Cinta dan Kasih Keluarga Dengan Penuh Kehangatan Dalam Prespektif Biopsikologi
Eduaksi | 2025-10-19 07:53:15Cinta dan kasih adalah dua jenis emosi positif yang membuat suatu hubungan terasa nyaman dan aman saat dijalani. Secara umum, kasih adalah emosi yang kuat untuk memberikan yang terbaik antar sesama, seringkali dengan mengutamakan keinginan mereka. Sedangkan cinta adalah emosi kasih sayang yang kuat, dan perasaan suka terhadap sesuatu Dalam konteks keluarga, cinta dan kasih tidak hanya menjadi sumber kebahagiaan, tetapi juga fondasi utama dalam membentuk kepribadian, empati, dan kesejahteraan psikologis setiap anggotanya. Dengan demikian, menjaga dan menumbuhkan cinta serta kasih sayang di antara anggota keluarga merupakan hal yang esensial untuk menciptakan kehidupan yang harmonis dan penuh makna. Kedua emosi ini pastinya saling melengkapi dan menciptakan rasa kehangatan dak kebeersamaan di dalam keluarga.
Iklim kasih sayang yang terjalin dalam keluarga menjadi fondasi utama bagi tumbuhnya perilaku positif, rasa aman, dan stabilitas emosi pada anak. (Halimatussyadiah, Fauziah, dan Mulyana 2021).
Cinta dan kasih yang kita dapatkan dari keluarga kita menjadikan sumber utama bagi kita agar membentuk kepribadian yang sejahtera secara emosional. Menciptakan keluarga yang harmonis juga tidak gampang, di dalam keluarga itu harus merasakan empati, kehangatan serta dukungan yang menjadi dasar tumbuhnya sesorang.
Melalui cinta dan kasih keluarga nantinya mampu menciptakan ikatan yang kuat pada setiap manusia. Dalam keluarga yang penuh kasih, setiap anggota mampu menerima perbedaan, memaafkan kesalahan, dan saling mendukung dalam menghadapi masalah. Dengan adanya kasih sayang, konflik dapat diselesaikan secara bijak tanpa menimbulkan perpecahan. Kasih juga menumbuhkan rasa saling menghargai dan mempererat ikatan batin antaranggota keluarga.
Dalam perspektif psikologi keluarga, cinta dan kasih juga diungkapkan melalui tindakan nyata seperti perhatian, dukungan emosional, dan kepedulian terhadap kebutuhan anggota keluarga (Sugiyono, 2019). Cinta dan kasih keluarga dalam prespektif biopsikologi merupakan respons yang kompleks dengan melibatkan interaksi antara psikologis dan neurolog
Psikologis adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pikiran, mental, dan perilaku manusia. Sedangkan neurologis adalah istilah yang merujuk pada sistem saraf dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, meliputi otak, sumsum tulang belakang, dan saraf-saraf lainnya Keluarga merupakan tempat pertama seseorang mendapatkan ilmu, kehidupan yang bermoral serta makna cinta dan kasih dalam keluarga. Cinta dan kasih dalam keluarga juga berdampak positif terhadap perkembangan psikologis setiap manusia. Cinta dan kasih sangat berpengaruh pada Kesehatan mental manusia. Dampak psikologis seseorang yang mendapatkan cinta dan kasih dari keluarga seperti, memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Pada saat seseorang yang mendapat cinta dan belas kasih keluarga yang tulus, ia akan menerima semua hal yang terjadi pada dirinya denga apa adanya. Menubuhkan rasa aman merupakan dasar pembentukan rasa percaya tinggi serta akan lebih berani dalam mengungkapkan isi hatinya bahkan ia tidak takut gagal untuk mencoba hal baru.
Berikutnya mengembangkan berempati dan kepedulian sosial. Seseorang yang menerima cinta dan kasih lebih mudah peka terhadap perasaan orang lain. Keluarga yang mengajarkan cinta dan kasih pastinya mengajarkan kita tentang cara menghargai orang lain dan peduli terhadap seseama atau yang membutuhkan. Terakhir adalah seseorang mampu mengendalikan emosi. Dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada kita mampu membuat kita mengendalikan stress serta mengendalikan cemas secara berlebihan. Kita tidak akan merasa kesepian karena kita memiliki tempat berbagi cerita yaitu keluarga sebagai tempat kita untuk pulang.
