Maraknya Kasus Pedofil di Roblox: Dunia Game Anak yang Tak Selalu Aman
Eduaksi | 2025-10-08 13:11:48
Roblox, sebuah platform permainan online yang populer di kalangan anak-anak dan remaja, kini sedang berada dalam sorotan tajam publik. Di balik tampilan menarik dan konsep permainan edukatifnya, Roblox ternyata menyimpan bahaya besar munculnya kasus-kasus pedofil dan pelecehan anak yang semakin marak di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah kasus terungkap dan menggemparkan publik. Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) Surabaya menemukan lebih dari 10 permainan di Roblox yang mengandung unsur pornografi, sadisme, hingga pergaulan bebas. Menurut Komnas PA, game semacam ini berpotensi merusak mental anak dan menjadi pintu masuk bagi para predator untuk mendekati korban.
Tak hanya di Indonesia, kasus serupa juga muncul di berbagai negara. Di Amerika Serikat, Roblox digugat oleh Jaksa Agung Louisiana karena dianggap gagal melindungi anak-anak dari predator seksual. Dalam gugatan itu disebutkan, platform ini menjadi tempat yang "subur" bagi pelaku kejahatan seksual karena lemahnya sistem keamanan dan verifikasi usia.
Menanggapi kritik yang semakin keras, Roblox mengklaim telah memperketat kontrol orang tua (parental control), menambahkan filter chat berbasis AI, serta membatasi fitur pesan langsung (DM) bagi pengguna di bawah 13 tahun. Mereka juga tengah mengembangkan sistem verifikasi usia melalui identitas digital untuk meminimalkan penyalahgunaan akun.
Namun, berbagai lembaga perlindungan anak menilai langkah tersebut masih belum cukup. Diperlukan regulasi pemerintah yang lebih tegas, serta kolaborasi antara orang tua, sekolah, dan otoritas digital untuk memastikan anak-anak benar-benar aman dari ancaman predator daring.
Kasus pedofil di Roblox menjadi cermin bahwa dunia digital yang tampak menyenangkan bisa menjadi tempat berbahaya jika tidak diawasi dengan serius. Anak-anak adalah pengguna paling rentan, sementara predator semakin canggih dalam menyamarkan diri.
Kesimpulan:
Maraknya kasus pedofil di Roblox menunjukkan bahwa dunia digital tidak selalu seaman yang dibayangkan, terutama bagi anak-anak dan remaja. Meskipun Roblox diciptakan sebagai wadah bermain dan berkreasi, lemahnya pengawasan dan verifikasi usia telah membuka peluang bagi predator seksual untuk beraksi. Kasus yang muncul di berbagai negara, termasuk Indonesia, menjadi bukti bahwa ancaman ini nyata dan serius.
Saya Husein Alvin Abdul Haq dari Universitas Airlangga dengan Prodi Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol, yang merupakan salah satu player Roblox. Dapat menyimpulkan bahwa sebaiknya orang tua lebih memperhatikan anaknya dalam berinteraksi di dunia maya termasuk dalam platform Roblox.
Anak-anak perlu dibekali dengan literasi digital sejak dini agar mampu mengenali bahaya dan melindungi diri dari interaksi berisiko di dunia maya. Kasus pedofil di Roblox menjadi pengingat bahwa kemajuan teknologi harus diimbangi dengan tanggung jawab moral dan sosial untuk menciptakan ruang digital yang benar-benar aman bagi generasi muda.
Referensi
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
