Kabinet Baru, Harapan Lama: Mampukah Reshuffle Kabinet Dapat Meredam Kekecewaan Publik
Sejarah | 2025-10-01 21:00:50
Jakarta - Reshuffle perdana Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto memunculkan beragam interpretasi sekaligus memantik perdebatan. Bagi sebagian pihak, langkah ini dilihat sebagai bentuk penyegaran, sebuah cara Presiden menunjukkan kepedulian terhadap aspirasi publik, merespons dinamika sosial, dan berupaya meningkatkan kinerja pemerintahan. Namun, di sisi lain, muncul keraguan di tengah masyarakat: apakah reshuffle ini benar-benar menandai arah perubahan, atau sekadar menjadi rotasi politik yang hanya menggeser posisi kekuasaan tanpa substansi baru?
Dalam perspektif komunikasi kritis, reshuffle bukan sekadar langkah administratif, melainkan pesan politik yang penuh simbol dan kepentingan. Pergantian Sri Mulyani dengan Purbaya Yudhi Sadewa di Kementerian Keuangan, misalnya, dipersepsikan beragam: ada yang menilai sebagai strategi memperkuat agenda pembangunan, namun banyak pula yang melihatnya sebagai kompromi politik yang berisiko pada kredibilitas fiskal. Reaksi pasar yang negatif menunjukkan bahwa legitimasi kebijakan tidak bisa dibangun hanya lewat retorika optimistis.
Walaupun begitu, reshuffle kabinet tetap menumbuhkan secercah harapan. Bagi publik, setiap kali ada pergantian menteri, selalu ada peluang munculnya perubahan positif. Namun, harapan itu berada sangat dekat dengan potensi kekecewaan, terutama bila pejabat baru justru mengulang kebiasaan lama: kurang transparan, lebih fokus pada konsolidasi politik, dan mengabaikan partisipasi masyarakat. Dari sosok Sri Mulyani, masyarakat telah melihat pentingnya kredibilitas fiskal dan ketegasan komunikasi. Dari Abdul Kadir Karding, masih tersisa pekerjaan rumah besar dalam isu perlindungan pekerja migran. Sementara dari Budi Arie, janji memperkuat koperasi belum sepenuhnya terwujud. Semua pengalaman tersebut menjadi tolok ukur bagi penggantinya. Apakah mampu menutup celah yang ada sekaligus meneruskan capaian yang sudah baik.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