Cinta dan kasih dalam keluarga tidak hanya berdampak atau mempengaruhi psikologis saja namun dapat mempengaruhi neurologis yaitu peningkatan Hormon Oksitosin atau Hormon dan kepercayaan. Hormon Oksitosin adalah hormon yang berkaitan dengan perasaan cinta, kasih sayang, emosi yang stabil dan ketertarikan antar manusia. Beberapa studi menunjukkan bahwa hormon oksitosin juga berperan menumbuhkan rasa cinta dan kasih sayang antara ibu dan anak. Studi tersebut menyebutkan bahwa ibu yang memiliki hormon oksitosin lebih tinggi cenderung akan lebih aktif dan cermat merawat anaknya.
Hormon oksitosin juga disebut berperan dalam merangsang sentuhan fisik antara ibu dan ayah dengan anaknya, sehingga ikatan antara orang tua dan anaknya menjadi lebih kuat. Aktivitas oksitosin juga menurunkan kadar hormon stres seperti kortisol, sehingga tubuh dan otak merasa lebih tenang dan nyama. Kemudian aktivasi sistem reward otak (dopamin). Ketika seseorang merasa dicintai, merasa diberi kasih sayang yang cukup otak kita akan mengaktifkan sistem dopaminergic area tegmental ventral (VTA) dan nukleus accumbens terhubung oleh jalur mesolimbik dopamin, yang menjadi sirkuit penghargaan utama di otak. Ketika VTA melepaskan dopamin sebagai respons terhadap stimulus penghargaan, dopamin dilepaskan ke nukleus accumbens, yang memicu rasa puas dan motivasi untuk mengulang perilaku tersebut. Jalur ini juga sangat penting untuk motivasi, pembelajaran, emosi. Sehingga membuat seseorang merasa Bahagia dan mendapatkan motivasi dari keluarga.
Terakhir adalah penurunan aktivitas amygdala. Amygdala adalah organ dalam otak besar yang berperan penting dalam mengendalikan emosi, memori emosional dan respon stress. Aktivitas amygdala akan berkurang karena tidak ada ancaman yang dirasakan, serta memicu respons "lawan atau lari" atau “fight or flight” response yang tidak perlu. Fight or Flight response adalah respons alami tubuh untuk menghadapi situasi yang menyebabkan stres atau mengancam. Dalam situasi yang positif, respons emosional yang lebih tenang dan positif terjadi karena adanya keseimbangan antara amygdala dan korteks prefrontal, pusat rasional otak.
Cinta dan kasih dalam keluarga merupakan dasar penting bagi terciptanya kehidupan yang harmonis, sehat, dan sejahtera, baik secara psikologis maupun neurologis. Dalam perspektif biopsikologi, kedua emosi positif ini berperan dalam membentuk kepribadian, mengatur keseimbangan emosi, serta menjaga kesehatan otak dan sistem saraf. Dari sisi psikologis, cinta dan kasih keluarga menumbuhkan rasa aman, percaya diri, empati, serta kemampuan mengendalikan stres dan emosi negatif. Sementara dari sisi neurologis, cinta dan kasih sayang memicu pelepasan hormon oksitosin dan dopamin yang menimbulkan rasa bahagia, ketenangan, dan ikatan emosional yang kuat antaranggota keluarga, serta menurunkan aktivitas amigdala yang berhubungan dengan rasa takut dan stres.
Dengan demikian, cinta dan kasih keluarga bukan sekadar perasaan emosional, tetapi juga proses biologis yang nyata dan mendalam, yang membentuk individu menjadi pribadi yang stabil, bahagia, dan penuh kasih. Keluarga yang saling mencintai dan mengasihi tidak hanya menciptakan keharmonisan, tetapi juga menjadi sumber kekuatan utama bagi perkembangan mental dan kesejahteraan setiap anggotanya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
