disebut brain root, yaitu menurunnya daya pikir kritis akibat terlalu banyak konsumsi konten ringan. “Kuncinya bukan menjauh dari teknologi, tapi mengendalikannya,” tegasnya.
Kak Ucu juga menyoroti gaya hidup konsumtif yang kini menjebak banyak anak muda dalam jeratan pinjaman online (pinjol). Ia mengajak generasi muda untuk menggunakan potensi dan kemampuan yang dimiliki untuk hal-hal yang bermanfaat, bukan yang merugikan diri sendiri.
Secara global, ekonomi syariah menunjukkan tren yang sangat positif. Nilai asetnya telah mencapai USD 1,87 triliun dan diperkirakan akan tumbuh hingga USD 6,4 triliun pada tahun 2030. Indonesia sendiri menempati posisi ke-3 dunia dalam implementasi ekonomi syariah, dengan sektor unggulan seperti pariwisata halal, keuangan syariah, pendidikan, dan ekonomi kreatif. Meski begitu, masih terdapat kesenjangan yang perlu diatasi melalui peran aktif generasi muda.
Sebagai bagian dari 99% pengguna internet, Gen Z diharapkan dapat menjadi duta literasi ekonomi syariah dengan memulai dari hal-hal sederhana: memilih produk halal, menerapkan gaya hidup syariah, dan menyebarkan ilmu dari kajian maupun riset kampus.
Dalam penutupnya, Kak Ucu menyampaikan pesan yang menggugah: “Ekonomi syariah tidak menunggu lahirnya generasi yang sempurna, melainkan menanti hadirnya generasi yang memiliki nilai dan kemauan untuk bergerak. Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil dan niat yang tulus. Minimal, kita bisa menuliskan, mempelajari, dan menyebarkan semangat ekonomi syariah itu sendiri. Jangan merasa belum siap untuk belajar, karena setiap pengetahuan yang kita pelajari hari ini adalah bagian dari kontribusi kita untuk masa depan ekonomi umat.”
Melalui Kajian Hitz I ini, diharapkan semakin banyak mahasiswa dan generasi muda yang terinspirasi untuk mengambil peran nyata dalam membangun ekonomi syariah Indonesia yang inklusif, berkelanjutan, dan berdaya saing global.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
