Raih Pendanaan PKM 2025, Mahasiswa UNAIR Inovasikan Nasal Nano-Spray sebagai Terapi Adiksi Nikotin
Edukasi | 2025-09-30 15:03:31SURABAYA – Tim mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) yang dibimbing oleh Dr. Andang Miatmoko, S.Farm., M.Pharm.Sci., Ph.D., Apt, dosen dari Fakultas Farmasi UNAIR, berhasil meraih pendanaan untuk penelitian inovatif: sebuah semprot hidung (nasal spray) berbasis nanoteknologi yang ditargetkan dapat mengatasi kecanduan nikotin. Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta (PKM-RE) berjudul “Inovasi Nasal Nano-Spray Epigallocatechin gallate (EGCG) sebagai Upaya Penanganan Adiksi Nikotin” tersebut lolos pendanaan Ditjen Belmawa pada 2025.
Inovasi ini lahir dari keprihatinan akan tingginya angka perokok remaja di Indonesia. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 menunjukkan bahwa 56,5% perokok aktif berasal dari kelompok usia 15-19 tahun.
“Kebanyakan remaja perokok percaya bisa berhenti jika mau, tetapi pada kenyataannya, nikotin sangat adiktif dan membuat proses berhenti itu sangat sulit. Kami ingin menawarkan solusi yang efektif dan non-invasif,” ujar Syalsabila Aisyah Rahmawati, selaku ketua tim.
Zat Unik dari Teh Hijau
Kunci inovasi ini terletak pada pemanfaatan Epigallocatechin gallate (EGCG), senyawa antioksidan kuat yang banyak ditemukan dalam daun teh hijau. Riset terdahulu membuktikan EGCG mampu mengurangi efek ‘senang’ (reward effect) yang ditimbulkan oleh nikotin di otak dengan cara menekan produksi radikal bebas (ROS) dan melindungi sistem antioksidan alami tubuh.
“Masalahnya, EGCG memiliki keterbatasan dalam penyerapan jika diminum secara oral. Oleh karena itu, kami mengembangkan sistem penghantaran langsung ke otak melalui rute hidung atau nasal,” tambahnya.
Teknologi Nano untuk Efek Lebih Optimal
Tim yang terdiri dari lima mahasiswa, yaitu Syalsabila Aisyah Rahmawati, Tsabitah Haura Rachman, Aisha Bella Calvina, Fauziyyah Labibah, dan Venlie Sanjaya, ini merancang formulasi EGCG dalam sistem nanospanlastic—penghantar obat dalam skala nanometer yang membungkus (enkapsulasi) zat aktif—lalu dikemas dalam nasal spray. Penelitian ini juga akan menguji efektivitas sediaan ini secara in vivo.
“Rute hidung memiliki banyak keunggulan. Obat bisa langsung terserap ke pembuluh darah otak tanpa melalui metabolisme di hati, sehingga efeknya lebih cepat dan bioavailabilitasnya lebih tinggi,” tambah Syalsabila.
Dukungan dan Harapan Ke Depan
Luaran yang ditargetkan dari penelitian ini tidak hanya laporan ilmiah, tetapi juga sosialisasi hasilnya melalui media sosial Instagram untuk menjangkau edukasi kesehatan yang lebih luas, khususnya bagi generasi muda.
Dengan inovasi ini, tim mahasiswa UNAIR berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam menekan angka kecanduan rokok dan mendukung tercapainya tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) poin ketiga, yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
