Kesepian di Tengah Hiruk Pikuk Media Sosial, Ancaman Asosial Generasi Z
Info Terkini | 2025-09-30 09:03:05Perasaan terhubung di sosial media tidak berarti menghilangkan perasaan sepi. Seseorang bisa begitu aktif di dunia maya tetapi minim interaksi sosial.
Fenomena ini menarik perhatian mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Muhammadyah Yogyakarta (UMY). Mereka melakukan riset berjudul "Loneliness in the Crowd: Eksplorasi Literasi Media Digital pada Fenomena Kesepian di TikTok melalui Konfigurasi Kajian Hiperrealitas Audiovisual".
Menurut teori hiperrealitas, representasi digital kerap dianggap lebih 'nyata' daripada realitas itu sendiri, sehingga emosi yang dibentuk media dapat mempengaruhi kesehatan mental dan hubungan sosial seseorang. ( Detik.com, kamis 18/09/2025).
Dalam era global di tengah hiruk-pikuk bermedia sosial saat ini, hampir setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat tak luput dengan penggunaan sosial media. Masyarakat di sibukkan dengan aktifitas dunia maya, namun juga membuat masyarakat banyak yang merasa kesepian terutama gen z. Mereka yang merasa paling kesepian, insecure bahkan mengalami kesehatan mental. Walaupun pada faktanya gen z memiliki kecerdasan yang luar biasa apalagi dalam bersosial media.
Di kehidupan nyata mereka rapuh dan mudah terombang ambing tanpa arah tujuan yang pasti. Semua ini bukan sekedar persoalan kurangnya literasi digital dan manajemen dalam penggunaan gawai media sosial, namun industri kapitalis telah membuat arus di sosial media menumbuhkan sikap asosial mulai dari lingkungan keluarga sampai bermasyarakat. Sulit bergaul di dunia nyata, bahkan di tengah keluarga pun pola hubungan di antara anggota keluarga terasa jauh dan asing. Serta sikap acuh dan tidak peduli dengan apa yang terjadi di lingkungan sekitar.
Sikap asosial dan perasaan kesepian ini akan berdampak buruk dan merugikan umat. Terlebih bagi generasi muda yang sebenarnya punya potensi besar untuk menghasilkan karya-karya produktif, akan menjadi generasi yang lemah tak berdaya. Kepedulian terhadap persoalan umat juga tak akan mampu dipotret oleh masyarakat yang terjebak dalam kesepian dirinya.
Masyarakat harus menyadari pengaruh media sosial yang tidak dikelola dengan bijak akan menjadikan banyak orang makin asosial dan merasa kesepian di tengah keramaian. Fenomena ini akan merugikan umat.
Masyarakat harus menjadikan Islam sebagai identitas utama, sehingga tidak terus menerus menjadi korban sistem sekuler liberal. Dengan pemahaman Islam yang mendalam akan mampu menghasilkan generasi yang tangguh serta memilki potensi pemikiran yang cemerlang. Generasi yang peduli dengan kondisi umat dan bersosial dengan baik di kehidupan nyata maupun Maya, sehingga tidak merasa asing dan kesepian.
Peran negara pun sangat penting dalam mengendalikan pemanfaatan dunia digital dan mendorong masyarakat khususnya generasi muda agar tetap produktif dan berkontribusi dalam menyelesaikan problematika umat. Itu semua dapat terlaksana jika, aturan Allah SWT yang diterapkan dalam segala Aspek kehidupan. Dan diikat dengan sistem Daulah Islam yang akan mampu menerapkan aturan Allah SWT dalam segala aspek kehidupan dalam satu komando kepemimpinan Kholifah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
