Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Laura Lubis

Teknologi dan Kewarganegaraan: Membangun Generasi Digital yang Berkarakter

Teknologi | 2025-10-06 21:16:57

Di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi, kehidupan manusia kini telah berpindah sebagian besar ke ruang digital. Mulai dari belajar, bekerja, hingga bersosialisasi, semuanya dilakukan secara online. Kondisi ini membuka peluang besar, tetapi juga menghadirkan tantangan baru: penyalahgunaan data, penyebaran hoaks, kejahatan siber, dan bahkan penyimpangan etika dalam penggunaan kecerdasan buatan (AI).

Dalam situasi seperti ini, pertanyaan penting muncul: Apakah cukup bagi mahasiswa teknik informatika hanya memahami aspek teknis seperti coding, algoritma, dan jaringan komputer tanpa memahami nilai-nilai etika dan kewarganegaraan? Jawabannya tentu tidak.

Mengapa Pendidikan Kewarganegaraan Penting di Dunia Teknologi

Mahasiswa teknologi informasi bukan hanya calon ahli IT, tetapi juga warga digital (digital citizen). Sama seperti kehidupan nyata, dunia digital juga memiliki hak, kewajiban, serta norma yang perlu dipatuhi agar kehidupan bersama tetap aman dan tertib.

Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peran penting dalam membentuk pemahaman itu. PKn tidak hanya berbicara soal negara dan konstitusi, tetapi juga tentang nilai-nilai moral, tanggung jawab sosial, dan kesadaran hukum di era digital.

Beberapa hal yang dapat dipelajari melalui PKn bagi mahasiswa informatika antara lain:

 

  • Kesadaran menjaga data pribadi orang lain, sebagai bentuk tanggung jawab sosial.
  • Menghargai hak cipta digital, termasuk kode, desain, dan konten kreatif.
  • Beretika dalam komunikasi digital, baik di media sosial, forum profesional, maupun lingkungan kerja daring.
  • Menjunjung nilai keadilan dan kejujuran, terutama saat berhadapan dengan proyek, riset, atau data pengguna.

Dengan pemahaman itu, mahasiswa tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pembangun ekosistem digital yang sehat dan beretika.

Etika Profesi di Era Digital

Dunia kerja di bidang teknologi kini sangat kompleks. Seorang pengembang aplikasi, analis data, atau ahli keamanan siber kerap dihadapkan pada situasi yang menuntut keputusan etis. Beberapa contoh nyata misalnya:

  • Apakah data pengguna boleh digunakan untuk kepentingan bisnis tanpa izin?
  • Bagaimana jika algoritma yang dirancang ternyata menimbulkan diskriminasi?
  • Apa yang harus dilakukan jika menemukan kebocoran data dalam sistem perusahaan?

Masalah-masalah seperti ini tidak dapat diselesaikan hanya dengan kemampuan teknis. Diperlukan integritas, rasa tanggung jawab, dan nilai moral — hal-hal yang ditanamkan melalui Pendidikan Kewarganegaraan.

Nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, dan kepedulian terhadap kepentingan publik menjadi fondasi etika profesi digital yang tidak tergantikan.

Integrasi PKn dalam Pendidikan Mahasiswa Informatika

Perguruan tinggi memiliki peran besar untuk menanamkan karakter tersebut. Pembelajaran PKn dapat dikemas secara kontekstual dengan bidang teknologi, misalnya dengan:

  • Diskusi dan debat etika teknologi seperti AI, privasi data, dan regulasi siber.
  • Studi kasus pelanggaran etika digital di Indonesia maupun internasional.
  • Proyek reflektif, di mana mahasiswa mengaitkan inovasi teknologi dengan nilai kemanusiaan dan kebangsaan.

Dengan cara ini, mahasiswa tidak hanya berpikir “bagaimana teknologi bekerja”, tetapi juga “apa dampak teknologi terhadap masyarakat dan negara”.

Menjadi Warga Digital yang Bertanggung Jawab

Teknologi memberi kekuatan luar biasa bagi penggunanya. Namun, seperti kata pepatah: “Dengan kekuatan besar datang tanggung jawab besar.” Mahasiswa teknik informatika perlu menyadari bahwa setiap baris kode yang mereka tulis dapat memengaruhi kehidupan banyak orang. Karena itu, kesadaran sebagai warga negara yang menjunjung nilai Pancasila, hukum, dan etika sosial harus menjadi landasan dalam setiap karya teknologi.

Lulusan IT di masa depan tidak cukup hanya menjadi pekerja digital (digital worker) yang kompeten, tetapi harus menjadi warga digital (digital citizen) yang beretika, berpikir kritis, dan berkontribusi positif bagi bangsa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image