Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ERLANGGA PRADIPA JAYA

Pengaruh Gadget terhadap Kualitas Tidur Menurut sudut pandang Biopsikologi

Edukasi | 2025-10-22 12:37:17

 

Pendahuluan

Pernahkah kamu merasa pusing dan sulit tidur setelah berlama-lama menggunakan gadget seperti smartphone? Entah itu bermain game, menonton video, atau sekerdar scrolling media sosial. Meski terlihat sepele, namun kebiasaan itu ternyata dapat mempengaruhi kualitas tidur kita. Gadget kita yang terang membuat otak kita bekerja lebih keras dari yang kita bayangkan. Dari sudut pandang biopsikologi, hal ini berkaitan dengan sistem saraf, hormon, dan lain-lain, yang mengatur pola tidur kita.

Gadget dan Ritme Sirkadian Tubuh

Tubuh manusia memiliki jam biologis alami yang biasa disebut dengan ritme sirkadian. Jam ini diatur oleh bagian otak yang Bernama nukleus suprachiasmatic di hipotalamus. Bagian ini menerima sinyal dari cahaya yang masuk melalui mata dan mengatur kapan tubuh harus merasa terlindungi atau ditakuti. Namun masalahnya biru dari layar gadget dapat menipu otak, membuatnya mengira kalau ini masih siang hari (Julia Novita, 2023). Akibatnya, produksi hormon melatonin yaitu hormon yang membantu kita tidur, menjadi terhambat. Inilah sayangnya mengapa seseorang bisa tetap terjaga hingga laurt malam meskipun tubuh sebenarnya Lelah.

Penelitian menunjukkan bahwa individu yang menggunakan hp lebih dari 4jam perhari mengalami penurunan kualitas tidur yang signifikan dibandingkan mereka yang menggunakan lebih jarang (VITAMIN,2025). Gangguan tidur yang timbul biasanya membuat kita jadi kesulitan untuk tertidur, sering terbangun di malam hari, atau tidur yang tidak nyenyak. Hal ini membuktikan bahwa paparan radiasi dan stimulasi dari gadget berperan besar dalam mempengaruhi ritme sirkadian.

Pengaruh Kecanduan Gadget terhadap Kualitas Tidur Menurut Perspektif Biopsikologi

Dari sudut pandang biopsikologi, kecanduan gadget tidak jauh berbeda dengan kecanduan lainnya seperti rokok atau gula. Saat seseorang menerima pemberitahuan, mendapat suka, atau menyelesaikan level permainan, otak akan melepaskan zat kimia yang disebut dopamin. Dopamin bertugas membuat seseorang merasa senang dan puas. Yang menarik adalah pelepasan dopamin ini tidak selalu teratur, melainkan datang secara tak terduga. Pola ini disebut penguatan intermiten, sehingga otak terus mencari pengalaman yang membuatnya merasa senang (Christiani, 2021).

Akibatnya, seseorang semakin terdorong untuk menggunakan gadget, meski tidak ada alasan khusus. Sistem dianugerahi di otak, yang terdiri dari area seperti ventral tegmental area (VTA) dannucleus accumbens (NAc), menjadi sangat aktif. Ketika sistem ini bekerja terus-menerus, fungsi korteks prefrontal—bagian otak yang mengatur kendali diri—akan semakin melemah. Itulah sebabnya seseorang bisa terus menggulir media sosial hingga lupa waktu tidur (Sari, 2020).

Stres dan Aktivasi Sistem Saraf

Menggunakan gadget terlalu sering dapat menyebabkan stres meningkat. Orang-orang kesulitan tidur bukan hanya karena radiasi dari hp, tetapi karena pikiran masih aktif karena terlalu sering melihat berbagai jenis konten. Ketika ini terjadi, sistem saraf simpatik yang bekerja saat tubuh dalam keadaan waspada atau siap bertindak akan menjadi lebih kuat (Rahmawati & Suryani, 2021). Tubuh akan melepaskan hormon kortisol yang membuat seseorang tidak merasa mengantuk. Jika hal ini terjadi terus-menerus, tubuh akan lebih sulit untuk mencapai fase deep sleep, jadi tidur pun tidak nyenyak.

Penelitian lain menunjukkan bahwa penggunaan gadget sebelum tidur dapat meningkatkan aktivitas gelombang otak beta, yang menandakan otak sedang dalam keadaan aktif dan waspada (Putri, 2023). Padahal, untuk bisa tidur nyenyak, otak harus menurunkan aktivitasnya ke gelombang alfa dan delta. Maka tak heran jika seseorang yang terbiasa memainkan ponsel sebelum tidur merasa masih lelah meskipun sudah tidur cukup lama.

Dampak Jangka Panjang terhadap Otak dan Tubuh

Kecanduan penggunaan gadget yang tidak terkontrol tidak hanya bisa mengganggu tidur saja, tetapi juga dapat mengubah cara kerja otak. Penggunaan hp yang terlalu lama bisa membuat tubuh menjadi kurang peka terhadap dopamin, sehingga seseorang membutuhkan lebih banyak pemicu agar bisa merasa senang. Kondisi ini bisa menyebabkan gejala seperti mudah lelah, kesulitan berkonsentrasi, dan perubahan suasana hati. Jika terus dibiarkan, hal ini dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, daya ingat, dan keseimbangan hormon (Julia Novita, 2023; VITAMIN, 2025).

Kesimpulan

Dari apa yang dijelaskan di atas, bisa dipastikan bahwa kecanduan dapat mempengaruhi kualitas tidur kita. Radiasi dari gadget menekan produksi melatonin, dopamin membuat otak sulit berhenti mencari kesenangan, dan stres kondisi membantu tubuh menjelang tidur. Semua proses ini saling berkaitan dengan sistem saraf kita. Jadi, mulai sekarang, bijaklah menggunakan gadget, apalagi menjelang waktu tidur. Pastikan ponsel 30 menit sebelum tidur, menggunakan mode malam, atau kamu bisa mengganti kebiasaan menjadi membaca buku agar otak dapat lebih rileks.

Referensi

Yulia Novita. (2023). Hubungan Intensitas Penggunaan Smartphone terhadap Kualitas Tidur Remaja.

Jurnal VITAMIN. (2025). Penggunaan Gadget dan Dampaknya terhadap Kualitas Tidur Mahasiswa.

Sari, PD (2020). Kecanduan Media Sosial Ditinjau dari Perspektif Biopsikologi.

Christiani, E. (2021). Dopamin dan Sistem Reward pada Pengguna Gadget.

Rahmawati, L., & Suryani, T. (2021). Hubungan Penggunaan Gadget dengan Tingkat Stres dan Gangguan Tidur.

Putri, A. (2023). Aktivitas Gelombang Otak dan Pola Tidur pada Pengguna Smartphone Larut Malam.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image